Tampilkan postingan dengan label hukum. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label hukum. Tampilkan semua postingan

Undang-Undang Nan Salapan

 

OLEH:
Puti Reno Raudha Thaib
Tuanku Gadih Pagaruyuang
Ketua Umum Bundo Kanduang Sumatera Barat

MantagismeDalam mengatur ketertiban kehidupan masyarakat, Datuk Ketumanggungan dan Datuk Perpatih Nan Sabatang telah menyusun suatu perundang-undangan guna memeriksa tiap-tiap bentuk pelanggaran atau kejahatan yang dilakukan seseorang  yang disebut dengan Undang-Undang Nan Duo Puluah.

Sedangkan Undang-undang Nan Salapan merupakan bahagian dari Undang-Undang nan duopuluah. Bahagian lainnya adalah Undang-Undang Nan Duo Baleh. Undang-undang Nan Salapan memuat keterangan tentang jenis kejahatan, tertuju kepada fiil. Sedangkan Undang-undang nan Duobaleh tertuju pada cemo (citraan) dan tuduh. Setiap pasal kejahatan mengandung dua jenis kejahatan yang hampir sama tetapi ukuran atau takarannya berbeda, seperti berikut;

Dago dagi mambari malu, Sumbang salah laku parangai, Samun saka tagak di bateh, Umbuak umbai budi marangkak, Curi maliang taluak dindiang, Upeh racun sayak batabuang, Sia baka puntuang suluah, Tikam bunuah padang badarah [1]

Framing Menggauli Binatang oleh Pembenci Islam

 


๐‘ฏ๐‘จ๐‘ซ๐‘ฐ๐‘ป๐‘บ: ๐‘ด๐‘ฌ๐‘ต๐‘ฎ๐‘ฎ๐‘จ๐‘ผ๐‘ณ๐‘ฐ ๐‘ฉ๐‘ฐ๐‘ต๐‘จ๐‘ป๐‘จ๐‘ต๐‘ฎ ๐‘ฎ๐‘จ ๐‘จ๐‘ท๐‘จ-๐‘จ๐‘ท๐‘จ ๐‘ซ๐‘จ๐‘ณ๐‘จ๐‘ด ๐‘ฐ๐‘บ๐‘ณ๐‘จ๐‘ด?

Rabbanians | Ini merupakan sebuah hadits yang sering diframing di tiktok oleh para pendengki Islam dan kaum Terjemahan. Hadits ini berbunyi sebagai berikut:

ูˆَู‚َุฏْ ุฑَูˆَู‰ ุณُูْูŠَุงู†ُ ุงู„ุซَّูˆْุฑِูŠُّ ุนَู†ْ ุนَุงุตِู…ٍ ุนَู†ْ ุฃَุจِูŠ ุฑُุฒَูŠْู†ٍ ุนَู†ْ ุงุจْู†ِ ุนَุจَّุงุณٍ ุฃَู†َّู‡ُ ู‚َุงู„َ ู…َู†ْ ุฃَุชَู‰ ุจَู‡ِูŠู…َุฉً ูَู„َุง ุญَุฏَّ ุนَู„َูŠْู‡ِ ุญَุฏَّุซَู†َุง ุจِุฐَู„ِูƒَ ู…ُุญَู…َّุฏُ ุจْู†ُ ุจَุดَّุงุฑٍ ุญَุฏَّุซَู†َุง ุนَุจْุฏُ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุจْู†ُ ู…َู‡ْุฏِูŠٍّ ุญَุฏَّุซَู†َุง ุณُูْูŠَุงู†ُ ุงู„ุซَّูˆْุฑِูŠُّ ูˆَู‡َุฐَุง ุฃَุตَุญُّ ู…ِู†ْ ุงู„ْุญَุฏِูŠุซِ ุงู„ْุฃَูˆَّู„ِ ูˆَุงู„ْุนَู…َู„ُ ุนَู„َู‰ ู‡َุฐَุง ุนِู†ْุฏَ ุฃَู‡ْู„ِ ุงู„ْุนِู„ْู…ِ ูˆَู‡ُูˆَ ู‚َูˆْู„ُ ุฃَุญْู…َุฏَ ูˆَุฅِุณْุญَู‚َ
Artinya: Dan Sufyan Ats Tsauri, telah meriwayatkan dari 'Ashim dari Abu Ruzain dari Ibnu Abbas bahwa ia pernah berkata: Barangsiapa menggauli binatang maka tidak ada hukuman atasnya. Telah menceritakan dengan hadits itu kepada kami Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Mahdi telah menceritakan kepada kami Sufyan Ats Tsauri, hadits ini lebih shahih dari hadits pertama. Hadits ini menjadi pedoman amal menurut para ulama, ini menjadi pendapat Ahmad dan Ishaq.

