Tampilkan postingan dengan label syariat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label syariat. Tampilkan semua postingan

FAKTA TENTANG BUAH KHULDI DAN BENTUKNYA

 




Rabbanians | Buah yang dimakan oleh Nabi Adam Alaihis Salam memang disebut-sebut di dalam Al-Quran sebagai Buah Khuldi. Silahkan baca QS. Thaha ayat 120.

فَوَسْوَسَ إِلَيْهِ ٱلشَّيْطَٰنُ قَالَ يَٰٓـَٔادَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلَىٰ شَجَرَةِ ٱلْخُلْدِ وَمُلْكٍ لَّا يَبْلَىٰ

Artinya: Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?"

Namun yang perlu digaris-bawahi, penamaan pohon terlarang itu ternyata bukan datang dari Allah SWT. Yang menamakannya justru iblis. Dalam hal ini setan sedang membujuk-rayu Nabi Adam dan istrinya agar keduanya mau memakan buah terlarang itu. Maka disebutkan nama pohon itu dengan nama buatan iblis, yaitu Pohon Khuldi. Maknanya [Menurut Iblis] adalah Pohon Keabadian. Maksudnya bahwa siapa yang memakan buah dari pohon itu, dia akan hidup abadi dan kekal selama-lamanya.

Adat & Syari'at di Kepulauan Maluku

 

Pict: makassar.kompas

Falsafah Hidup Orang Maluku dan Maluku Utara
Oleh: Muhammad Kashai Ramadhani Pelupessy

FB Edi Kurniawan - Jafar Sadiq, tercatat dalam hikayat Naidah, sebagai orang Arab pertama yang berkunjung ke Ternate Maluku Utara. Dia disebut-sebut sebagai bapak dari empat kesultanan yang ada di Maluku Utara yakni Ternate, Tidore, Bacan dan Jailolo. Masyarakat Ternate dan sekitarnya meyakini bahwa Jafar Sadiq dulunya nikah dengan bidadari asal kahyangan. Dari perkawinan mereka lahir 4 saudara laki-laki dan 4 saudara perempuan. Keempat saudara laki-laki inilah yang akan menjadi pemimpin (sultan) di Maluku Utara.
Sampai detik ini, belum ada penelusuran sejarah yang jelas, terkait siapa sebenarnya Jafar Sadiq. Ada yang mengatakan dia dari Arab, Persi, atau Yaman, tapi adapula yang berpendapat bahwa dia di utus oleh kekhalifahan Abbasyiah untuk menyiarkan agama Islam ke wilayah timur Indonesia. Hal ini mengingatkan saya pada fase pertama di kirimnya para ulama dari Abbasyiah, rombongan Syaikh Jumadil Qubra dan kawan-kawan ke tanah Jawa, mungkin juga sekaligus dengan Jafar Sadiq, wallahua’lam. Tapi di Jawa ada juga sunan yang bernama Jafar Sadiq yakni Sunan Kudus. Apakah Jafar Sadiq yang menyiarkan Islam di Maluku adalah Sunan Kudus? Hal ini masih menjadi tanda-tanya besar.

Adat Minang dimata yang baru Hijrah

Gambar Ilustrasi: IAIN Tuban

FB: Al Fatah - Yang membuat hati ini bertanya, apa iya di Minang itu "Adat Bersendi Syara' - Syara' Bersendi Kitabullah"??

Ada orang meninggal, dibuat acara makan-makan untuk mengingat kalau dia telah meninggal sekian hari, sekian bulan, atau sekian tahun. Kalau tidak ada uang untuk menyelenggarakan acara tersebut, maka digadaikanlah harta, atau meminjam uang kepada jiran kiri dan kanan. Biarlah susah, asal yang meninggal tidak disebut mati hewan.[1] Padahal membuat acara memperingati kematian, termasuk kategori meratap. Siapa yang meratap maka jenazah kerabat yang meratap akan di azab dalam kubur kata hadis dari Imam Bukhari. Bisa diazab dalam makna sebenarnya, bisa pula azab dalam makna bahasa.[2]

Mencoba berdalih dengan mengatakan "Kami membaca tahlil, shalawat dan mengaji, selepas itu berniat bersedakah, menghidangkan makanan ke orang datang"

Berkah Syantik




Kaka Syantik kita rupanya telah mendapatkan pelipur lara,
Tak perlu menunggu waktu lama,
kini ia telah kembali ke singasana
Sungguh dahsyat itu berita
tak sedahsyat jaringan yang ia punya
atau mungkin juga koneksi keluarga

Sungguh hebat Kaka Syantik kita
Menyalahkan para ulama
demikian juga para pembuat berita
ikut pula nyanyian Si Kaka

Ketika yang Bathil di Pandang Lazim

Gambar: umma

Akhir pekan ini ranah maya diramaikan dengan berita dipecatnya seorang camat di Bandar Payakumbuh karena membuat video yang berjudul Simpang Benteng Fashion Week.[1] Simpang Benteng merupakan salah satu tempat di bandar tersebut. Sebelumnya di kota ini sudah pernah dilakukan aksi Latah Citayam Fashion Week (CFW) beberapa masa yang silam

Sang camat yang terlihat masih muda ini memiliki aku IG dengan nama @dewi.centong sedangkan nama aslinya ialah Dewi Novita. Ia membuat video dengan dirinya sebagai model, berkacamata, dan fashionable, serta pengambilan dan pengeditan gambar yang menarik membuat videonya tak kalah dengan video-video 'kaka syantik & babang tamvan' dari Jakarta.

