CTS #115 : BERCERITA TENTANG NAGARI MAEK, NAGARI TERTUA DI LIMO PULUAH KOTO[1]
Gambar: Winny Marlina[/caption]
Ciloteh Tanpa Suara | Kemarin saya kedatangan tamu anak muda bernama Mutiara Fransiska asal dari Nagari Maek Kecamatan Bukik Barisan Kab. Lima Puluh Kota. Kami berciloteh bersuara dengannya.
“Selamat buat ananda Mutiara Fransiska lulus Program Studi S2 Kajian Sejarah Universitas Andalas “ujar saya menyapa pertama kali saat datang kerumah.
“Terimakasih engku, untuk itu kami bertambah semangat untuk mengkaji sejarah kampung kami, Maek sebagai Nagari Tertua “ Ujarnya.
“Jika tiara mengkaji Maek berdasarkan Tambo tidak akan selesai penelitiannya, tetapi dikaji dengan arkelogis, linguistis, letak wilayah, kenapa Menhir itu ada di nagari Maek dan mengumpulkan uji karbon, mungkin bisa pendekatan melalui itu. Uji golongan darah kenapa di Nagari Maek banyak golongan dari A dan AB seperti ras Mongoloid atau tubuhnya pendek-pendek seperti Tiara ini perlu juga dikaji. Oh ya, apa yang Tiara ketahui tentang arti Maek atau Mahek ?” Tanya saya.