Terjemahan "Barangsiapa menggauli binatang maka tidak ada hukuman atasnya" telah dimanfaatkan oleh pendengki Islam untuk mempengaruhi umat Islam yang awam di media sosial dengan narasi bahwa Islam memperbolehkan menggauli binatang.

MINANGKABAU ADAT TERTUA DIDUNIA

 

Pict: kompaskompas

Ciloteh Tanpa Suara#12- Membaca buku “Het rechtsleven bij de Minangkabausche Maleiรซrs” [Kehidupan Hukum Dikalangan Melayu Minangkabau], yang ditulis oleh Mr. G.D. Willinck, pada tahun 1909. Mr. G.D. Willinck bertugas di Minangkabau sebagai Raad Van Justtie (Dewan Hakim) sejak 15 Maret 1906.
Dia menuliskan adat Minangkabau salah satu adat tertua di dunia dan dia membandingkan persamaanya dengan nagari “Korintus” nagari tertua di Yunani-Roma.[1]
Welke rechters ook in een kwestie betrokken werden, steeds fungeerden in de Korintji-landen de niniks en mamaqs van partijen, dus hare familiehoofden als bijzitters. De hoogste rechter in de Korintji-landen was altijd het college van de Dipati rum ampat, de rechtbank bestaande uit de vier hoogste mendopo-hoofden”.

Kenapa Orang Minang Dilarang Menikah Sesuku

Pict: narasi sejarah


Habib al FatihMenikah, siapa yang tak ingin menikah? Saat ada rejeki dan usia mencukupi, hanya ada dua golongan yang tak mau menikah. Yang pertama, orang yang "tukar selera" (Anda tahulah maksudnya), yang kedua orang yang biasa seks bebas suka-suka. Tapi aku yakin, para pembaca bukanlah salah satu golongan di atas bukan?


Selain sunnah agama Islam, menikah juga merupakan fitrah manusia yang akan menimbulkan banyak kerusakan jika ditinggalkan.
Aborsi menjadi fenomena rutin, membengkaknya populasi anak buangan, tatanan hidup bermasyarakat yang mulai menyerupai hewan. Intinya menolak fitrah akan menimbulkan kerusakan. 

5 Tuduhan Jahat Terhadap Adat Minangkabau Beserta Bantahannya

Pict: makmur efendi


Habib al FatihPertentangan agama dan adat bukanlah hal baru dalam sejarah perkembangan kehidupan di Minangkabau. Pada masa Belanda, isu pertentangan ini juga pernah dijadikan Belanda sebagai cara untuk memecah-belah persatuan masyarakat Minangkabau, hingga meletuslah Perang Paderi.[1]

Alhamdulillah, bukannya memecah dan merusak Ranah Minang, Perang Paderi malah membawa berkah. Berkat Perang Paderilah muncul Sumpah Sati Bukik Marapalam pada tahun 1837, yang berbunyi, Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah. Adat manurun, syarak mandaki. Adat nan kawi, syarak nan lazim. Syarak mangato, adat mamakai. Tuhan basifat qadim, manusia basifat khilaf.”.[2]

Dengan adanya Perang Paderi, terciptalah keharmonisan antara adat dan Islam. Segala hal yang bertentangan dihapus, sedangkan hal yang sudah pas dipatenkan. (Terima kasih kepada Tuanku Imam Bonjol Malin Basa, Harimau nan Salapan, serta inyiak-inyiak kita yang telah berjasa).

Namun sayang, kini, pertentangan-pertentangan adat dan agama kembali mencuat. Dan lebih sayang lagi, pertentangan ini dibuat-buat oleh mereka yang tidak paham agama, tidak pula mengerti adat. Bahkan jangan-jangan, pertentangan ini juga dimunculkan untuk mengadu domba umat?

