Gambar: umma |
Sang camat yang terlihat masih muda ini memiliki aku IG dengan nama @dewi.centong sedangkan nama aslinya ialah Dewi Novita. Ia membuat video dengan dirinya sebagai model, berkacamata, dan fashionable, serta pengambilan dan pengeditan gambar yang menarik membuat videonya tak kalah dengan video-video 'kaka syantik & babang tamvan' dari Jakarta.
Berikut postingannya:
Sedikit bercerita ya bestie malam ini sebelum iwi bobok ššš. Mungkin ada yang bilang iwi lebay, atau apalah yaaa.. Tapi itu terserah metijen aja, sama iwi gak masalah. Fenomena @citayam_fashion_week akhir-akhir ini lagi viral-viralnya di dunia maya, sampai-sampai ada artis yang mau mematenkan nya, sehingga beberapa orang hebat Indonesia ini sampai berkomentar antara lain @ridwankamil @ahmadsahroni88. Kemudian iwi juga lihat uda Walikota Pariaman @geniusumar bersama Ibuk joga show di @citayam_fashion_week dengan memperagakan sulaman khas Kota Pariaman.
Naaaaaah.... Dari sini lah iwi terinspirasi buat ala-ala itu yang lagi viral, namun bukan Jakarta sana, cukup di Simpang Benteng aja, yang mana Simpang Benteng juga salah satu tempat bersejarah di Kota Payakumbuh ini dengan menampilkan Kerajinan Tenun, yaitu Tenun Balai Panjang, yang tenun kebanggaan kami ini sudah tampil di London Fashion Week. Tapiiiiiii... Hari ini iwi tampilkan di SIMPANG BENTENG FASHION WEEK ala-ala iwi bersama kameramen andalan @abdi_rikki dan hasilnyaaaaaaa... Taraaaaaa... ini menjadi perbincangan dimana-mana....
Dan kembali viral... šššš
Cukup sekian dan Terimakasih untuk malam ini...
Luv u allššš nite..... š“š“š“
#pyktimurrancak #asn #pns #pnscantik #pnsindonesia #asnberakhlah[1]
Kami yakin tuan-tuan dapat membaca maksud yang terkandung didalamnya, hanya ingin viral dengan dalih mempromosikan budaya daerah. Hal ini tak mengherankan karena memang itulah sebagian besar tujuan orang-orang sekarang, VIRAL, seperti yang tercantum di bagian akhir postingan. Apalagi si camat masih muda, dalam usia yang semuda itu telah mendapat jabatan tinggi di pemerintahan, memiliki uang untuk gaya hidup hedonis. Dan di atas itu semua ia merasa dirinya 'Cantik'. Pada akhir postingan ia mencantumkan beberapa hastag, terdapat satu hastag yang cukup untuk mengambarkan kepribadiannya pertama #pnscantik. Sedangkan hastag yang lain menggambarkan ketidak tahuan dan ketidak fahamannya, #asnberakhlak.
Kita tidak perlu menyalah-nyalahkan, karena apa yang terjadi merupakan gambaran dari keadaan kehidupan kita masa kini. Yang salah ialah para orang tua, mamak, dan para tetua di negeri kita. Begitu bangga dengan anak dan kamanakan yang bersekolah tinggi, bekerja, mendapat jabatan tinggi, dan berduit. Namun lupa memberi ia bekal ilmu agama dan adat sehingga ketika dewasa ia tidak dapat membedakan antara Haq dengan Bathil.
Maka lazimlah pada masa sekarang kita temui Kamanakan Durako, Malin Kundang Milenial, Tungkek Mambaok Rabah, dan lain-lain ungkapan yang telah ada dalam kearifan lokal kita orang Minangkabau.
Beruntung para tetua kita masih memiliki ghirah, tidak seperti daerah-daerah lain di Sumatera Barat yang telah lebih dahulu mengikuti aksi latah atau copy paste ini namun para pemuka atau tetua masih ragu-ragu dan menahan diri. Mungkin karena hal ini beriringan dengan gugatan terhadap Undang Undang Prov. Sumbar yang memuat falsafah "Adat Bersendi Syara' - Syara' Bersendi Kitabullah" yang dipermasalahkan oleh orang-orang yang anti dengan Hukum Syari'at.
Namun tanggung jawab tetap mesti ditunaikan, demikianlah MUI Kota Payakumbuh langsung memberi ingat kepada Ibu Camat Syantik, berikut tanggapan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Payakumbuh:
Yth. Ibu Camat Payakumbuh Timur.
