Tampilkan postingan dengan label alam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label alam. Tampilkan semua postingan

ALAM TAKAMBANG JADIKAN GURU

 

Pict: the living philosophy

Oleh: Saiful Guci

Ciloteh Tanpa Suara # 13 - Sering kita mendengar kalimat falsafah “Alam Takambang Jadikan Guru”. Falsafah di atas mengandung arti agar manusia selalu berusaha menyelidiki, membaca, serta mempelajari ketentuan-ketentuan yang terdapat pada alam semesta sebagai sunnatullah. Dan hendaknya manusia selalu berusaha menggali dan menganalisis suatu permasalahan atau ilmu sampai menemukan kesimpulan yang dapat digunakan sebagai kompetisi yang berguna bagi manusia.
Alam Takambang Jadikan guru.
Timbul pertanyaan : Apa itu alam ?, Apa itu takambang ? dan apa itu yang bisa dijadikan guru.
Alam dalam makna filosofis adalah makna non materi. Alam dalam pengertian non materi ini berarti pemikiran, ide dan gagasan yang berawal dari intuisi dan imajinasi.
Intuisi adalah istilah untuk kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penalaran rasional dan intelektualitas. Intuisi juga merupakan bentuk perkiraan yang samar-samar, sering setengah disadari, tanpa diiringi proses berpikir yang cermat sebelumnya, namun kemudian dapat menuntun pada satu keyakinan, yaitu secara tiba-tiba dan pasti memunculkan satu keyakinan yang tepat.

Undang-undang Minangkabau (Pagar Ruyung)

 

Pict: evi indarwanto

Bismillahirrahmanirrahim. Dengan nama Allah jua tuhan yang amat murah di dalam dunia ini ia jua tuhan yang amat mengasihani akan hambanya yang mukmin di dalam negeri akhirat.

Alhamdulillahirrabil'alamin. Segala puji pujian bagi Allah tuhan seru sekelian alam. Wa Al A’aqabata Lalamataqayana.[1] Dan kebajikan akhirat itu bagi segala mereka itu yang takut akan Allah Taa’ala. Wasshalatu wassala 'ala Saydina Muhammad wa'ala 'alihi washabihi ajma'in. Dan rahmat Allah dan salamnya atas penghulu kita Muhamad dan atas segala keluarganya dan sahabatnya sekelian.

Wa Baa’ada. Adapun kemudian daripada itu maka adalah tatkala hijrah nabi Shalallahu 'alaihi wassalam, seribu seratus delapan puluh (1180) tahun kepada tahun Zai,[2] pada delapan (8) hari bulan Shawal, pada hari Isnin waktu subuh, dewasa itu pada menyatakan Duli Yang Di pertuan Pagar Ruyung mengurniai Undang Undang Negeri kepada penghulu-penghulu yang Balima di dalam lima (5) laras di atasnya orang kaya Paduka Raja kerana asalnya Undang ini daripada Tuan kita yang di Pagar Ruyung turun temurun sampai kepada anak cucu cicitnya.

Asal mula pertama yang di kurnia Allah tuhan kita kepada penghulu yang Balima dalam Batang Kuantan.[3] Pertama Maharaja Indera namanya, kedua tuan Jayab, ketiga Maharaja Bungsu namanya, keempat Datuk Muda Basi namanya, kelima Datuk Insan namanya.[4] Kerana ialah penghulu yang Balima dalam Batang Kuantan yang menaruh Undang Undang ini yang muktabar dilazimkan terpakai di dalam alam Minangkabau supaya terpelihara sekelian hamba rakyat dalam negeri daripada huru hara fitnah dunia berserta dengan hukum syarak Allaha Taa’alaya.

Wilayah Alam Minangkabau

Ilustrasi Gambar: travel detik

 Jadi sesuai dalam sebuah ungkapan bahwa Ranah Minangkabau itu "jikok dibalun saujuang kuku, jikok dikambang saleba alam.

------------
De naam Minangkabau toch vertegenwoordigt geen scherp omlijnd aardrijkskundig begrip. Het woord is in de eerste plaats een ethnische term, doch ook weer niet uitsluitend. Vooral in vroeger tijd had het een overwegend staatkundige beteekenis, in zooverre het aanduidde de machtssfeer, of het r ij k van een op Midden Sumatra heerschend vorstengeslacht; dit gebied had intusschen nimmer zeer vaststaande grenzen. De kern was de "Alam Minangkabau".

Sulthan Bagagar Syah dibuang

Sumber Foto: https://koleksibpcbsumbar.wordpress.com
Surat Sultan Alam Bagagar Syah
 
Sejarah rupanya menghendaki lain. Cita-cita Sultan rupanya belum akan berhasil di waktu itu. Akhirnya Belanda mengetahui juga Gerakan Rahasia "Tiga Segi" ini, karena Surat Edaran Sultan (Regen Tanah Datar)[1] yang dikirimkan kepada Yang Dipertuan di Parit Batu, Tuanku Sembah di Batang Sikilang dan Tuanku di Air Batu, menyampaikan seruan agar dengan serentak seluruh pimpinan, baik Raja-raja, atau Pengulu-pengulu, dan seluruh Tuanku-tuanku Ulama, agar bersatu mengusir Belanda. Dan disebutkan di dalam surat bahwa Sultan telah bersepakat dengan Sentot Mohammad Ali Basya Raja Jawa dan Tuanku Imam.

Lukisan tentang Bukit Tinggi

[caption id="" align="alignnone" width="800"] Janjang Minang Picture: Nashbahry[/caption]

 This painting paint by Wakidi he was born in Plaju Palembang at 1889 and died at 1979 he was a painter. This picture describe situation at Janjang Minang who connect Pasa Ateh and Kampuang Cino (China Town) in Bukit Tiinggi.

___________________________________

Lukisan ini dilukis oleh Wakidi seorang pelukis yang lahir tahun 1889 di Plaju Palembang dan meninggal pada tahun 1979 di Bukit Tinggi. Lukisan ini menggambarkan keadaan di Janjang Minang yang menghubungkan Pasa Ateh dengan Kampuang Cino di Bukit Tinggi.