Baju Kuruang Minangkabau

 


Baju Kurung (Min. Baju Kuruang) merupakan pakaian perempuan Melayu. Bagi masyarakat Melayu yang egaliter pakaian ini dikenakan oleh semua perempuan Melayu tak memandang status sosial. Yang membedakan hanyalah pada bahan, corak, motif, tenunan, sulaman, serta pasangannya (kodek/sarung).

Baju kurung merupakan pakaian yang longgar sehingga menyembunyikan bentuk tubuh perempuan yang menggenakannya. Lengannya ada yang panjang sampai ke tangan ada yang singkat hanya sampai pergelangan tangan. Panjangnya sampai ke bawah lutut, dipadukan dengan kodek (ada juga yang mengatakan lambak) berupa kain sarung. Pada kegiatan perhelatan (kenduri/pesta/ritual) sarung yang dipakai ialah Songket.

Selain dipadu padankan dengan sarung, kelengkapan baju kurung yang lain ialah Selendang. Selendang digunakan sebagai tingkuluak atau kerudung (hijab) untuk menutupi aurat pada bagian kepala. Namun terdapat beberapa perempuan yang hanya menggantungkan selendang tersebut di leher. Selain menggunakan selendang sebagai hijab, juga digunakan lilik yang lebih sempurna dalam menutup aurat perempuan.

Adat Temenggung & Adat Parpatih di Alam Melayu

 

Pict: kompasiana

Adat Katumangguangan

Berasal dari filosofi yang dirumuskan oleh Dt. Katumangguangan, filosofi ini mencakup Hukum Tata Negara, Hukum Pidana, Hukum Perdata, serta hukum-hukum lainnya yang berkaitan dengan setiap sendi kehidupan (sosial, budaya, politik, etika, dan hukum). Adapun penjabarannya kurang lebih seperti yang tertera di bawah ini:

Adat Temenggung (ุนุงุฏุช ุชู…ฺ ฺฌูˆฺ ) atau disebut juga sebagai Lareh Koto Piliang merupakan undang-undang adat Minangkabau yang diamalkan di Negeri-Negeri Melayu (pada asalnya bermula daripada Kesultanan Melayu Melaka sebelum diwarisi turun temurun oleh negeri-negeri Melayu yang lain) kecuali Negeri Sembilan yang mengamalkan Adat Perpatih. Adat ini diasaskan oleh Datuk Ketemenggungan (abang tiri kepada Datuk Perpatih Nan Sebatang yang mengasaskan Adat Perpatih) yang berasal dari Sumatera.

Undang-undang Minangkabau (Pagar Ruyung)

 

Pict: evi indarwanto

Bismillahirrahmanirrahim. Dengan nama Allah jua tuhan yang amat murah di dalam dunia ini ia jua tuhan yang amat mengasihani akan hambanya yang mukmin di dalam negeri akhirat.

Alhamdulillahirrabil'alamin. Segala puji pujian bagi Allah tuhan seru sekelian alam. Wa Al A’aqabata Lalamataqayana.[1] Dan kebajikan akhirat itu bagi segala mereka itu yang takut akan Allah Taa’ala. Wasshalatu wassala 'ala Saydina Muhammad wa'ala 'alihi washabihi ajma'in. Dan rahmat Allah dan salamnya atas penghulu kita Muhamad dan atas segala keluarganya dan sahabatnya sekelian.

Wa Baa’ada. Adapun kemudian daripada itu maka adalah tatkala hijrah nabi Shalallahu 'alaihi wassalam, seribu seratus delapan puluh (1180) tahun kepada tahun Zai,[2] pada delapan (8) hari bulan Shawal, pada hari Isnin waktu subuh, dewasa itu pada menyatakan Duli Yang Di pertuan Pagar Ruyung mengurniai Undang Undang Negeri kepada penghulu-penghulu yang Balima di dalam lima (5) laras di atasnya orang kaya Paduka Raja kerana asalnya Undang ini daripada Tuan kita yang di Pagar Ruyung turun temurun sampai kepada anak cucu cicitnya.

Asal mula pertama yang di kurnia Allah tuhan kita kepada penghulu yang Balima dalam Batang Kuantan.[3] Pertama Maharaja Indera namanya, kedua tuan Jayab, ketiga Maharaja Bungsu namanya, keempat Datuk Muda Basi namanya, kelima Datuk Insan namanya.[4] Kerana ialah penghulu yang Balima dalam Batang Kuantan yang menaruh Undang Undang ini yang muktabar dilazimkan terpakai di dalam alam Minangkabau supaya terpelihara sekelian hamba rakyat dalam negeri daripada huru hara fitnah dunia berserta dengan hukum syarak Allaha Taa’alaya.

