1268 Kertanegara menjadi raja
1271 Kublai Khan menjadi raja
1275 Ekspedisi Pamalayu pertama dikirim Kerta Negara, membantu mertuanya raja Dharmasraya menghadapi penguasaan Cina atas jalur pelayaran dan bersekutu dengan kerajaan Champa.
1285 Mongol menyerang Champa, tapi gagal
1286 Ekspedisi Pamalayu kedua dan pengiriman Arca oleh Kertanegara ke Dharmasraya. Kemungkinan karena penobatan Srimat Mauliawarmadewa sebagai raja
1287 Mongol menyerang Hanoi
1288 Mongol menyerang Burma
1289 Mongol mengirim utusan ke Jawa
1292 pemberontakan Jayakatwang. Kertanegara gugur
1293 tentara Mongol sampai di Jawa...dan di usir pulang kampung..
Itu Pamalayu I masih satu rangkaian (1286-1295)
Saya belum temukan konfirmasi angka 1275 selain dari sumber-sumber tulisan yg berasal dari Jawa, Champa, Dài Vįet dan Bagan (Burma) juga menghadapi serbuan dari Dinasti Yuan 1285-1288. Pamalayu II lain lagi di masa Hayam Wuruk (1377-1407)
Negara kertagama yang menyebut
Negara kertagama ditulis 90 tahun setelah kejadian itu. Dapat dikatakan bukan data primer
Anggap 1286-1295, 11tahun, bukankah itu terlalu lama jika benar ada dikirim tentara?
Station disekitar Selat Malaka, utk mencegat armada Cina
Armada Mongol singgah di Bangka,
Bisa jadi kiriman tentara sebagai armada bantuan jika sewaktu-waktu Mongol menyerang semenanjung dan Selat Malaka. Tapi Kertanegara tidak menyadari jika ada bibit pemberontakan dari Jayaktwang. Mungkin gabungan tentara Dharmasraya dengan Singasari cukup besar. Sehingga Mongol akan mikir dua kali untuk menyerang dan memutuskan menyerang Jawa. Dan mungkin ada kabar dari tilik sandi bahwa sebagian tentara Jawa sedang tugas di Malaya atau ada pengkianat yang memberi kabar kepada Mongol

Gaes versi Jawa, Yuan tidak serang wilayah Malayu karena Malayu sejak pra-Sriwijayapun sudah menjalin hubungan yang baik dengan dinasti-dinasti di Cina. Juga sama-sama penganut Budha. Pamalayu versi Jawa adalah mengamankan Malayu agar tidak menjadi batu loncatan Yuan menuju Jawa sehinga di carilah di Malayu para Arya, mana yang memiliki kepentingan pribadi bisa diajak bersekutu dengan Singasari. Tanpa adanya Yuan hendak meluaskan pengaruh Kubilai Khanpun Singasari tetap melakukan politik Dwipantara,
Prasasti di lapik Arca Amogapasha ada
Bahagia ! Pada tahun Śaka 1208[2], bulan Bādrawāda, hari pertama bulan naik, hari Māwulu wāge, hari Kamis, Wuku Madaṇkungan, letak raja bintang di barat daya.
Tatkala itulah arca paduka Amoghapāśa Lokeśwara dengan empat belas pengikut serta tujuh ratna permata di bawa dari Bhūmi Jāwa ke Swarnnabhūmi, supaya ditegakkan di Dharmmāśraya, sebagai hadiah Śrī Wiśwarūpa Kumāra. Untuk tujuan tersebut pāduka Śrī Mahārājādhirāja Keṛtanagara Wikrama Dharmmottunggadewa memerintahkan Rakryān Mahā-Mantri Dyah Adwayabrahma, Rakryān Sirīkan Dyah Sugatabrahma dan Samagat Payānan hań Dīpankaradāsa, Rakryān Damun Pu Wīra untuk menghantarkan pāduka Amoghapāśa.
Semoga hadiah itu membuat gembira segenap rakyat di Bhūmi Mālayu, termasuk Brāhmaṇa, Ksatrya, Waiśa, Sūdra dan terutama pusat segenap para Aryya, Śrī Mahārāja Śrīmat Tribhuwanarāja Mauliwarmmadewa
Kerajaan bumi malayu dengan pusatnya Dharmasraya
Dalam naskah berjudul Zhufan Zhi (諸蕃志) karya Zhao Rugua tahun 1225[3] disebutkan bahwa:
Negeri San-fo-tsi memiliki 15 daerah bawahan, yaitu Che-lan (Kamboja), Kia-lo-hi (Grahi, Ch'ai-ya atau Chaiya selatan Thailand sekarang), Tan-ma-ling (Tambralingga, selatan Thailand), Ling-ya-si-kia (Langkasuka, selatan Thailand), Ki-lan-tan (Kelantan), Ji-lo-t'ing (Cherating, pantai timur semenanjung malaya), Tong-ya-nong (Terengganu), Fo-lo-an (muara sungai Dungun, daerah Terengganu sekarang), Tsien-mai (Semawe, pantai timur semenanjung malaya), Pa-t'a (Sungai Paka, pantai timur semenanjung malaya), Pong-fong (Pahang), Lan-mu-li (Lamuri, daerah Aceh sekarang), Kien-pi (Jambi), Pa-lin-fong (Palembang), Sin-to (Sunda)
Disalin dari kiriman FB: Syathar Dhe
Foto: gatra