Tampilkan postingan dengan label tokoh. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tokoh. Tampilkan semua postingan

Rangkayo Rasimah Ismail

Pict: tokopedia


Dulu, di masa pergerakan nasional, ada tiga perempuan Minang –yang kerap muncul namanya di surat kabar. Mereka ditulis dan diberitakan, karena aktivitasnya menentang praktik kolonialisme, perbudakan, dan kapitalisme Belanda. 

Mereka adalah Rasuna Said dan Rasimah Ismail, yang aktif bergerak di bagian perempuan Persatuan Muslimin Indonesia (PERMI). Nama lainnya adalah Oepik Itam–seorang propagandis dari Sarekat Hitam dan Sarekat Djin-yang bergerak dengan cara-cara radikal (Sufyan, 2021). 

Selintas Memori untuk Rasimah 

Azwar Anas

Foto: Wikipedia

AZWAR ANAS

Ditulis: Haslizen Hoesin

Pengantar

Para pembaca Bukik Ranah Ilmu, Azwar Anas pernah menjabat sbeagai Gubernur Sumatera Barat, beliau juga pernah kerja di PINDAT dan menjadi Direktur Semen Padang. Arwar Anas dikenal juga sebagai seorang yang turut memprakarsai berdirinya Gebu Minang (Gerakan Ekonomi dan Budaya Minangkabau). Ini mengingatkan saya. di Bandung Azwar sering memberikan ceramah agama di masjid. Beliau malah ikut andil mendirikan Masjid Salman ITB. Azwar Anas juga intens membangun komunikasi perantau Minang (Bandung)Setelah Lizen (saya) membaca beberapa tulisan tentang Azwar Anas tergerak hati menulisnya.   

Apa itu intens. Menurut KBBI intens/in·tens/ /inténs/ a 1. hebat atau sangat kuat (tentang kekuatan, efek dan sebagainya); 2. tinggi (tentang mutu); 3. bergelora, penuh semangat, berapi-api, berkobar-kobar (tentang perasaan); 4. sangat emosional (tentang orang)[1]  

Azwar Anas bergelar Datuak Rajo Sulaiman, tutup usia pada hari Minggu (5/3/2023), di RSPAD Gatot Soebroto karena sakit, almarhum akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Selamat membaca Tulisan Azwar Anas, semoga bermanfaat.

Sultan Muhammad Minangkabau



 Disalin dari kiriman FB KQ Forum

MISTERI WALIYULLAH PULAU SUMATERA, SYEKH MAULANA MUHAMMAD SUSUHUNAN GIRI ATAS ANGIN
Kawasan Atas Angin merupakan wilayah yang berada di sepanjang pantai barat pulau Sumatera. Di sisi timur kawasan ini merupakan dataran tinggi yang dikenal sebagai Pegunungan Bukit Barisan.
Dataran tinggi Atas Angin, di awali dari daerah sekitar Gunung Merapi terus ke selatan di sekitar Gunung Kerinci dan berakhir di wilayah sekitar Gunung Dempo. Masyarakat Besemah Sumatera Selatan menyebut dataran tinggi ini sebagai Daerah Tumutan Tujuh.

