Pict: the living philosophy |
Oleh: Saiful Guci
Ciloteh Tanpa Suara # 13 - Sering kita mendengar kalimat falsafah “Alam Takambang Jadikan Guru”. Falsafah di atas mengandung arti agar manusia selalu berusaha menyelidiki, membaca, serta mempelajari ketentuan-ketentuan yang terdapat pada alam semesta sebagai sunnatullah. Dan hendaknya manusia selalu berusaha menggali dan menganalisis suatu permasalahan atau ilmu sampai menemukan kesimpulan yang dapat digunakan sebagai kompetisi yang berguna bagi manusia.
Alam Takambang Jadikan guru.
Timbul pertanyaan : Apa itu alam ?, Apa itu takambang ? dan apa itu yang bisa dijadikan guru.
Alam dalam makna filosofis adalah makna non materi. Alam dalam pengertian non materi ini berarti pemikiran, ide dan gagasan yang berawal dari intuisi dan imajinasi.
Intuisi adalah istilah untuk kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penalaran rasional dan intelektualitas. Intuisi juga merupakan bentuk perkiraan yang samar-samar, sering setengah disadari, tanpa diiringi proses berpikir yang cermat sebelumnya, namun kemudian dapat menuntun pada satu keyakinan, yaitu secara tiba-tiba dan pasti memunculkan satu keyakinan yang tepat.
Dalam pengertian lain intuisi adalah pandangan batiniah yang serta merta tembus mengenai suatu peristiwa atau kebenaran, tanpa perurutan pikiran, seperti ilham. Ilham adalah penyampaian suatu makna, pikiran atau hakikat di dalam jiwa atau hati secara melimpah. Maksudnya Allah SWT menciptakan padanya ilmu dharuri[1] yang ia tidak dapat menolaknya, yaitu bukan dengan cara dipelajari akan tetapi dilimpahkan ke dalam jiwanya bukan karena kemauannya. Allah berfirman di dalam Al-Qur’an QS. Asy-Syams: 7-8 : “Dan demi jiwa serta penyempurnaannya, lalu IA meng-ILHAM-kan kepadanya jalan keburukan dan ketaqwaannya.”
Dalam kehidupan sehari-hari, istilah batin, firasat atau intuisi, tentu sudah tidak asing lagi bagi kita. Istilah tersebut diterjemahkan dalam berbagai makna. Tapi yang pasti, intuisi adalah keadaan dimana seseorang merasakan akan terjadinya suatu peristiwa sebelum peristiwa itu benar-benar terjadi, entah itu peristiwa baik ataupun buruk.
Sementara imajinasi adalah gambar angan, daya membayangkan atau khayalan. Imajinasi secara umum, adalah kekuatan atau proses menghasilkan citra mental dan ide. Para ahli ilmu jiwa mengemukakan banyak macam imajinasi. Lamunan dan impian adalah salah satu bentuk imajinasi yang pasif. Imajinasi reproduksi ialah berupa kemampuan membentuk kembali pengalaman masa lalu. Bentuk imajinasi dalam bidang sains dikatakan sebagai produktif atau imajinasi yang kreatif. Hasil dari imajinasi kreatif adalah penemuan baru. Penemuan baru ini bisa berbentuk benda, konsep, idea atau model. Imajinasi seseorang adalah batasan dunianya nyata orang tersebut. Imajinasi tidak mengenal batas, dan apapun yang ditangkap oleh pikiran dan diyakini, akan dapat terwujud menjadi realitas. Imajinasi kreatif membantu seseorang untuk mengeksplorasi pilihan-pilihan atau opsi yang berbeda dan melihat banyak sekali scenario dan peluang hasilnya.