Meurah Pupok Sang Putera Mahkota Yang Difitnah

Gambar: Aceh News

Meurah adalah julukan raja-raja di Aceh sebelum datangnya agama Islam. Setelahnya, gelar Meurah berganti dengan Sultan. Meurah Pupok memiliki nama panggilan sayang, yaitu Poteu Tjoet (Pocut). Poteu artinya “raja”, sedangkan Tjoet artinya “kecil”. Meurah Pupok adalah putra kesayangan Sultan Iskandar Muda.[1]

Kematian Meurah Pupok adalah salah satu malapetaka terbesar dalam Kesultanan Aceh Darussalam. Ketika para pembantunya menanyakan kepada Sulan Iskandar Muda, mengapa hingga sampai hati melaksanakan hukuman pancung pada anak laki-lakinya yang telah dipersiapkan untuk menggantikan kedudukan beliau sebagai Sultan Aceh nantinya, maka Sultan menjawab, 

Perihal Malakok

 

Gambar: Kata Omed

MALAKOK atau BOLOAN
FB YN Warman St. Bandaro Kayo - Nagari di Minangkabau merupakan suatu wilayah yang independent, yang tidak terikat dengan nagari lain. Sedangkan dilain pihak terdapat mobilitas penduduk yang bebas antara satu nagari dengan nagari lain. Hampir tidak ada hambatan mengenai mobilitas orang per orang ini dan inilah yang sangat mendorong pola perpindahan orang dari satu nagari ke nagari lain, bahkan kewilayah di luar Luak Nan Tigo.
Fakta menunjukan bahwa orang Minang yang sesuku, tidak selalu terdiri dari orang-orang seniniak, hal ini dibuktikan oleh kenyataan sebagaimana tampak dalam tiap nagari, dimana suku yang ada tidak terbatas pada keempat suku asal, yang terdiri dari suku Koto – Piliang – Bodi – Caniago saja, tapi malah sudah sebanyak 96 buah suku, kiranya akan merupakan sarana yang amat strategis bagi Adat Minang untuk dapat menyesuaikan diri dengan tantangan gelombang modernisasi Indonesia dewasa ini.

Sumpah Sati Bukik Marapalam; Another version_3

  

Gambar: liputan6

SUMPAH SATI BUKIK MARAPALAM, “ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABBULLAH”

Lihat Bagian 1 DISINI Lihat Bagian 2 DISINI
.
YN Warman St. Bandaro Kayo - Dan ada lagi pendapat lain memandang perang Paderi ini berawal dari pertikaian antara Mazhab Syafi’I dengan Mazhab Hambali (induk mazhab wahabi) dan melihat bahwa ini merupakan pertikaian antara Kaum Tua dengan Kaum Muda, namun nasi sudah jadi bubur, perang telah berlangsung, korban telah berjatuhan, dan yang penting harus dilihat disinilah mulainya Minangkabau dijajah oleh Belanda, dan penjajahan itu efektif sejak tahun 1840 M, usainya perang Paderi itu.
Selama penjajahan Belanda itu telah terjadi perubahan Struktur Nagari, ada Nagari yang dipecah-pecah oleh Belanda, adapula yang digabung-gabungkan, dan ini semua untuk kepentingan penjajahan Belanda.

Sumpah Sati Bukik Marapalam; Another version_2

 

Ganbar: news detik

SUMPAH SATI BUKIK MARAPALAM. “ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABBULLAH”
Bagian 1 klik DISINI
FB YN Warman St. Bandaro Kayo - Kedua ajaran yang saling berebut ini dibiarkan berkembang secara damai, tidak boleh ada lagi darah sesama muslim tertumpah, sesama muslim haruslah saling memelihara satu sama lainnya. Disinilah diputuskan dan diterima secara bulat Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah, dan disini pula diterima pula putusan yang diusulkan yang menyatakan Syarak Mangato, Adat Mamakai, dan keputusan penting lainnya adalah mengulang penataan seluruh nagari di Minangkabau. Jadi seakan-akan dibentuk baru dengan struktur yang mengacu kepada Islam, dan mengakat Pangulu-Pangulu baru untuk mengisi struktur baru itu, jika Pangulu yang ada tidak mencukupi dan menetapkan persaratan pembentukan sebuah nagari, dimana disaratkan harus ada sebuah MESJID (balabuah batapian, ba balai ba musajid) yang sebelumnya tidak ada. Setiap nagari harus mempunyai Imam, Khatik, Bilal (tingkat nagari).[1]

