Tampilkan postingan dengan label nuswantoro. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label nuswantoro. Tampilkan semua postingan

SESAJEN DALAM BUDAYA JAWA

Gambar Ilustrasi: Pena Rakyat News

 Disalin dari kiriman FB Dhemite Keluds

SESAJEN DALAM BUDAYA JAWA
Salam Rahayu....
Pemberian sesajen ini tidak ada kaitannya dengan memberi makan jin, danyang, setan atau sebangsanya. Tetapi sesajen dalam arti yang sebenarnya adalah menyajikan hasil bumi yang telah diolah oleh manusia atas kemurahan Tuhan Penguasa Kehidupan. Mengingatkan kita bahwa ini semua adalah milik Tuhan. Selama ini kita tidak turut memiliki namun hanya memanennya saja. Karena semuanya sudah ada ketika kita mulai diberi kehidupan.
Saat ini orang beranggapan bahwa menyajikan sesajen adalah suatu kemusyrikan. Tapi sebenarnya ada suatu simbol atau siloka di dalam sesajen yang harus kita pelajari. Siloka, adalah penyampaian dalam bentuk pengandaian atau gambaran yang berbeda (aphorisma). Kearifan lokal yang disimbolkan dalam sesajen perlu dipelajari bukan disalahkan karena itu adalah kearifan budaya lokal yang diturunkan oleh leluhur kita.
Padi, gabah, beras, nasi (tumpeng) : melambangkan ketuntasan dan kesempurnaan. Kalau kita melakukan sesuatu harus dengan tuntas dan tidak setengah-setengah.
Nasi tumpeng. Kata “tumpeng” berasal dari kata TUMUNGKULO SING MEMPENG, artinya kalau kita ingin selamat, hendaknya kita selalu rajin beribadah. Sedangkan bentuk kerucut pada tumpeng mengartikan bahwa semakin hari kita harus senantiasa ingat kepada Tuhan dan tumpeng juga sebagai penjelmaan alam semesta dimana nasi berwujud gunung dikelilingi oleh hasil bumi berupa tumbuh-tumbuhan dan hewan darat/air.

JAWADĪPA, JAWABUDA (ŚIWA BUDDHA), DAN KEJAWEN MENURUT NUSWANTORO


MEMAHAMI PERBEDAAN JAWADĪPA, JAWABUDA (ŚIWA BUDDHA)

DAN KÊJAWEN
Oleh : Damar Shashangka.
Postingan ini cukup panjang, tapi sangat berguna bagi teman-teman semua yang ingin mengetahui perbedan Jawadīpa, Jawa Buda dan Kêjawen.
Sudah beberapa tahun ini saya berusaha untuk mengumpulkan sekaligus mempelajari naskah-naskah klasik Jawa dari berbagai latar belakang ajaran yang pernah berkembang di Jawa untuk kemudian saya klasifikasikan dengan cermat demi untuk mengurai kerancuan informasi yang ada. Hasil dari mengumpulkan dan mempelajari berbagai naskah tersebut, pada akhirnya saya menemukan gambaran jelas tentang apa saja ajaran yang pernah tumbuh dan berkembang di Jawa. Setidaknya ajaran yang pernah tumbuh di Jawa bisa dibagi ke dalam tiga kategori besar:
1. Jawadīpa
2. Jawa Buda
3. Kêjawen

Katak di Bawah Tempurung

Gambar Ilustrasi: Studio Literasi

Tatkala membaca tulisan ini, kita teringat dengan Pakcik Rasulullah yang dapat menerima kebenaran Islam namun berat hatinya untuk meninggalkan Agama Leluhurnya. Teringa tpula kita dengan kisah Fasisme Nazi dan Jepang pada masa Perang Dunia (PD) II, dimana mereka meanggap bahwa bangsa merekalah yang paling maju, unggul, hebat, dan lebih dari bangsa-bangsa lain.

Silahkan dibaca dan selami pola fikir Si Penulis. Tentunya tak semua orang Jawa berfikir sama dengan Si Penulis namun kita setidaknya mendapat gambaran betapa congkak dan angkuhnya para Nuswantoro ini. Kisah mereka sesungguhnya telah digambarkan berabad-abad yang lampau oleh nabi kita. Pelajari lagi agama kita baik-baik, jangan sampai tersungkur kedalam lembah kefasikan dan kemunafikan.

Tulisan di bawah disalin dari kiriman FB: Buyung Kaneka Waluya

Sesungguhnya, orang Jawa tak pernah ikhlas menerima Islam, Kristen, Buddha, maupun Hindu. Karena orang Jawa mencintai leluhur dan budaya Jawa, serta memuliakan budaya Jawa yang luhur.

Sekilas Perihal KEMBEN


Kemben secara tradisional dikenakan dengan cara melilitkan sepotong kain menutupi batang tubuh bagian atas, tepi dilipat dan disematkan, diikat dengan tambahan tali, ditutupi dengan angkin atau selempang yang lebih kecil di sekitar perut [Wikipedia]

Terdapat beragam versi terkait asal muasal kemben ini, Wikipedia menyebutkan bahwa busana ini sudah ada semenjak periode Jawa Kuno dan Klasik dan dipakai oleh wanita istana. Hal ini seperti tergambarkan dalam kitab Kakawin Sumanasāntaka, karya dari Mpu Monaguna, pujangga dari Kadiri pada abad ke-13 M, berikut petikannya:

Peradaban Nuswantoro




Peradaban nuswantoro dimulai dari Jawa, demikan pula agama Hindu, Sri Krishna dipercaya adalah orang Jawa asli dan Buddha Gautama juga berasal dari Jawa

Pada akhirnya jawa dengan Mojopaitnya sukses menakhlukkan 2/3 dunia, kekuasaannya melebihi Jengis Khan, Alexander the Great, Napoleon Bonapaarte, Umar bin Abdul Aziz, Harun al Rasyid, Suleiman al Qanuni, Ratu Victoria atau siapapun penguasa dunia yg ada dalam sejarah.
Demikian kira kira..


Catatan di kolom komentar:
Nama nusantara itu baru muncul di tahun 1887 orang seorang non muslim (Douwes Dekker) yang lahir di Pasuruan Jawa Timur, bukan dari zaman bahelak, zaman bahelak belum mengenal nusantara.
Disalin dari kiriman FB: Riff ben Dahl
pada: 19 Juli 2020
Pukul: 08.46

Cimie'eh\1.Nuswantoro