Tampilkan postingan dengan label diplomat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label diplomat. Tampilkan semua postingan

Diplomasi Ala The Great Oldman

Ilustrasi Foto: blog ayrooms


Disalin dari kiriman FB Rabbani Bekam 

MASYHUDUL HAQ

Dalam Konferensi Meja Bundar, dalam suasana rehat. Semua orang terganggu. Karena ruagan penus asap. Asap itu beraroma rempah rempah terbakar. Mata orang tertuju kepada gaek berjanggut yang berdiri di pojok ruangan sedang merokok. Rokok blotot yang merupakan campuran tembakau, cengkeh, lada. Delegasi Amerika Serikat datang mendekati pria gaek itu yang tampak tidak terganggu tatkala dipandangi. Kemudian beberapa orang dari Belanda, Australis, Swedia ikut nimbrung. Liat pria gaek itu merokok di ruang para diplomat.
“ Apakah tuan tidak punya rasa hormat? “ Kata delegasi Belanda.
Pria gaek itu hanya tersenyum dan dia hembuskan asap rokok itu ke udara menyerupai hurup O.
“ Apa maksud tuan dengan rasa hormat ?" Katanya.
“ Asapnya, aromanya. Itu menyengat, Mengganggu kami semua.”
“ Tahukah tuan. Aroma itu berasal dari tembakau Deli, Cengkeh dari Sulawesi, Lada dari Lampung. Ketiga komoditas itulah yang mendorong niat tuan berlayar datang ke negeri kami. Akhirnya menjajah kami. Tanpa tembakau, cengkeh, lada, apakah tuan masih mau datang ke negeri kami” Kata pria gaek itu dengan sopan dalam bahasa diplomat berkelas.

Catatan Ringan: Diplomat Minang Dulu, Sekarang dan Masa yang akan Datang

 

Diskusi Virtual Tema: 
“Diplomat Minang Dulu, Sekarang dan Masa yang akan Datang” 
(07 November 2020)

Catatan Ringan: Elthaf

Masih segar bagi saya Sabtu kemaren menyaksikan Webinar Nasional dengan topik: “Akselerasi Wirausahawan dengan Kolaborasi dan Inovasi”, kembali hari ini, Sabtu, 7 November 2020, pukul 13:00-17:00, MDN-G (Minang Diaspora Network-Global) bekerjasama dengan Universitas YARSI mengadakan vicon Curah Pendapat (brainstorming) dan Dialog Internasional melalui Zoom yang untuk hari ini mengambil tema: Diplomat Minang Dulu, Sekarang dan Masa yang akan datang, sebagai pengarah langsung “ditekel” Rektor Universitas Yarsi, Bapak Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D dan Direktur Eksekutif MDN-G Bapak Burmalis Ilyas. MA, M.Si

Dalam pengantarnya Prof Fasli menyampaikan bahwa “Batas batas dunia makin rontok, jarak makin dekat, perjuangan main berat. Siang ini kembali kita mendengarkan pengalaman dari Diplomat Minang, Dubes asal Minangkabau, uniknya kali ini ada tiga generasi, 3 lapisan yang tampil, mulai dari era Dubes Pak Hasjim Jalal, pak Wisber, lapis ke dua era Dubes Yusra dan Dubes yang muda diwakili oleh Dubes Denny Abdi"

DIPLOMAT MINANG DI ZAMAN DULU, SEKARANG, DAN MASA YANG AKAN DATANG


Jakarta, 7 November 2020

DIPLOMAT MINANG DI ZAMAN DULU, SEKARANG, DAN MASA YANG AKAN DATANG

(Oleh: Prof. DR. Hasjim Djalal, M.A.)

  1. Di masa penjajahan, masyarakat Minang sudah banyak berpartisipasi menentang penjajahan, seperti Tuanku Imam Bonjol [Kaum Putih/Paderi] dan peristiwa ‘Perang Kamang’.

  2. Pada awal kemerdekaan, diplomat-diplomat Indonesia asal Minang banyak terlibat dalam perjuangan kemerdekaan, seperti Mohammad Hatta, Sutan Syahrir, H. Agus Salim, Moh. Yamin, dan lain-lain.  Malah pada waktu Jogjakarta (ibukota RI pada waktu itu) diduduki oleh Belanda, ibukota RI pindah ke Bukittinggi, dan kemudian pada waktu Bukittinggi diduduki pula oleh Belanda, ibukota NKRI pindah ke Suliki, di sebelah utara Payakumbuh.

Diplomat Minang Dulu dan Kini


 [11:05 PM, 11/7/2020] +62 813-8458-****: Jakarta 7 Nov 2020

Jakarta 7 Nov 2020

DR. Suryadi (Leiden University Belanda)

FORUM WEBINAR PARA DIPLOMAT ASAL MINANGKABAU

Menarik sekali sebentar tadi mengikuti sharing pengalaman dan sugesti-sugesti dari para diplomat Indonesia asal Minangkabau, baik yang masih aktif sekarang maupun yang sudah pensiun. Forum yang dimoderatori oleh Prof. Dr. Fasli Jalal dan difasilitasi oleh Ketua Minang Diaspora Network Burmalis Ilyas ini juga mengungkap diplomat-dioplomat Indonesia asal Minangkabau para periode awal (pembentukan NKRI dan penduniaan negara muda yang baru bebas dari penjajahan itu), sebutlah umpamanya Mohammad Hatta, Muhammad Yamin, H. Agus Salim, Zairin Zain, Baginda Dahlan Abdoellah, Nazir Pamoentjak, dan lain lain. 

Dari forum itu terungkap pula bahwa sumbangan etnis Minangkabau terhadap dunia diplomasi Indonesia sungguh besar, bahkan tampak tak sebanding dengan jumlah populasi etnis ini yang hanya mencapai kira-kira 3% saja dari total jumlah penduduk Indonesia. Sepanjang sejarah Indonesia modern sebagai sebuah negara berdaulat, putra-putri Minangkabau telah memainkan peran penting di forum internasional untuk memajukan, menjayakan, dan mengharumkan nama REPUBLIK INDONESIA. 

Akhbar Negeri\7.Diplomat Minang, Di Zaman Dulu, Kini, & Akan Datang