Mukadimah Undang-Undang adat Lembaga Tambo Minangkabau

Ilustrasi gambar: PNPM


Bismillahirrahmanirrahim..
ุจุณู… ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุฑุญู…ู† ุงู„ุฑุญูŠู…
FB Mahamada al Mahadaya - Seperti firman Allaha Taa’ala Al Rahama A’lama Al Qaraana Khalayafata Al Anasaana A’lamaha Al Bayaana Wa Shamasa Wa Al Qamara ุงู„ุฑุญู…ู† ุนู„ู… ุงู„ู‚ุฑุงู† ุฎู„ูŠูุฉ ุงู„ุงู†ุณุงู† ุนู„ู…ู‡ ุงู„ุจูŠุงู† ูˆ ุดู…ุณ ูˆ ุงู„ู‚ู…ุฑ. Maka di turunkan Allah Taa’ala raja ialah belum turun ke dunia lagi di Awang Kemawang.
Maka berfirman Allah Taa’ala Khalayafata Al Jana Wa Al Anasaุฎู„ูŠูุฉ ุงู„ุฌู† ูˆ ุงู„ุงู†ุณ maka di jadikan Allah Taa’ala jin dan manusia. Maka di turunkan Allah Taa’ala seekor burung lagi pandai berkata-kata masa itu mencari tanah daratan, ialah yang bernama Pulau Langkapuri antara Palembang dengan Jambi.

Undang Undang Minangkabau

Ilustrasi Gambar: Nasir Salo


Bismillahirrahmanirrahim..
ุจุณู… ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุฑุญู…ู† ุงู„ุฑุญูŠู…
FB Mahamada al Mahadaya - Alhamdulillahirabbil 'alamin, Wasalatu Wassala Mu’alayya Saydinaa Mahamad Shama Wa Shahabaha Ajamaa’yana
ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ุฑุจ ุงู„ุนุงู„ู…ูŠู† ูˆ ุงู„ุตู„ุงุฉ ูˆ ุงู„ุณู„ุงู… ุนู„ูŠ ุณูŠุฏู†ุง ู…ุญู…ุฏ ุตู… ูˆ ุตุญุจู‡ ุงุฌู…ุนูŠู† .

Dengan nama Allah Taa’ala tuhan yang seru sekelian alam, yang penyayang dalam dunia lagi pengasih dalam akhirat. Bermula segala puji-pujian bagi Allah tuhan seru sekelian alam dan rahmat Allah dan Salam Allah atas penghulu kita Nabi Mahamad Shama dan atas keluarganya dan sekelian sahabatnya mereka itu semuanya.
Amaa Baa’du ุงู…ุง ุจุนุฏ adapun kemudian daripada itu, ketahui olehmu bahawa sesungguhnya aku Khatib Maharaja memohonkan taufik dan inayat kepada tuhan Raba Ghafawara ุฑุจ ุบููˆุฑ ia menyusunkan segala perkataan adat dan undang-undang serta hukum yang telah di lazimkan dari pada nenek [niniak] Perpatih Sebatang, daripada zaman awal nenek [niniak] Ketemenggungan, yang telah diperpegangi oleh segala hakim yang besar-besar, yang terutama dalam alam segala raja-raja yang adil, dan segala wazir-wazir mujtahid, serta sekelian ulama-ulama yang Kamil Mukamil, dan segala ahli al akal yang arif lagi bijaksana, yang telah mahsyur dalam Alam Minang Kabau. Maka segianyalah di ketahui oleh segala hukum-hukum itu akan adat-adat yang sebenar-benar adat iaitu Adat nan Bersendi Syarak Allah Taa’ala yang berlaku dalam syariat Nabi Muhamad Shalallahu'alaihi Wassalam adanya.