Berikut postingannya:

Kebiasaan BALIMAU sebelum Puasa


Disalin dari kiriman FB Sutan Bandaro Sati 

TRADISI BALIMAU
Praktek Memahami Perbedaan Antara "Tubuh, Jiwa dan Ruh". Manusia yang hidup dan sehat tentu memiliki :
1. Tubuh.
2. Jiwa.
3. Ruh.
Tubuh adalah bersifat fisik. Sedang Jiwa dan Ruh bersifat ghaib dan rohani. Namun Jiwa tidak sama dengan Ruh. Tubuh berbeda sifat dengan Jiwa. Namun Jiwa dengan Tubuh merupakan kesatuan yang utuh.

Ketika seseorang meninggal, maka Jiwa akan hilang dan tubuhnya akan hancur. Namun, Ruh tetap ada, hanya saja Ruh keluar dari tubuh dan berpindah ke alam Ruh. Karena Jiwa dengan Tubuh merupakan kesatuan yang utuh, maka ketika Jiwa mengalami kerusakan, sakit atau berpisah dengan Tubuh, maka tubuh seseorang yang hidup akan ikut sakit, bukan mati. Kondisi itu biasanya disebut "sakit jiwa" atau "kesurupan".

Perihal Keris Minang

 

Ilustrasi: wikwand


Oleh: @Reinja

Keris orang Minangkabau itu di depan, bukan di samping atau di belakang, ada falsafah yang tersembunyi disana mengapa keris orang Minang itu di depan.

“Patah lidah bakeh kalah, patah karih bakeh mati”

[Patah lidah tanda kalah, patah keris tanda mati]

Begitu bunyi pepatah, orang Minang hanya mengangguk pantang untuk membungkuk,[1] jika disuruh atau di paksa membungkuk keris mesti dicabut dahulu, patah karih bakeh mati. Sukar bagi orang lain (bukan orang Minang) untuk memahami falsafah ini, hanya orang Minang yang mengerti itu pun bagi mereka yang arif dan bijak dalam memahami kiasan.

Setiap “kieh” atau kiasan memerlukan kejelian dan ketangkasan dalam berfikir[2] kadang kiasan itu tidak bisa di artikan dengan logika. Falsafah atau kiasan-kiasan inilah yang telah membentuk kepribadian anak Minang baik di kampung maupun di rantau orang.

Bukan Terkenang Tapi Pelajaran Berpantang Hilang



السلام عليكم و رحمة الله و بركاته
"Bukan Terkenang Tapi Pelajaran Berpantang Hilang"
Apapun kebaikan yang tercurah ke Ranah Bundo ini, sering teriring dengan kalimat;
"sudah melawan, tetap juga diberi".
Dalam pergaulan di Ranah Minang, inilah yang disebut:
"agiah bapanokok, unjuak palatiang kecek"
Bukankah tuan-puan yang memilih demokrasi sebagai cara mengelola negeri ini ?!

"Inyiak Balang Bukan Harimau Sirkus"



Punahnya harimau bukan semata karena tak berketurunan tapi karena belantara telah berubah fungsi. Harimau-harimau Minangkabau tak pernah kehilangan belang.

Kalau cermin sejarah pantulan diri memang jernih, lihatlah Hatta di ujung kehidupan, Syahrir di akhir perjalanan, Tan Malaka di batas pelangkahan bahkan Hamka dalam gelombang perjuangan.

"Tokoh Minang Bagaikan Cincin di Jari Manis"



Dalam hiruk pikuk kemunafikan, tak perlu berebut menjadi panutan, kalau tempat yang tersedia hanyalah di sela barisan para penjilat dan penjual kehormatan.

Ketahuilah..
Kalau engkau memang benih unggul persemaian, hidup engkau hanyalah di dalam persawahan, bukannya di tengah tumpukan sampah limbah kehidupan.