𝗠𝗼𝗵𝗮𝗺𝗺𝗮𝗱 𝗡𝗮𝘁𝘀𝗶𝗿: Salah seorang ulama yang dipenjarakan Soekarno

Ilustrasi: Biografi Singkat Tokoh

Disalin dari kiriman FB Aldianyansyah Chaniago

𝘜𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘛𝘦𝘳𝘬𝘦𝘮𝘶𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘱𝘦𝘳𝘫𝘶𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯 𝘐𝘴𝘭𝘢𝘮,𝘚𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘚𝘢𝘵𝘶 𝘜𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘔𝘪𝘯𝘢𝘯𝘨 𝘠𝘢𝘯𝘨 𝘋𝘪 𝘗𝘦𝘯𝘫𝘢𝘳𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘚o𝘦𝘬𝘢𝘳𝘯𝘰
➖➖➖
Mohammad Natsir adalah Ulama Terkemuka, tokoh intelektual, Pejuang Kemerdekaan Indonesia, sekaligus negarawan , Pencetus Proklamasi Republik Indonesia, & Pejuang Islam Di Dasar Negara.
Mohammad Natsir merupakan pendiri sekaligus pemimpin partai politik Masyumi (Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia) dan tokoh Islam terkemuka Indonesia. Di dalam negeri, ia pernah menjabat menteri dan Perdana Menteri Indonesia, sedangkan di kancah internasional, ia pernah menjabat sebagai presiden Liga Muslim Dunia (World Muslim League) dan ketua Dewan Masjid se-Dunia.
Natsir banyak menulis tentang pemikiran Islam. Ia aktif menulis di majalah-majalah Islam setelah karya tulis pertamanya diterbitkan pada tahun 1929; hingga akhir hayatnya ia telah menulis sekitar 45 buku dan ratusan karya tulis lain. Ia memandang Islam sebagai bagian tak terpisahkan dari budaya Indonesia. Ia mengaku kecewa dengan perlakuan pemerintahan Soekarno dan Soeharto terhadap Islam. Selama hidupnya, ia dianugerahi tiga gelar doktor honoris causa, satu dari Lebanon dan dua dari Malaysia.

ANRI - Mr. Assaat


 “…Sekarang RIS telah berdiri, perjuangan kemerdekaan rakyat belum berakhir. Hendaknya di dalam perjuangan yang akan datang ini pun Republik Indonesia tetap menjadi pelopor dalam RIS. Perjuangan politik dalam RI harus menjadi contoh bagi negara-negara bagian lainnya.”


Cuplikan kalimat di atas disampaikan oleh Mr. Assaat, pejabat Presiden RI, dalam pidato menyambut Tahun Baru 1950. Mr. Assaat merupakan salah satu tokoh politik terkemuka di Indonesia.

Lulus dari MULO di Padang, beliau melanjutkan sekolah ke sekolah dokter STOVIA tetapi berhenti di tengah jalan karena merasa tidak cocok. Beliau kemudian bersekolah di AMS yang setingkat SMA pada masa sekarang, sebelum kemudian melanjutkan ke Rechthogeschool (RHS) di Batavia. Saat itulah ia mulai aktif berorganisasi dan menjadi bagian dari Jong Sumatranen Bond. Beliau juga turut serta dalam Kongres Pemuda II yang dilaksanakan pada 27-28 Oktober 1928.

Bukan Terkenang Tapi Pelajaran Berpantang Hilang



السلام عليكم و رحمة الله و بركاته
"Bukan Terkenang Tapi Pelajaran Berpantang Hilang"
Apapun kebaikan yang tercurah ke Ranah Bundo ini, sering teriring dengan kalimat;
"sudah melawan, tetap juga diberi".
Dalam pergaulan di Ranah Minang, inilah yang disebut:
"agiah bapanokok, unjuak palatiang kecek"
Bukankah tuan-puan yang memilih demokrasi sebagai cara mengelola negeri ini ?!

"Inyiak Balang Bukan Harimau Sirkus"



Punahnya harimau bukan semata karena tak berketurunan tapi karena belantara telah berubah fungsi. Harimau-harimau Minangkabau tak pernah kehilangan belang.

Kalau cermin sejarah pantulan diri memang jernih, lihatlah Hatta di ujung kehidupan, Syahrir di akhir perjalanan, Tan Malaka di batas pelangkahan bahkan Hamka dalam gelombang perjuangan.

Masyhudul Haq The Grand Old Man

 

Picture: Twitter

Haji Agus Salim adalah seorang Diplomat Ulung asal Koto Gadang, Sumatera Barat. dia merupakan Tokoh Penting selama perjuangan Diplomasi untuk mendapatkan pengakuan dunia atas kemerdekaan Indonesia sekaligus mempertahankannya.

Beliau lahir pada tanggal 8 Oktober tahun 1884, dengan nama Masyhudul Haq. Lahir dari keluarga yang bisa dikatakan cukup berada karena ayahnya, Soetan Mohammad Salim bekerja sebagai Jaksa Kepala di Pengadilan Tinggi Riau. Sejak kecil beliau selalu sering dipanggil oleh pembantu keluarga dan teman-temannya "Den Bagus". Ssehingga lama-kelamaan penamaan itu berubah menjadi Agus, dan kemudian di tambahkan Salim pada namanya. Nama Salim merujuk pada nama Ayahnya.

