Batik merupakan pakaian khas Jawa yang dijadikan sebagai busana nasional atau “Batik Nasional” di Indonesia. Sejarah batik sendiri beragam di Tanah Jawa, ada yang mengatakan asalnya dari Mesir dan Sumeria, ada pula yang mengatakan dikembangkan oleh orang-orang India, serta ditemukan juga ada pula batik di Cina.
Konon kabarnya, pengaruh batik sudah sangat meluas, ekspansinya sampai ke luar dari
pulau tersebut seiring dengan hegemoni politik dan budaya mereka. Bahkan pada beberapa pulau dikenal pula batik. Pada akhir-akhir
ini, sebuah kota di Minangkabau mengeluarkan batik khas kota mereka.
Berasal dari Mesir atau Sumeria
Sumber dari Wikipedia menyebutkan kalau Batik berasal dari Mesir atau
Sumeria dan teknik ini telah dikenal lebih dari 1.000 tahun. Kemudian teknik
ini meluas di beberapa Negara seperti Afrika Barat (Nigeria, Kamerun, Mali),
Asia (India, Sri Lanka, Bangladesh, Iran, Thailan, Malaysia, dan Indonesia).
Sumber lain menyebutkan bahwa teknik batik telah dikenal semenjak abad ke-4 SM dengan ditemukannya kain pembungkus mumi yang dilapisi malam untuk membentuk pola. Sedangkan di Asia, teknik batik juga diterapkan di Cina, India, dan Jepang.[1]
Awal Mula Batik di Jawa
Berdasarkan keterangan dari Rens Heringa pada bukunya Fabric of Enchantment: Batik From The North
Coast of java (1996), batik pertama kali telah ada di Indonesia sekitar
tahun 700an Masehi. Diperkenalkan oleh orang India karena pada masa itu Raja
Lembu Amiluhur (Jayanegara) menikahkan anak lelakinya dengan seorang puteri
dari India. [2]
Dalam perkembangannya Batik ditulis di daun lontar dan papan rumah penduduk
Jawa. Kebiasaan ini dilakukan untuk mengisi waktu luang dan motif yang dipakai
masih sangat sederhana seperti motif tumbuhan dan binatang.[3]
Masa Majapahit
Diabad-17 yakni dimasa Majapahit, batik mulai dikenal dikalangan
bangsawan kerajaan dengan menuslikannya di atas kain putih yang ditenun
sendiri. Untuk pewarna digunakan pewarna yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Namun Peneliti asal Belanda G.P Rouffaer dalam bukunya De Batikkunst in Nederlandsch-Indie Haar
Geschiendenis melaporkan penemuan gringsing
(salah satu pola batik) yang sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa
Timur. Sang peneliti berpendapat bahwa pola tersebut hanya dapat dibuat dengan
alat canting. Sehingga ia berpendapat
bahwa alat tersebut ditemukan di Jawa
sekitar masa abad ke-12.
Kemudian juga ditemukan ukiran yang menyerupai pola batik pada salah
satu arca di Jawa Timur yang berasal dari abad ke-13 atau lebih awal. Kemudian
juga ditemukan motif pada ukiran beberapa candi peninggalan masa Hindu-Budha di
Jawa. Salah satunya ialah pola batik yang ditemukan pada arca Prajnaparamita
yang merupakan Dewi Kebijaksaan umat Budha.
Masa Kesultanan Islam
Berdasarkan sumber yang telusuri, jejak batik diera Islam belum begitu nampak walau diakui sejarah batik sendiri tidak dapat dilepaskan dari sejarah Islam di pulau tersebut. Namun kisah Kyai Hasan Basri pemilik pesantren di Tegal
Sari, Ponorog. Ia menikah dengan puteri raja Solo dan isterinya inilah yang
mengajarkan batik di Ponorogo. Selain itu, anggota keluarga kerajaan Solo
banyak pula yang belajar di pesantren milik Kyai Hasan.
Demikianlah perkembangan batik yang semula hanya milik keluarga
kerajaan dan para bangsawan. Kemudian atas izin dari kerajaan, batik juga boleh
dibuat diluar keraton, dan akhirnya menyebar dikalangan rakyat jelata.
Perkembangan Batik
Batik Keraton yang kaya dengan motif Hindu dan dipengaruhi budaya Islam
dianggap sebagai dasar Batik Jawa. Serta dikenal juga Batik Pesisir Utara Jawa
yang muncul dari kota-kota di pesisir utara Pulau Jawa, ciri khas batik ini
mununjukkan pengaruh Cina melalui penggunaan dan warna-warna cerah, bunga, dan
motif hewan.
Diabad ke-19 muncul Batik Saudagar di Kerajaan Surakarta dan
Yogyakarta. Kemudian pada era 1910 muncul Batik Belanda, Batik Cina atau Batik
Hokokai.
Pada tahun 1950, Soekarno yang menjadi presiden saat itu mendorong
penciptaan Batik Indonesia. Yang dimaksud dengan Batik Indonesia ialah
simbiosis dari berbagai gaya batik dari Yogyakarta, Surakarta, serta Pantai
Utara Jawa.
Daftar Bacaan:
Sejarah
batik sebagai warisan budaya Indonesia – kelaspintar.id
Batik:
Sejarah & Ragam Batik – Kompas.com
Diklaim
berbagainegara, Bagaimana Sejarah Batik di Indonesia –
goodnewsfromindonesia
Sejarah
Batik di Indonesia – bobo.grid.id
Sejarah Batik
Indonesia – jabarprov.go.id
Sejarah
Batik di Indonesia – Wikipedia.com
[2]
Ibid,
Catatan tambahan: Lembu Amiluhur atau Jayanegara dipercaya merupakan
raja pertama kerajaan Jenggala yang bernama Mapanji Garasakan (berdasarkan
prasasti Turun Hyang II tahun 1044). Ia merupakan anak dari Raja Airlangga yang
hidup dalam masa tahun 1000 – 1049 M. Selanjutnya baca tentang Kerajaan Jenggala
DISINI dan
Airlangga DISINI Melihat
data-data tersebut maka terdapat selisih 344 tahun. Apakah Jayanegara ini sama
dengan Mapanji Garasakan? Atau mungkin raja yang berbeda?