Pict: makassar.kompas |
Falsafah Hidup Orang Maluku dan Maluku Utara
Oleh: Muhammad Kashai Ramadhani Pelupessy
FB Edi Kurniawan - Jafar Sadiq, tercatat dalam hikayat Naidah, sebagai orang Arab pertama yang berkunjung ke Ternate Maluku Utara. Dia disebut-sebut sebagai bapak dari empat kesultanan yang ada di Maluku Utara yakni Ternate, Tidore, Bacan dan Jailolo. Masyarakat Ternate dan sekitarnya meyakini bahwa Jafar Sadiq dulunya nikah dengan bidadari asal kahyangan. Dari perkawinan mereka lahir 4 saudara laki-laki dan 4 saudara perempuan. Keempat saudara laki-laki inilah yang akan menjadi pemimpin (sultan) di Maluku Utara.
Sampai detik ini, belum ada penelusuran sejarah yang jelas, terkait siapa sebenarnya Jafar Sadiq. Ada yang mengatakan dia dari Arab, Persi, atau Yaman, tapi adapula yang berpendapat bahwa dia di utus oleh kekhalifahan Abbasyiah untuk menyiarkan agama Islam ke wilayah timur Indonesia. Hal ini mengingatkan saya pada fase pertama di kirimnya para ulama dari Abbasyiah, rombongan Syaikh Jumadil Qubra dan kawan-kawan ke tanah Jawa, mungkin juga sekaligus dengan Jafar Sadiq, wallahua’lam. Tapi di Jawa ada juga sunan yang bernama Jafar Sadiq yakni Sunan Kudus. Apakah Jafar Sadiq yang menyiarkan Islam di Maluku adalah Sunan Kudus? Hal ini masih menjadi tanda-tanya besar.
Persoalan itu berangkat dari 2 teori besar di Nusantara, yakni teori "hadirnya Islam" dan teori "Islamisasi". Jika kita pakai teori pertama, mungkin kita akan memandang bahwa masyarakat belum menjalankan syariat Islam tapi agama Islamnya sudah ada. Berbeda dengan teori pertama, jika kita pakai teori kedua maka pandangan kita bahwa masyarakat sudah beragama Islam dan secara otomatis juga menjalankan syariat Islam (seperti, sholat, puasa, dll). Kedua teori inilah yang mempengaruhi cara berpikir kita, disatu sisi jika kita ingin menilai siapakah Jafar Sadiq ini, apakah sebagai penyiar Islam atau sekedar saudagar. Disamping itu, dari 2 teori ini juga dapat mengarahkan kita pada argumen, lebih dulu mana Islam masuk ke Nusantara, apakah Ternate ataukah di Aceh? Kecenderungan kita akan bertolak dari dua teori besar tersebut.
Adnan Amal dalam bukunya berjudul Kepulauan Rempah-Rempah mengatakan bahwa kerajaan-kerajaan yang ada di Maluku Utara sudah ada sejak abad 1250 Masehi, empat puluh tiga tahun sebelum Majapahit berdiri. Awalnya, kerajaan di Maluku Utara di pimpin oleh seorang Kolano yang berarti sama dengan raja. Setelah masuknya Islam ke Maluku Utara barulah ada perubahan struktur pemerintahan kerajaan menjadi kesultanan dengan gelar kolano diganti menjadi sultan. Meski ada perubahan, namun tata nilai adat sampai detik ini masih terjaga dengan baik.
Syair-syair adat seperti jou se ngofa ngare mengandung makna filosofi yang sangat dalam, kalau bukan dikatakan bahwa masyarakat setempat sudah mengenal ajaran tarekat jauh sebelum masyarakat terpapar syariat Islam. Syair itu bermakna pertalian hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam. Ada juga syair, adat matoto agama, agama matoto Kitabullah, kitabullah matoto Jou ta'ala (adat bersendikan agama, agama bersendikan kitabullah, kitab Allah bersendikan Allah SWT). Syair ini persis sama dengan di Minangkabau yakni adat basandi syara', syara' basandi kitabullah. Syair-syair ini sudah menjadi falsafah hidup masyarakat setempat.
Bisa di katakan, falsafah hidup itu sudah ada jauh sebelum masyarakat terpapar syariat Islam. Sebab itu, kedatangan Jafar Sadiq ke Maluku Utara bukan untuk menyiarkan agama Islam lagi, melainkan mempertegas ajaran Islam yang sudah ada di dalam sanubari masyarakat setempat. Inilah dakwah paling indah jika pendakwah memahami struktur berpikir masyarakat setempat.
Di Maluku, Maluku Utara, dan sekitarnya, keharmonisan adat dan agama sangat indah sekali. Jika di Maluku Utara ada syair-syair tersebut diatas, maka di Maluku ada pertautan nilai antara bangunan masjid dan rumah baileo (rumah adat). Setiap bangunan masjid pasti bersebelahan dengan baileo. Bahkan tidak hanya masjid, gereja pun ada baileo-nya. Hal ini sebagai penegasan bahwa antara adat dan agama sudah saling terpaut. Oleh sebab itu, jika ada pihak yang berhaluan dengan adat maka sama halnya dia sedang berhadapan dengan agama, begitupun sebaliknya. Sekian.
__________________
Tambahan di kolom komentar oleh Ayyik:
Menurut sejarah Ternate versi Tidore, jafar sadek menikahi wanita Tidore bernama Tasuma, dan di karuniakan 4 anak laki2 dan 4 anak perempuan.
Anak Lelaki:
1. Said muh. Bakir mendirikan kerajaan Bacan.
2. Sa'id ahmad sani mendirikan kerajaan Jailolo
3. Said muh nukil mendirikan kerajaan Tidore.
4. Said muh nurussafar mendirikan kerajaan Ternate.
Anak Perempuan:
1. Boki sudarnawi
2. Boki suharnawi
3. Boki sugarmawi
4. Boki siti dewa.