Nazir Dt.Pamuncak & Pergerakan Kebangsaan

Foto: ANRI


Langgam.id – Para siswa sekolah menengah hari itu dikumpulkan di Padang. Nazir Datuk Pamoentjak, aktivis Jong Sumatranen Bond yang didirikan pada 9 Desember 1917 di Batavia, datang ke Padang untuk berbicara di depan para anak muda tersebut.

Mohammad Hatta yang kelak jadi proklamator dan wakil presiden pertama Republik Indonesia, ada di antara anak muda itu. Itulah pertemuan pertama Hatta dan Nazir, sebelum kelak mereka bersama-sama aktivis pergerakan kemerdekaan di Belanda.

Abdullah Rivai dalam Buku ‘Student Indonesia di Eropa’ (2000) menulis, Mohammad Nazir Datuk Pamoentjak lahir di Salayo, Solok, pada 10 April 1897, atau tepat 122 tahun yang lalu dari hari ini, Rabu (10/4/2019).

Mr. Mohammad Nazir Datuk Pamoentjak, namanya kemudian sering ditulis: Nazir Pamontjak, lebih tua lima tahun dari Bung Hatta yang lahir pada 1902. Ia juga lebih dahulu masuk ke dunia pergerakan kemerdekaan. Ia adalah mentor Hatta saat muda.

Januari 1918, saat Nazir berceramah sebagai aktivis Jong Sumatranen Bond (JSB) di depan para siswa sekolah menengah itu, Hatta masih jadi siswa Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) Padang atau sekolah menengah pertama. Gedung MULO Padang tempat Hatta bersekolah saat itu, kini masih ditempati SMP Negeri 1 Padang.

Diplomasi Ala The Great Oldman

Ilustrasi Foto: blog ayrooms


Disalin dari kiriman FB Rabbani Bekam 

MASYHUDUL HAQ

Dalam Konferensi Meja Bundar, dalam suasana rehat. Semua orang terganggu. Karena ruagan penus asap. Asap itu beraroma rempah rempah terbakar. Mata orang tertuju kepada gaek berjanggut yang berdiri di pojok ruangan sedang merokok. Rokok blotot yang merupakan campuran tembakau, cengkeh, lada. Delegasi Amerika Serikat datang mendekati pria gaek itu yang tampak tidak terganggu tatkala dipandangi. Kemudian beberapa orang dari Belanda, Australis, Swedia ikut nimbrung. Liat pria gaek itu merokok di ruang para diplomat.
“ Apakah tuan tidak punya rasa hormat? “ Kata delegasi Belanda.
Pria gaek itu hanya tersenyum dan dia hembuskan asap rokok itu ke udara menyerupai hurup O.
“ Apa maksud tuan dengan rasa hormat ?" Katanya.
“ Asapnya, aromanya. Itu menyengat, Mengganggu kami semua.”
“ Tahukah tuan. Aroma itu berasal dari tembakau Deli, Cengkeh dari Sulawesi, Lada dari Lampung. Ketiga komoditas itulah yang mendorong niat tuan berlayar datang ke negeri kami. Akhirnya menjajah kami. Tanpa tembakau, cengkeh, lada, apakah tuan masih mau datang ke negeri kami” Kata pria gaek itu dengan sopan dalam bahasa diplomat berkelas.

Tarikh\5.Tokoh\6.Usmar Ismail

 Klik pada judul untuk menuju tulisan dimaksud:

  1. Usmar Ismail - Badan Bahasa Kemdikbud
  2. Usmar Ismail - wikipedia
  3. Usmar Ismail: Dimusuhi Rekan, Dikhianati Bangsa Sendiri - Tirto
  4. Kiprah Usmar Ismail Akan Selalu Dikenang - kompas
  5. Usmar Ismail dianggap Pantas Bergelar Pahlawan Nasional - Republika
  6. Usmar Ismail - Kumpulan Berita Tempo


Bahder Djohan (Bag. III)

 Mei 9, 2019 | Ahmad Gabriel

Menjadi Menteri PP&K

Pasca perang kemerdekaan, tepatnya pada masa pemerintahan Perdana Menteri Mohammad Natsir, Bahder Djohan ditunjuk sebagai Menteri PP&K. Kabinet Natsir dibentuk pada6 September 1950 yang sekaligus merupakan awal kerja Bahder Djohan sebagai Menteri PP&K. Sebagai catatan, iamasuk ke dalam kabinet sebagai orang tidak berpartai atau nonpartai.

