Tampilkan postingan dengan label Kebudayaan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kebudayaan. Tampilkan semua postingan

ASAL USUL NAMA SERI MENANTI, BANDAR DIRAJA NEGERI SEMBILAN

Gambar: reseachgate

 

Disalin dari kiriman Aal Piliang pada grup Pembela Adat & Syarak Alam Minangkabau


Di daerah Kuala Pilah terletak bandar diraja Negeri Sembilan, Seri Menanti, jaraknya dari bandar Seremban kira-kira 30 kilometer. Seri Menanti pada masa dahulu termasuk di dalam Luak Johol.
Menurut cerita, Seri Menanti asalnya nama sebatang sungai. Hulu sungai tersebut terletak di gunung yang memisahkan daerah Rembau daripada daerah Kuala Pilah.
Kawasan berhampiran sungai itu telah didatangi satu rombongan dari Minangkabau. Rombongan itu diketuai oleh Datuk Putih daripada Suku Seri Lemak. Mereka datang ke Tanah Melayu untuk mencari penghidupan baru. Datuk Putih adalah seorang bomoh besar yang juga pawang negeri di Sungai Layang.
Setelah melalui beberapa perkampungan, akhirnya Datuk Putih menemui tempat yang dirasakan amat sesuai untuk mendirikan sebuah perkampungan. Ahli-ahli rombongannya bersetuju dengan cadangannya itu. Mereka bermuafakat membuka kawasan baru itu untuk bercucuk tanam.
Datuk Putih kemudian bertanya kepada hampir semua ahli rombongan itu nama yang sesuai untuk kampung mereka. Namun tidak seorang pun yang memberi jawapan yang memuaskan. Dengan demikian perkampungan itu tidak memiliki nama untuk beberapa lama selepas dibuka.

PKI, Bukan Bagian Kayu Basilang dalam Tungku

 


"PKI, Bukan Bagian Kayu Basilang di Tungku"
Oleh: Buya Gusrizal Gazahar Dt. Palimo Basa
 
Karakteristik masyarakat Minangkabau yang terbuka dalam perbedaan pandangan, tentu bukanlah sebagai bentuk liberalisme.Minang punya petuah, "alue jo patuik dan barih jo balabeh" (alur dengan patut dan baris dengan belebas).Sehingga perbedaan pandangan tidak akan keluar dari bingkai keminangan itu sendiri.
 
Kaedah adat yang populer, "baralieh tagak di tanah nan sabingka, bakisa duduak di lapiek nan sahalai" (beralih berdiri, tetap di tanah yang sebingkah. Bergeser duduk, tetap di tikar yang sehelai), menjadi frame bagaimana perbedaan tersebut tetap terkawal dengan nilai-nilai yang menjadi kesepakatan di Ranah Minang.

11. Tugu Peringatan Perang Kamang & Manggopoh


Tugu Kamang & Manggopoh berada di Jalan Sudirman, Kelurahan Sapiran, Kecamatan Aur Birugo XIII.  Tugu ini dibangun untuk mempe-ringati peristiwa perang di Nagari Kamang (15 Km timur Bukittingggi) dan Manggopoh yang terjadi pada tanggal 15 Juni 1908.

Undang Undang No.5 Th. 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan