![]() |
Ilustrasi Gambar: National Geographic |
![]() |
Ilustrasi Gambar: National Geographic |
Ilustrasi Foto: historia |
PERSIS satu abad lampau. Teori bahwa ada kerajaan bernama Sriwijaya lahir dari nalar rahim George Coedes, seorang ilmuwan Prancis. Setelah mempelajarinya baik-baik, ternyata teori itu, maaf, keliru. Sriwijaya bukanlah kerajaan. Dan alur ceritanya tak seperti yang dihidupkan para sarjana di kampus-kampus.
![]() |
Foto: Andalas Tourism |
Svarṇadvīpī Dharmakīrti
gambar: bpad |
![]() |
Sumber Gambar: https://www.facebook.com |
1. Iman tak dapat diwarisi, dari seorang ayah yang bertaqwa. Jadikan kisah sejarah ini sebagai pedoman.
Perempuan-perempuan
tak berpenutup dada tak hanya di Papua saja di masa lalu, tapi di banyak daerah
di Indonesia. Di Jawa, kaum perempuan biasanya hanya menutup dadanya dengan
kemben yakni sebuah kain yang dililit di bagian dada. Baru setelah periode 1900-an,
perempuan di Jawa mulai mengenakan kebaya.
Baca
selengkapnya di artikel "Sejarah Kutang Nusantara", https://tirto.id/byuk
Kebaya diduga berasal dari bahasa
serapan Arab qaba yang berarti
pakaian yang kemungkinan berhubungan dengan kata abaya yang berarti jubah yang longgar. Kemudian kata ini mendapat
tempat melalui Bahasa Portugis cabaya.
Menurut sebagian sumber kebaya sudah ada semenjak zaman Majapahit yang lazim dipakai oleh perempuan bangsawan yang dipadukan dengan pakaian yang telah ada sebelumnya yakni kemben. Sebelumnya di Jawa juga telah dikenal istilah lain untuk pakaian perempuan seperti kulambi yang berarti baju, sarwul atau sruwai yang berarti celana, dan ken yang merujuk kepada kain panjang yang dililitkan ke pinggang.
Terdapat beragam versi terkait asal muasal kemben ini, Wikipedia menyebutkan bahwa busana ini sudah ada semenjak periode Jawa Kuno dan Klasik dan dipakai oleh wanita istana. Hal ini seperti tergambarkan dalam kitab Kakawin Sumanasāntaka, karya dari Mpu Monaguna, pujangga dari Kadiri pada abad ke-13 M, berikut petikannya:
Silahkan klik pada judul untuk menuju tulisan:
Silahkan Klik pada judul untuk menuju tulisan:
![]() |
Sumber Gambar: https://blockbusterviral.files.wordpress.com |
"Dari Raja sekalian para raja (Malik al Amlak) yang juga adalah keturunan ribuan raja, yang isterinya pun adalah cucu dari ribuan raja, yang tamannya dipenuhi dengan ribuan ekor gajah, yang wilayah kekuasaannya terdiri dari dua batang sungai yang mengairi tanaman gaharu, rempah wangi, pokok pala, dan kapur barus yang bau keharumannya semerbak sehingga 12 batu jauhnya.Kepada Raja Arab (Khalifah Umar bin Abdul Aziz) yang tidak menyembah tuhan-tuhan lain selain Tuhan yang satu. Aku telah mengirimkan kepada engkau hadiah yang tidak seberapa sebagai tanda persahabatan. Aku harap engkau sudi mengutuskan seseorang untuk menerangkan ajaran Islam dan segala hukum-hukumnya kepadaku"
ULUN JANDI: Hubungan Pendatang–Pribumi di Suku Karo Mengamati Peristiwa-peristiwa Struktural Yang Ditelan Manipulasi dan Spekulasi Sejarah...