Kabinet Natsir di dalam program-programnya lebih mementingkan keamanan dan ekonomi bangsa.Masalah pendidikan dan kebudayaan tidak mendapat tempat yang khusus atau istimewa. Djohan pun melihat program konsolidasi dan penyempurnaan susunan pemerintahan masih relevan untuk dijadikan program kementeriannya. Ia pun memperbaiki susunan organisasi dengan memanfaatkan tokoh-tokoh pendidikan dan kebudayaan yang ahli di bidang masing-masing.

Dalam kunjungannya ke berbagai daerah,Djohan menyaksikan keadaan pendidikan yangmasih jauh dari memuaskan. Masih banyak yang harus diperbaiki, baik sarana maupun prasarananya.Namun hal-hal tersebut tidak bisa diselesaikan sesuai dengan rencana karena kekurangan dana. Dana yang ada pada Kementerian PP&K pada waktu itu hanya dikeluarkan untuk hal-hal yang sangat perlu dan bersifatmendesak. Hal ini lantaran pada masa itu keamanan belum sepenuhnya dapat dicapai. Perhatian kerja kabinet pun lebih banyak tercurah ke sana.

Bahder Djohan (Bag.II)



Menjadi Dokter dan Turut Menyempurnakan Bahasa Indonesia

Setelah menjadi dokter, Bahder Djohan diterima bekerja sebagai pegawai pemerintah dan ditempatkan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP), Centrale BurgerlijkeZiekenhuis (CBZ). CBZ sekarang lebih dikenal dengan nama Rurnah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Selama bekerja di rumah sakit itu,ia menjumpai kenyataan bahwa bagaimana pun tinggi pendidikan kaum pribumi, nilainya di kalangan orang Belanda hanya setengah dari orang Belanda. Hal ini terbukti dari gaji yang diterimanya per bulan hanya 250 gulden, sementara teman sekelasnya yang orang Belanda menerima gaji 500 gulden per bulan. Perlakuan diskriminatif ini secara langsung semakin memperteguh semangat Bahder Djohan untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Bahder Djohan termasuk salah satu aktivis Vereeniging van Indonesische Geneeskundigen (VIG) dan sejak 1929 terpilih menjadi sekretaris yang dijabatnya hingga 1939. Melalui organisasi itu,ia menuntut persamaan dan perlakuan antara dokter bangsa Indonesia dan bangsa Belanda atas dasar kompetensi yang tertuang dalam diploma dan pengalaman yang dimilikinya. Hal tersebut diperjuangkan bukan karena jumlah uangnya, tapi sikap diskriminatif dinilainya sebagai satu penghinaan yang merendahkan derajat bangsa Indonesia.

Abdul Halim

Tokoh

Silahkan klik pada nama tokoh untuk menuju pada daftar tulisan mengenai tokoh dimaksud:

  1. Bung Hatta
  2. Buya Gusrizal
  3. Hajah Rangkayo Rasuna Said (H.R. Rasuna Said)
  4. Haji Agus Salim
  5. Bahder Djohan
  6. Usmar Ismail





Mengenang Kabinet Halim (1950): Pergumulan diantara dua raksasa



[caption id="" align="alignright" width="500"] Picture: Here[/caption]

Hari ini 27 Desember 2009, RNW (Radio Nederland Wereld Omroep) Hilversum akan mengadakan acara 60 tahun Peringatan Penyerahan Kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat. Wartawan senior Rosihan Anwar telah bertolak ke Belanda atas undangan RNW untuk menghadiri beberapa acara yang sudah dipersiapkan seperti seminar dan siaran radio. Untuk Rosihan, ini merupakan napak tilas dalam kesaksiannya baik Konperensi Meja Bundar (Agustus – November 1949) maupun penyerahan kedaulatan dari Ratu Juliana kepada Perdana Menteri RIS, Mohammad Hatta (27 Desember 1949).Bagi Indonesia, karena Sukarno dan Hatta telah diangkat menjadi Presiden dan Perdana Menteri RIS, maka kekosongan kursi Presiden RI diisi oleh Mr. Assaat, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (KNIP) sebagai Pemangku Jabatan (Acting) Presiden RI. Sementara dr. Abdul Halim terpilih untuk mengisi kursi Mohammad Hatta sebagai Perdana Menteri RI di Yogyakarta yang merupakan negara bagian dari RIS.