Tampilkan postingan dengan label keris. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label keris. Tampilkan semua postingan

Kagha, Karih, Keris

 

Gambar Ilustrasi: kaldera.id

MENYAKSIKAN PERSIAPAN PEMBANGUNAN MUSEUM KERIS RUDI OEI MEDAN, MUSEUM KERIS TERBESAR BERGAYA ISTANA LIMA LARAS BATUBARA
FB Ichwan Azhari - Siang tadi saya diundang Rudi Oei melihat desain rancangan bangunan museum keris nya yang sudah selesai, mengambil gaya dan modifikasi bentuk Istana Nat Lima Laras Batubara. Museum yang segera masuk dalam tahap pembangunan ini diperkirakan bakal menghabiskan biaya sekitar 9 M, berlokasi di Jalan Setia Budi Medan.
Rudi Oei ini teman lama saya sejak 2013 jelajah ke situs situs sejarah di Sumatera Utara, mulai dari Kota Cina, Bulu Cina, Benteng Puteri Hijau termasuk telusur beberapa gua. Koleksi nya beragam dari mulai koin, arca, mesin tik tua, uang, prangko sampai keris. Dan entah kenapa, kepada Keris lah, khususnya Keris Melayu, sejak lama Rudi jatuh hati sampai siap mengorbankan apa saja yang bisa dikorbankan. Keris sejak tahun 2015 telah diakui Unesco sebagai warisan dunia milik Indonesia,walau banyak orang yang tidak mengetahui nya.

Perihal Keris Minang

 

Ilustrasi: wikwand


Oleh: @Reinja

Keris orang Minangkabau itu di depan, bukan di samping atau di belakang, ada falsafah yang tersembunyi disana mengapa keris orang Minang itu di depan.

“Patah lidah bakeh kalah, patah karih bakeh mati”

[Patah lidah tanda kalah, patah keris tanda mati]

Begitu bunyi pepatah, orang Minang hanya mengangguk pantang untuk membungkuk,[1] jika disuruh atau di paksa membungkuk keris mesti dicabut dahulu, patah karih bakeh mati. Sukar bagi orang lain (bukan orang Minang) untuk memahami falsafah ini, hanya orang Minang yang mengerti itu pun bagi mereka yang arif dan bijak dalam memahami kiasan.

Setiap “kieh” atau kiasan memerlukan kejelian dan ketangkasan dalam berfikir[2] kadang kiasan itu tidak bisa di artikan dengan logika. Falsafah atau kiasan-kiasan inilah yang telah membentuk kepribadian anak Minang baik di kampung maupun di rantau orang.

Keris Minang

Ilustrasi Gambar: nashbary gallery


Disalin dari kiriman FB Irwan Effendi di FBG Ranah Minang Maso Saisuak & Maso Kini

Karih bahulu sibintang timua

Bacalak salimpo alam
Padang panghulu lah tamusahua
Jauah jo dakek inyo lah paham
Basinganga sabalun paneh
Kileknyo mangalimantang
Bagi pangulu sagalo kameh
Apopun urusan pantang manupang
Karih bapantang diantak an
Karih mancamuak sendirinyo
Sapandai pandai urang mailakkan
Dibaliak pulau kanai juo

Tarikh/2. Tarikh Minangkabau/5.Budaya\Keris Minangkabau

Keris Orang Melayu

KALAU cabut keris , jangan cabut separuh, kena cabut habis dari sarung. kalau di depan ada musuh, baliknya keris mesti berdarah, jangan kosong sebab di situlah semangat senjata. Kalau cabut keris separuh ianya ibarat kita teragak-agak jika di depan musuh kelak. Kita akan teragak-agak untuk mencabutnya dan menumpaskan musuh.

BEGITULAH adab berkeris orang Melayu. Keris bukanlah sesuatu untuk di buat main main, bukan untuk di buat gempar atau sekadar mengacah...Sekali sudah keluar, pastikan baliknya bersama darah. Jika tidak mahu digunakan, jangan dibuka kecuali untuk dimandikan sahaja...Orang dulu tak buka keris sesuka hati sampailah bila ia di perlukan...
KERIS bukan untuk ditunjuk-tunjuk, bukan untuk ditayang dan bukan untuk dipertonton sesuka hati untuk bermegah dengan keris yang kita ada. Zaman dahulu Keris hanya dimandikan setelah ia pulang bersama darah bagi menggelakkan ia berkarat dan matanya rosak serta mengasapkan dengan kemenyan untuk hilangkan bau hanyir darah.