Terkenang entah hadis atau ayat dalam Al Qur'an, begini kira-kira bunyinya "Apabila datang kepada engkau suatu kabar maka periksalah baik-baik kabar tersebut. Apabila datang dari orang fasik, munafik, atau kafir maka jangan diterima dahulu.."
Tampilkan postingan dengan label ramadhan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ramadhan. Tampilkan semua postingan
Puasa tahun 2022 ini kembali mengalami pertikaian, Gubernemen mengumumkan 1 Ramadhan jatuh pada Ahad 03 April 2022 sedangkan Muhammadiyah menyatakan Sabtu tanggal 02 April sebagai 1 Ramadhan. Dan kembali drama yang bertahun-tahun tak pernah terjadi kembali berlaku. Tak jarang dalam satu rumah berbeda pandangannya.
Disalin dari kiriman FB Sutan Bandaro Sati
TRADISI BALIMAU
Praktek Memahami Perbedaan Antara "Tubuh, Jiwa dan Ruh". Manusia yang hidup dan sehat tentu memiliki :
1. Tubuh.
2. Jiwa.
3. Ruh.
Tubuh adalah bersifat fisik. Sedang Jiwa dan Ruh bersifat ghaib dan rohani. Namun Jiwa tidak sama dengan Ruh. Tubuh berbeda sifat dengan Jiwa. Namun Jiwa dengan Tubuh merupakan kesatuan yang utuh.
Ketika seseorang meninggal, maka Jiwa akan hilang dan tubuhnya akan hancur. Namun, Ruh tetap ada, hanya saja Ruh keluar dari tubuh dan berpindah ke alam Ruh. Karena Jiwa dengan Tubuh merupakan kesatuan yang utuh, maka ketika Jiwa mengalami kerusakan, sakit atau berpisah dengan Tubuh, maka tubuh seseorang yang hidup akan ikut sakit, bukan mati. Kondisi itu biasanya disebut "sakit jiwa" atau "kesurupan".
Setelah 30 malam umat Islam di negeri ini melakukan qiyam dalam suasana daerah masuk kategori orange, tak ada masalah dan durasi pelaksanaan bisa mencapai 2 jam.
Tiba-tiba ibadah dua rakaat dengan khutbah maksimal setengah jam, dituntut oleh penguasa agar di rumah saja.
Padahal sudah diusulkan agar diperbanyak tempat shalat, dengan prokes ketat, kalau perlu di setiap masjid dan mushalla diadakan dan dibentuk satgas. Bukankah dengan demikian jumlah jamaah tak akan berlebih dari jumlah umat melaksanakan tarawih di malam Ramadhan ?!
Tapi entah apa yang menghuni isi hati para penguasa, tetap saja umat tak diizinkan untuk menjalankan ibadah mereka di rumah Allah SWT.
Memang kelurusan berfikir saat ini merupakan suatu yang langka ???!!!
Disalin dari kiriman FB Buya Gusrizal Gazahar Dt. Palimo Basa
No: 01/MUI-SB/IV/2021
Maka kami menyampaikan maklumat dan taushiyah sebagai berikut:
Maklumat:
1. Kaum muslimin tetap wajib menjalankan kewajiban puasa Ramadhan walaupun dalam kondisi wabah COVID19 selama tidak memiliki ‘udzur syar’i yang membolehkan tidak berpuasa dengan kewajiban meng-qadha di luar bulan Ramadhan atau ‘udzur syar’i yang membolehkan untuk tidak berpuasa dengan kewajiban membayar fidyah.
2. Pelaksanaan qiyam Ramadhan di malam hari seperti sholat tarawih, witir, tadarus Al-Qur`an dan berbagai ubudiyah lainnya dapat dilakukan di masjid, mushalla ataupun surau, namun dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19.
3. Setiap kegiatan berjamaah yang dilakukan oleh kaum muslimin, baik di Masjid maupun di luar masjid, begitu pula di tempat-tempat berhimpunnya masyarakat, tetap melaksanakan protokol kesehatan secara disiplin.
![]() |
Ilustrasi gambar: https://www.liputan6.com |
Dalam Qanun Meukuta Alam, Qanun Undang-Undang negara Kerajaan Aceh Darussalam.
Dalam Qanun Meukuta Alam itu disebutkan, sebulan sebalum datangnya Hari Makmeugang, dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Sulthan Aceh memerintahkan semua Uleebalang di Aceh untuk mendata seluruh fakir miskin, anak yatim, orang sakit (lumpuh), orang buta, dan orang tua (lansia) yang tak lagi mampu mencari nafkah.
Semua data fakir miskin anak yatim, orang lumpuh dan orang buta harus sudah diterima oleh Sultan satu bulan sebelum Hari Makmeugang, baik hari Makmeugang menyambut puasa, maupun hari makmeugang Hari Raya Idul Fitri dan Hari Makmeugang Hari Raya Idul Adha.
Disalin dari kiriman facebook Buya Gusrizal Gazahar Dt. Palimo Basa
Diterbitkan pada 21 April 2020
Diterbitkan pada 21 April 2020
Setiap ulama sebelum mengeluarkan suatu keputusan hukum syari'at, akan berusaha semaksimal mungkin mengkaji berbagai dalil.
Dalil-dalil juz'iy dalam bentuk nushush (teks-teks wahyu) yang terkait,
harus dihimpun dan dipadukan dengan dalil-dalil kulliy dalam bentuk
maqashid.
Kondisi aktual dengan tashawwur (deskripsi) yang utuh
harus menjadi pertimbangan dalam menempatkan nazilah pada waqi' yang
benar.
Langkah-langkan di atas adalah sebagian proses yang harus
ditempuh oleh ulama dalam merumuskan maklumat dan taushiyyah yang kami
lahirkan.
Akhirnya, menghadapai berbagai celaan dan fitnah yang
dialamatkan kepada personal dan lembaga keulamaan, kami hanya bisa
mengatakan seperti apa yang dikatakan Nabi Syu'aib as kepada umatnya :
ۚ إِنْ أُرِيدُ إِلَّا الْإِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُ ۚ وَمَا تَوْفِيقِي
إِلَّا بِاللَّهِ ۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
"Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali". (QS. Hud 11:88)
"Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali". (QS. Hud 11:88)
[caption id="" align="aligncenter" width="1024"]

Bulan Ramadhan atau di kampung kita menyebutnya dengan Bulan Puasa saja. Ialah bulan yang penuh akan cerita dan kenangan. Shalat Tarawih selepas mendengar kaji tuanku di surau atau ada jua nan mengaji selepasnya. Tadarus sampai malam bersama kanak-kanak, remaja, dan orang tua sehingga malam-malam bulan puasa suara orang mendendangkan ayat Qur'an saling sahut menyahut dar satu surau ke surau nan lain.
Langganan:
Postingan (Atom)