Mewaspadai Hantu Haatzaai Artikelen

 

Gambar Ilustrasi: business law

Mewaspadai Hantu Haatzaai Artikelen
FB Hanibal WY Wijaya - Bulan depan, konon Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (RKUHP) akan disahkan. Di satu sisi ini sebuah perkembangan yang menggembirakan, karena berarti Rancangan yang umurnya sudah hampir 30 tahun dibahas --saya mulai ikut mengabarkan pembahasannya ketika saya masih jadi reporter junior di Majalah Forum Keadilan-- akan disahkan.
Namun yang agak mengkhawatirkan adalah tentang beberapa hal krusial yang kembali dimasukkan dalam Pancangan KUHP itu. Salah satunya adalah menghidupkan kembali pasal-pasal karet Haatzaai Artikelen yang semula sudah akan dibuang jauh-jauh dari Rancangan KUHP. Apalagi pasal-pasal karet sisa kolonial itu sudah dihilangkan oleh Mahkamah Konstitusi tahun 2006.
Haatzaai artikelen adalah pasal-pasal tertentu dalam KUHP jaman kolonial Belanda yang disebut Wetboek van Strafrecht voor Nederlansche-Indie. Wetboek van Strafrecht voor Nederlansche-Indie diundangkan dalam Staatsblad nomor 732, tahun 1915, dan mulai berlaku sejak 1 Januari 1918 di Kepulauan Nusantara. Saat itu, Wilayah Kepulauan Nusantara bernama Nederlandsche Indie --Hindia Belanda-- dan masih dijajah pemerintahan Kerajaan Belanda, dengan Kepala Pemerintahan berpangkat Gubernur Jenderal.

FUNGSI SYARAK DALAM ADAT

Ilustrasi Gambar: Own Talk

Disalin dari FB Muhammad Jamil Jamil 

FUNGSI SYARAK DALAM ADAT
Oleh. Muhammad jamil S.Ag Labai sampono
"Tajam alah calakpun tibo tingga dibawa mamakaikan, adat alah syarakpun ado tingga dikito kamamakaikan."

Demikianlah bunyi petitih Adat Minangkabau dari penuturan yang didengar, waris yang diterima sampai kepada masa sekarang. Dan ini termasuk kepada kata pusaka yang terpaut ke dalam Adat yang Diadatkan serta Adat yang Sebenar Adat[1]

Kalau berbicara soal Adat yang Sebenar Adat, adalah Adat Sabatang Panjang yang pewarisannya masih nyata dan bertahan sampai saat ini karena ditopang oleh Syarak Berkata dan Adat Memakai.

Lalu bagaimana fungsi Syarak dalam Adat itu?

Tiga Panduan bagi Orang Minangkabau

Iustrasi gambar: peakpx

Disalin dari kiriman FB Irwan Effendi

Jalan yang tiga, yang harus diikuti oleh orang Minangkabau:

  1. Jalan Hukum Syara' (Syari'at) Kitab Allah dan banyaklah hadis-hadis di dalamnya. Bagaimanapun juga, tuntutlah dengan sebaik-baiknya. Dimanakah tempat kita berdiri yang cukup syarat dan hukumnya. Tuntutlah kemegahan (Hukum Syar'at) yang sangat kepada alim ulama yang faham.
  2. Jalan Hukum Adat yang dicuraikan oleh ninik kita Datuak Katumangguangan dan Datuak Parpatiah Nan Sabatang sampai turun temurun kepada kita hingga kiamat dunia ini. Tak lapuk dek hujan, tak lekang oleh panas". Banyak hadis dan kias-kias yang melarut (menyentuh) hati, sangat tajam dan lebih tajam dari pisau ataupun pena, cukup pula dengan syarat dan rukunnya. Dimanakah tempat kita berdiri supaya selamat. Tuntutlaha ilmu pada Ahli Fikir (Ahli Ilmu) yang sempurnya faham (ilmu)
  3. Jalan Hukum Undang Undang Perintah Sejati. Banyak pulalah hadis-hadisnya di dalam, cukup pula syarat dan rukunnya yang sangat tajam dari Pedang Jenawi kata orang tua-tua. Kalau kita ingat-ingat meletakkan sesuatu pada tempatnya, memperbuat sewenang-wenang sahaja, usahlah tahu dinikmat (suka) sahaja. Tunutut pulalah ilmu undang undang itu kepada arif budiman yang pabila berbicara ia bijaksana, yang melihat (memahami/memaknai) dari petang hingga pagi (kehidupan sehari-hari/Alam Takambang Jadi Guru)
Hai sekalian kamanakan, cucu, puyuik, fahamkanlah hendaknya semua itu. Itulah Simpang Jalan Yang Tiga yang dikatakan orang seperti 'Tali Berpilin Tiga" tidak boleh bercerai-berai, siang dan malam kita kemasi (jalankan). Karena Jalan Yang Tiga itulah mencari keamanan seumur dunia.