Imajinasi yang kita kembangkan merupakan pemicu yang mendorong untuk bergerak melakukan sesuatu. Kita akan punya kekuatan untuk mencapai imajinasi. Walau tidak langsung dapat meraihnya, tetapi melalui usaha yang bertahap suatu saat imajinasi, mimpi, dan fantasi akan menjadi kenyataan. Imajinasi itu adalah pikiran, yang melahirkan energi, yang menggerakkan tangan, jari, kaki, mata, dan anggota tubuh lainnya. Tandanya energi itu mulai bekerja ialah ketika kita akan menyusun langkah dan rencana untuk mencapai fantasi. Kemudian bergeraklah seluruh tubuh ini mengerjakan rencana-rencana itu. Jika kita bisa menggabungkan imajinasi, harapan, rencana, peluang, dan kerja keras, imajinasi akan berubah menjadi sukses yang paling indah dalam hidup. Dalam literatur manajemen imajinasi disebut sebagai visi
Dalam ajaran Islam, dijelaskan bahwa Allah mengikuti persangkaan hamba-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa Allah mengikuti apa yang seseorang pikirkan. Ketika seseorang berimajinasi atau berpikir positif maka itu yang akan ia dapat. Ada satu ayat dalam Al Qur’an yang sering menggugah fikiran saya berkaitan dengan mimpi ini, yakni surat Ar Rahman ayat 33. Yang artinya: “Wahai golongan jin dan manusia! Jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari Allah)”.
Saya kira dengan ayat ini Allah menyuruh kita berfikir tentang hal-hal yang (kelihatannya) mustahil dicapai, pada saat diturunkannya ayat itu. Dan sekarang terbukti, manusia mampu menembus batas-batas langit yang sebelumnya tak mampu ditembus. Mampu mencapai bulan, Mars, mengorbitkan satelit, dan lain sebagainya.
Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari: “Allah swt. Berfirman: “Aku menurut persangkaan hamba-Ku dan Aku besertanya di mana saja dia menyebut (mengingat) Aku.”
Di Minangkabau, contoh penggunaan kata alam dalam makna ini dapat diperiksa dari frasa baalam laweh (beralam luas). Baalam laweh artinya berfikiran luas. Pangulu baalam laweh bapadang data. Dalam versi lain bapadang leba. Artinya, seorang penghulu, pimpinan adat itu harus berpikiran, berwawasan luas dan berpadang atau berhati lapang. Penghulu merupakan pantulan dari masyarakat (anak kamanakan) yang dipimpinnya.
Oleh sebab itu sifat baalam laweh juga berlaku untuk seluruh orang Minangkabau. Alam dalam pengertian ini digunakan oleh orang Minangkabau untuk menyusun adatnya. Selain itu juga ditemukan makna alam dalam pengertian jiwa, seperti istilah bapadang leba di atas. Bahwa orang Minangkabau juga dituntut berjiwa lapang, berhati lapang. Hal ini ditemukan dalam tuturan adat sebagaiberikut :
Pandai bakisa duduak, bakisa di lapiak nan sahalai.
Pandai bakisa tagak, bapaliang di tanah nan sabingkah.
Artinya: orang Minangkabau dapat menyesuaikan dengan alam. Menyesuaikan diri dengan dengan hati dan jiwa. Sempitlah alam itu jika dihadapi dengan hati yang sempit. Sebaliknya, alam akan terasa lapang jika dihadapi dengan hati yang lapang.
Istilah “Alam Takambang” sendiri dalam bahasa Minangkabau berarti bentangan alam yang terhampar luas seluas mata memandang. “takambang” jika diartikan ke bahasa Indonesia secara harfiah berarti “terkembang”. Alam yang demikian luas tentu sangat potensial bagi kita untuk mendapatkan berbagai pelajaran dan pengalaman.
Alam pengertian wilayah geografis dan teritorial adalah wilayah tempat bermukimnya suku bangsa Minangkabau. Wilayah ini dibagi kepada tiga kawasan yang menunjukkan asal hunian, daerah pengembangan dan daerah batas pengaruh. Untuk semua kategori wilayah ini, orang Minangkabau menyebut wilayahnya dengan Alam Minangkabau. Wilayah Alam Minangkabau secara umum dibagi kepada dua, yaitu Luhak dan Rantau Luhak merupakan kawasan pusat atau wilayah inti dari alam Minangkabau. Sedangkan Rantau adalah kawasan pinggiran sekaligus daerah perbatasan yang mengelilingi kawasan pusat.
