![]() |
Ilustrasi Foto: blog ayrooms |
Disalin dari kiriman FB Rabbani Bekam
MASYHUDUL HAQ
![]() |
Ilustrasi Foto: blog ayrooms |
Disalin dari kiriman FB Rabbani Bekam
MASYHUDUL HAQ
Catatan Ringan: Elthaf
Masih segar bagi saya Sabtu kemaren menyaksikan Webinar Nasional dengan topik: “Akselerasi Wirausahawan dengan Kolaborasi dan Inovasi”, kembali hari ini, Sabtu, 7 November 2020, pukul 13:00-17:00, MDN-G (Minang Diaspora Network-Global) bekerjasama dengan Universitas YARSI mengadakan vicon Curah Pendapat (brainstorming) dan Dialog Internasional melalui Zoom yang untuk hari ini mengambil tema: Diplomat Minang Dulu, Sekarang dan Masa yang akan datang, sebagai pengarah langsung “ditekel” Rektor Universitas Yarsi, Bapak Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D dan Direktur Eksekutif MDN-G Bapak Burmalis Ilyas. MA, M.Si
Dalam pengantarnya Prof Fasli menyampaikan bahwa “Batas batas dunia makin rontok, jarak makin dekat, perjuangan main berat. Siang ini kembali kita mendengarkan pengalaman dari Diplomat Minang, Dubes asal Minangkabau, uniknya kali ini ada tiga generasi, 3 lapisan yang tampil, mulai dari era Dubes Pak Hasjim Jalal, pak Wisber, lapis ke dua era Dubes Yusra dan Dubes yang muda diwakili oleh Dubes Denny Abdi"
DIPLOMAT MINANG DI ZAMAN DULU, SEKARANG, DAN MASA YANG AKAN DATANG
(Oleh: Prof. DR. Hasjim Djalal, M.A.)
Jakarta 7 Nov 2020
DR. Suryadi (Leiden University Belanda)
FORUM WEBINAR PARA DIPLOMAT ASAL MINANGKABAU
Menarik sekali sebentar tadi mengikuti sharing pengalaman dan sugesti-sugesti dari para diplomat Indonesia asal Minangkabau, baik yang masih aktif sekarang maupun yang sudah pensiun. Forum yang dimoderatori oleh Prof. Dr. Fasli Jalal dan difasilitasi oleh Ketua Minang Diaspora Network Burmalis Ilyas ini juga mengungkap diplomat-dioplomat Indonesia asal Minangkabau para periode awal (pembentukan NKRI dan penduniaan negara muda yang baru bebas dari penjajahan itu), sebutlah umpamanya Mohammad Hatta, Muhammad Yamin, H. Agus Salim, Zairin Zain, Baginda Dahlan Abdoellah, Nazir Pamoentjak, dan lain lain.
Dari forum itu terungkap pula bahwa sumbangan etnis Minangkabau terhadap dunia diplomasi Indonesia sungguh besar, bahkan tampak tak sebanding dengan jumlah populasi etnis ini yang hanya mencapai kira-kira 3% saja dari total jumlah penduduk Indonesia. Sepanjang sejarah Indonesia modern sebagai sebuah negara berdaulat, putra-putri Minangkabau telah memainkan peran penting di forum internasional untuk memajukan, menjayakan, dan mengharumkan nama REPUBLIK INDONESIA.
Klik pada judul untuk menuju tulisan:
ULUN JANDI: Hubungan Pendatang–Pribumi di Suku Karo Mengamati Peristiwa-peristiwa Struktural Yang Ditelan Manipulasi dan Spekulasi Sejarah...