UNDANG UNDANG DI TANAH MELAYU

 

Ilustrasi Gambar: wallpaperaccses

Disalin dari kiriman FB Eddy Ezwan

UNDANG UNDANG DI TANAH MELAYU
:HUKUM QANUN
HUKUM KANUN MELAKA
Undang undang adalah peraturan yang dibuat oleh manusia yang bertamadun.Ia dikarang berasaskan undang-undang Islam dan mengambil kira adat tempatan.Undang-Undang meliputi hukum hudud,qisas dan tazkir.Ia ditulis pada tahun pemerintahan Sultan Muhammad Syah(1424-1444 Masehi) dan seterusnya digubal dan diperbaiki dari semasa ke semasa sehingga kejatuhan kerajaan Melayu Melaka.Undang undang terpakai di kawasan darat Melaka dan kawasan jajahan taklukannya.Ia meliputi
1:Peranan Sultan Melaka dan Pembesar.
2:Pantang larang dalam kalangan masyarakat.
3:Hukuman kesalahan jenayah dan awam.
4: Undang-undang keluarga..
5: Permasalahan ibadah dan muamalat yang jelas.
6:Hukum menanam padi.
Seperti yang kita sedia maklum, kerajaan Melayu Melaka merupakan kerajaan maritim yang maju kerana pelabuhan entreportnya.Catatan Portugis menyatakan bahawa hampir 2000 kapal berlabuh di pelabuhan Melaka dari seluruh pelusuk dunia.
Maka satu undang undang perlu digubal bagi memastikan keselamatan dan kelancaran urusan di laut baik dan teratur.Undang Undang laut ini diletakkan di bawah kawalan seliaan pembesar istana yang bergelar LAKSAMANA.

TAK SENGAJA

Ilustrasi Gambar: Hanum Bella



Seorang petani penduduk satu desa di negeri Antah Berantah, sebut saja Dun, ditangkap polisi dengan sangkaan mencuri sapi [jawi] penduduk sedesa dengannya, sebut saja namanya Din. Setelah ditahan, Dun kemudian diadili.

Hakim: Benarkan Saudara Dun telah mencuri jawi Saudara Din?

Dun: Tidak benar, Tuan Hakim.

Hakim: Tapi ada saksi yang melihat pada subuh itu Saudara membawa sapi Saudara Din, lalu menjualnya ke pasar ternak.

Dun: Kalau itu benar, Tuan Hakim.

HUKUM SALANG



Orang Melayu dulu melaksanakan hukuman bunuh yg dinamakan SALANG. Orang yg dijatuhi hukuman ini ditikam melalui celah tulang selangka kemudian ditusuk terus menembus jantung. Kemudian keris yang digunakan itu ditarik keluar dan luka tempat tikaman dikesat dgn kapas atau kain buruk. Keris yg digunakan utk hukuman ini dinamakan keris penyalang.
Semasa hari hukuman Salang dilakukan, pesalah [terpidana] diikat tangannya kebelakang, matanya ditutup dan duduk berlutut. Seorang Penghulu, 12 orang panglima, Bendahara dan Kadhi hadir dihari hukuman Salang dijalankan. Beberapa orang saksi dibawa kehadapan Bendahara. Setelah sahih [benar/terbukti] bahwa tertuduh betul-betul melakukan kesalahan, maka hukuman salang dijatuhkan. Dua orang panglima berdiri disisi terhukum, sambil memegang tubuh orang yang hendak disalang.
Biasanya hukuman ini dijalankan pada hari Jumaat satelah selesai sembahyang Jumaat. Disatu tempat khas diatas sebuah bukit, dibina [dibuat/didirkan] pentas dan dipasang langit-langit . Hadirin dibenar menyaksikan semasa hukuman dijalankan. Semasa hukuman dijalankan suasana menjadi sunyi sepi tiada kicauan burung, hadirin tidak berani berkata-kata . Hujan panas turun berderau alamat akan berlaku mati berdarah.