Tipu daya & fitnah di Alam Melayu

Ilustrasi Gambar: Kompas


OPERASI INTELIJEN BELANDA LEWAT ‘PREMAN ‘ UNTUK MEMPROVOKASI PERANG DI MINANGKABAU. (Bagian Ketiga)

Perang Bad’r Minangkabau 1803 - 1845
Catatan Kecil
Yulfian Azrial
( Mak Yum )

PADA postingan Bagian Kedua sebelumnya telah dijelaskan bagaimana pasukan Minangkabau di bawah komando Daulat Pagaruyung berhasil menghancurkan benteng-bentengnya Portugis di Pantai Barat Sumatera nyaris tak bersisa. Tentaranya dilibas dan diusir. Hanya sebagian kecil yang berhasil menyalamatkan diri ke wilayah pedalaman untuk bersembunyi.
Kejadian ini teramat memalukan, tidak hanya Portugis, tapi juga Bangsa Penjarah Eropa pada umumnya. Akibatnya, rasa sakit hati, dendam dan kasam yang teramat sangat luar biasa dipendam oleh Bangsa Penjarah Eropah.

Keturunan Minang, bukan Orang Minang



Pernah kami mendengar dalam satu curaian Angku Yus Dt. Parpatiah yang kami lupa judul kasetnya serta menit ke berapa. Beliau bertanya "Adat nan tak lekang oleh panas, lapuk oleh hujan. Tahukah engkau apa itu?"

Nan ditanya diam tak dapat menjawab, dijawab sendiri oleh Si Angku "Orang Minang mengambil segala sesuatu dari alam, alam takambang jadi guru. Demikian bunyinya.." curai beliau kemudian "Adat nan tak lekang oleh panas, lapuk oleh hujan itu diambil dari perumpamaan yang terdapat di alam. Tahukah engkau apa itu?" tanya beliau lagi

Bantahan terhadap Jabbariyah

Sumber Gambar: https://www.facebook.com
Sepuluh bantahan untuk yang mengatakan, "Ke luar rumah berani, ke ATM berani, ke minimarket berani, ke warung berani, giliran ke masjid, takut corona. Situ waras?"

Kita jawab,

Pertama, ini hanya produk akal-akalan, beragama tidak pakai akal-akalan seperti ini. Namun dengan timbangan dalil dan kaidah-kaidah syar'iyyah. Makanya kata Ibnul Qayyim, "Kebanyakan kesesatan manusia disebabkan karena analogi akal yang rusak".

Kedua, yang mengatakan seperti ini atau yang nge-share, jika menyebabkan orang-orang terkena wabah hingga meninggal, maka ia menanggung dosa membunuh orang lain.

Ketiga, orang yang mengatakan ini, kalau ingin konsisten menggunakan kaidah di atas, berarti ketika ada orang positif terkena Covid-19 atau terduga, maka tidak boleh dilarang ke masjid dan jama'ah masjid tidak boleh menghindar. Yang penting berani dan tawakal! Apakah bisa konsisten menerapkan kaidahnya?

Adat Minang diujung tanduk

Sumber Gambar: http://aimaginer.blogspot.com
Dilema Pewarisan ABS-SBK di Tengah Marginalisasi Penghulu
Oleh: Dr. Emeraldy Chatra
Disalin dari:  bakaba.co

Orang Minangkabau yang mengkhianati orang kampungnya sendiri tidak terhitung jumlahnya. Mereka adalah orang yang ingin agar budaya Minangkabau dihilangkan dan diganti dengan budaya lain, tanpa menimbang sisi negatif dan bahaya dari sikap dan keinginannya itu.

Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi ka Kitabullah atau ABS-SBK merupakan brand dari sebuah konsepsi filosofis yang menjadi landasan bagi budaya Minangkabau atau budaya Melayu pada umumnya (Takari, 2015). Meskipun brand yang sama juga digunakan oleh orang Melayu Riau (Darussamin, 2014), Melayu Jambi (Rahima, 2014), Kerinci (Tago, 2013), Melayu Asahan (Mailin, 2017) dan Rejang (Devi, 2016) dari penelusuran saya orang Minangkabau yang paling setia dan sering menyebutnya baik dalam tulisan maupun pernyataan verbal. Agaknya yang paling risau ABS-SBK menghilang dari kebudayaannya juga orang Minangkabau. Wallahu’alam.

"NEGERI KU MINANGKABAU"

Sumber Gambar: https://wendiahmadwahyudi.wordpress.com


Oleh Dr. Gamawan Fauzi

TERHAMPAR di sepanjang bibir Samudera Hindia nan biru. Dihiasi sejuta nyiur melambai. Di jajaran Bukit Barisan yang rimbun menghijau, dengan puncak-puncak gunung menjulang ke angkasa, dengan air jernih jatuh di bebatuan, memercik ke udara, bersinar ditimpa matahari, laksana intan bertaburan. Sawah berjenjang-jenjang bak tangga istana, menguning dimusim panen.

Di perkampungan nagari yang bersuku dan beradat, gonjong-gonjong rumah gadang, seperti busur-busur panah berlomba menggapai langit, menjadi spirit kehidupan untuk selalu menjadi terdepan.

Di tengah-tengah komunitas adat yang beradat itu, selalu ada masjid dan surau, menjaga jiwa nagari yang saleh dan tunduk patuh kepada sang khalik.