Kaka Syantik kita rupanya telah mendapatkan pelipur lara,
Tak perlu menunggu waktu lama,
kini ia telah kembali ke singasana
Sungguh dahsyat itu berita
tak sedahsyat jaringan yang ia punya
atau mungkin juga koneksi keluarga
Sungguh hebat Kaka Syantik kita
Menyalahkan para ulama
demikian juga para pembuat berita
ikut pula nyanyian Si Kaka
![]() |
Gambar: umma |
Sang camat yang terlihat masih muda ini memiliki aku IG dengan nama @dewi.centong sedangkan nama aslinya ialah Dewi Novita. Ia membuat video dengan dirinya sebagai model, berkacamata, dan fashionable, serta pengambilan dan pengeditan gambar yang menarik membuat videonya tak kalah dengan video-video 'kaka syantik & babang tamvan' dari Jakarta.
Berikut postingannya:
Gambar: m.clicks.id |
Disalin dari kiriman FB Muhammad Chandra
Sejarah Kota Padang (23): PRRI, ‘Pertarungan Pemimpin Republik Indonesia’; Soekarno vs Hatta, Nasution vs Lubis
Disalin dari blog: http://poestahadepok.blogspot.com
_________________________
![]() |
Soekarno dan Hatta (Java-bode, 16-09-1957) |
![]() |
Sumber Gambar: https://www.facebook.com |
Seorang pemuda Minang tamatan kelas 2 sekolah rakyat [sekarang SD] pergi merantau ke Betawi [sekarang Jakarta] di tahun 1921. Namanya Djohan yang kemungkinan berasal dari Sawah Lunto. Waktu itu saudagar-saudagar bumiputra [pribumi] di Padang sudah mulai sering berbelanja ke Betawi.
Sudah sejak dekade sebelumnya jalur pelayaran Padang – Batavia semakin lancar, yang dilayani oleh perusahaan kapal pemerintah (misalnya, tahun 1927 kapal api Ophir melayani rute Betawi – Padang secara rutin yang dapat ditempuh dalam satu setengah hari (lih: Pandji Pestaka, No. 61, Th. V, 2 Augustus 1927: 1048 Kroniek).
Djohan nekat pergi ke ibukota Hindia Belanda itu membawa tulang delapan kerat. Niatnya hendak bekerja jadi pegawai negeri atau swasta. Akan tetapi sesampai di Betawi ia melihat dunia perdagangan yang ramai.
![]() |
Sumber Gambar: https://www.facebook.com |
Pria yang akrab disapa Pak Diro itu pernah menulis sebuah artikel tentang asal mula Monumen Nasional (Monas) di Jakarta Pusat. Artikel itu diterbitkan harian Kompas pada 18 Agustus 1971. Dia menulis, ide monumen nasional bukan lahir dari Soekarno atau pejabat negara lainnya seperti menteri, DPR dan lainnya.
![]() |
Sumber Gambar: https://www.facebook.com |
Kalau tidak segera disingkirkan, aroma busuknya akan semakin memualkan dan virusnya akan menyebarkan penyakit perusak jaringan syaraf anak bangsa.
_______________
Disalin dari kiriman facebook: Buya Gusrizal Gazahar
Pada hari Sabtu 14 Rajab 1441/ 08 Feberuari 2020
![]() |
Bagindo Dahlan Abdullah (Walikota Jakarta masa Jepang) Sumber Gambar: https://www.facebook.com |

Sumber: Madjalah Merdeka, No.38, Th. VII, 18 September 1954: 8
Catatan:
Kunjungan Bung Hatta ke Pekan Buku Indonesia pertama ini menunjukkan kecintaan sang proklamator itu kepada buku. Pekan Buku Indonesia Pertama digelar di Jakarta pada Agustus/awal September 1954 yang diselenggarakan oleh N.V. Gunung Agung. Tujuannya:
ALS Bus Company in Panorama

ALS is acronym of Sumatera Inter Cross, a transportation bus company who serve the transportation of West Sumatera and Sumatera people to Jakarta and another citys in Java Island. Until now this bus company still in operation.
This picture taken at Panorama in year 1980, probably in front of Tri Daya Eka Dharma Museum, we know that prom the military plane who used in World War II.
____________________________
ALS ialah singkatan dari Antar Lintas Sumatera yang merupakan nama sebuah perusahaan bus yang melayani pengangkutan penumpang dari Sumatera Barat dan Pulau Sumatera ke Jakarta dan daerah lainnya di Pulau Jawa. Hingga kini, perusahaan bus ini masih beroperasi.