Apa yang bisa dijadikan guru ?.
Segala sesuatu yang ada di alam ini, yang berbeda fungsi dan perannya, saling berhubungan tetapi tidak saling mengikat, saling berbenturan tapi tidak saling melenyapkan, dan saling mengelompok tapi tidak saling meleburkan. Unsur-unsur itu masing-masing hidup dengan eksistensinya dalam suatu harmoni, tetapi dinamis sesuai dengan dialektika alam yang mereka namakan bakarano bakajadian (bersebab dan berakibat) yang baik dipakai dan yang buruk dibuang.
Dalam menerapkan falsafah tersebut, kita harus mengetahui makna yang terkandung di dalamnya. “Alam Takambang Jadi Guru”. Pepatah ini bermakna agar manusia belajar kepada alam dan berbagai fenomena yang senantiasa mengabarkan sebuah kearifan. Jadi, arti secara harfiahnya adalah segenap unsur yang ada di alam yang terbentang luas ini dapat dijadikan sebagai pedoman hidup dan dapat menjadi ilmu.
Seperti pepatah minang berikut. “Sifat api mambaka (Sifat api membakar), api yang kecil jadi sahabat dan besar menjadi bencana. Sifat aia mambasahi (Sifat air membasahi), air berguna untuk membasahi dan membersihkan yang kotor dan apabila besar dia bisa menjadi bencana seperti yang terjadi saat ini melindas mana yang lemah. Sifat bukik barangin (Bukit berangin), angin yang sepoi-sepoi sangai berguna bagi kehidupan , tetapi bila besar menjadi angin puting beliung menjadi bencana. Sifat lurah makanan timbun (lurah makanan timbunan)."
Berbagai unsur-unsur yang terkandung di alam adalah anasir dari pembentukan tubuh manusia (air, tanah,api, dan angin). Air bersifat kuat melindas yang lemah berpantang kerendahan. Tanah bersifat serakah berpantang kekurangan. Api bersifat sombong berpantang kalah, Angin bersifat pantang tersinggung dan berpantang kelintasan. Keempat sifat sombong ini harus dihabisi di dalam diri manusia.
Berguru kepada alam dunia hewan, hal negatif dari sifat kebinatangan harus dihabiskan dalam diri seseorang, seperti sifat hewan Harimau (mau menang sendiri berpantang kalah), Kambing (serakah berpantang kekurangan), Anjing (keras kepala berpantang kelintasan) dan Kucing (selalu ingin dipuji berpantang kerendahan).
Sifat kebinatangan ini harus dikikis habis dalam diri manusia dengan menyembelih hewan qurban mengilhami bahwa secara fisik adalah menyembelih binatang yang hendak diqurbankan, tetapi secara non fisik adalah menyembelih sifat-sifat kebinatangan yang melekat pada setiap diri manusia, seperti sifat serakah, keras kepala, sombong, mau menang sendiri, menindas yang lemah, dsb.
Sifat-sifat kebinatangan tersebut, secara simbolis disembelih oleh orang yang berqurban, sehingga sifat tersebut terlepas dan dilepaskan dari diri yang berqurban. Dengan demikian, lahir diri baru, individu baru, dan bahkan masyarakat baru, yang bersih dari sifat-sifat kebinatangan. Makanya dianjurkan manusia ikut berkurban setiap tahunnya.
Panakiak pisau sirauik
Ambiak galah batang lintabuang
Salodang ambiak ka nyiru
Nan satitiak jadikan lauik
Nan sakapa jadikan gunuang
Alam takambang jadikan guru.
Sakali air gadang
Sakali tapian barubah.
Kayu pulai di koto alam
Batang sandi basandi
Kok pandai di dalam alam
Patah tumbuh hilang baganti.
==========
Catatan Kaki oleh admin:
[1] Ilmu Dharuri ialah ilmu yang diperoleh tanpa melalui proses penalaran