Menurut Profesor Dr. Ahmad Murad Merican, dosen Departemen Manajemen dan Humaniora, Universitas Teknologi Petronas, yang telah mempelajari sejarah perintis pulau Pinang (Penang) sejak akhir 1990-an, mengatakan:
“Sejak abad ke-18 beberapa daerah di Penang, termasuk Batu Uban dan Gelugor sudah dihuni oleh orang Melayu. Ia mengatakan pada awal tahun 1700, Batu Uban sudah dibuka oleh sekelompok orang Melayu yang berasal dari Pagaruyung (Minangkabau), Sumatera yang dipimpin oleh Mohamad Salleh yang lebih dikenal sebagai nakhoda Intan, sedangkan di Gelugor juga seluas sekitar 40 hektar sudah dirintis Datuk Jannaton putra Raja Labu dan para pengikutnya juga berasal dari Pagaruyung sejak tahun 1749. Dikatakannya, tanah seluas sekitar 40 hektar yang dirintis oleh Datuk Jannaton di Gelugor itu diberikan oleh Sultan Kedah saat itu, Sultan Muhammad Jiwa Zainal Abidin Syah ll. Untuk mengapresiasi anugerah Sultan Kedah, Datuk Jannaton pun memberikan kepadanya 10 manuskrip Alquran tulisan tangan yang dibawa dari Pagaruyung.”
Datuk Jannaton dan pengikutnya ikut bersama kerajaan Kedah mempertahankan Kedah dari serangan Siam. Pulau Pinang atau Penang merupakan sebuah Negara Bagian Malaysia.
Pada awal abad ke 18 seorang ulama Aceh telah menyusuri Sungai Pinang dan membuka perkampungan di Jalan Perak. Di sepanjang sungai itu wujud kehadiran orang Aceh dan masjid yg didirikan oleh para pedagang Aceh. Di kelawai ada kampung Palembang, bermakna telah ada perantau dari sana bermukim di sekitar kelawai. Pada abad ke 18 muncul nama Bapu Alauddin Meera Hussein Lebai, beliau ialah saudagar India muslim yang memiliki hubungan dekat dengan istana kesultanan Kedah pada masa pemerintahan Sultan Abdullah.
Peristiwa inilah sejarah yang sebenarnya, tidak seperti yang disejarahkan oleh orientalis yang mengatakan bahwa seorang tokoh Inggris-lah yang pertama kali merintis Pulau Pinang.
Untuk selengkapnya silahkan baca sumber berikut:
- Foto: Pelabuhan Penang dengan perahu nelayan tahun 1905-1925: https://data.collectienederland.nl/page/aggregation/nationaal-museum-van-wereldculturen/TM-60030794
Foto dan deskripsi disalin dari kiriman FB Minangkabau Heritage