Kami mohon dengan hormat agar postingan ibu ini dapat dihapus, dengan pertimbangan berikut;
- Konten ini tidak sesuai dengan norma agama dan budaya/ Adat Minangkabau yang bernafaskan Islam. Dimana falsafah Adat Basandi Syara', Syara' Basandi Kitabullah menjadi acuan hukum dan norma di masyarakat. Mohon ibu memperhatikan pula 'Alua ji Patuik" sebelum membuat konten yang akan menjadi sorotan publik. Jangan latah mengikuti aoa yang sedang tren/viral, karena ibu adalah pejabat publik yang akan menjadi contoh/ tauladan bagi masyarakat.
- Benar ibu sudah memakai jilbab, Tapi pakaian tersebut bukan mengikuti apa yang diajarkan Syari'at Islam. Dalam kaidahnya, pakaian muslimah harus menutup aurat secara sempurna. Tidak boleh ketat/ memperlihatkan lekuk tubuh, transparan, atau berpotensi tersingkap. Apalagi modela fashion yang ibu ikuti tersebut adalah tabararuj[2] orang-orang jahiliyah yang dikecam dalam Syari'at (QS al-Ahzab:33).[3] Hal ini bertentangan dengan karakter Gadih Minang yakni Budaya Malu.
- Jika ibu bermaksud untuk mempromosikan Tenun Balai Panjng, maka tidaklah dengan cara "murahan" ala anak-anak Citayam itu pakaian Bundo Kanduang di Ranah Minang ini dipromosikan. Setahu kami, pakaian Bundo Kanduang melekat dengan identitas kehormatan dan harga diri yang tinggi. Jadi, sama sekali tempatnya bukan di jalanan.
Demikian bu, mudah-mudahan dapat dimaklumi. Semoga ibu berbesar hati untuk menghampus dan meminta maaf kepada masyarakat Kota Payakumbuh yang sudah terusik dengan kegaduhan ini.[4]
Tanggapan ini menenangkan hati kita, seperti hujan menyirami bumi di tengah panas terik menimpa kita berhari-hari. Namun kami yakin tidak semuanya setuju dengan tanggapan tersebut, hanya menunggu waktu sahaja akan muncul aksi balasan.
Agaknya teguran ini tidak difahami dengan baik, lazim pada masa sekarang yang berbuat salah merasa dizhalimi ketika mendapat hukuman ataupun ganjaran atas perbuatan salah yang diperbuatnya. Merasa benar sendiri, "bertuhan di dalam hati" demikianlah ungkapan dalam masyarakat Minangkabau.
Bukannya merasa bersalah dan minta maaf, malah berkepala batu dan merasa dizhalimi;
Aku seorang camat di Kota Payakumbuh Sumatera Barat, pernah ikutan membuat video viral ala-ala Citayam Fashion Week dengan nama Payakumbuh Fashion Week maksud hati hanya sebagai konten-konten biasa aja, tanpa ada maksud melanggar norma-norma agama atau adat istiadat Minang Kabau kemudian dikomenlah oleh salah satu lembaga MUI Kota Payakumbuh.[6]
Sebagai catatan MUI satu-satunya lembaga di negara ini, jadi MUI tidak memiliki lembaga lainnya. Agaknya sebagai seorang birokrat dengan posisi yang cukup tinggi ia tidak memahami hal sesederhana tersebut merupakan suatu keanehan.
"Mulai dari komen MUI itulah malapetaka itu hadir karir yang aku bangun sekian lama hancur hanya gara-gara komen MUI yang sangat tidak objektif. Dengan melaporkan aku ke Walikota Payakumbuh dan akhirnya aku diberhentikan menjadi camat di Payakumbuh Timur terima kasih MUI Kota Payakumbuh sudah membuat hancur semua impian aku" lanjutnya.[5]
Menyalahkan MUI karena melaporkan dirinya dan menuduh MUI tidak objektif, karena MUI Kota Payakumbuh hanya menyoroti dirinya namun tidak aksi serupa di daerah lain di Provinsi Sumatera Barat.
"Tapi yang anehnya daerah lain di Sumatera Barat yang membuat video seperti ini tidak dikomen sama sekali apakah ini salah satu cara untuk menghancurkanku sehingga semua impianku hancur lebur dalam sekejap mata. Sekali lagi ucapan ribuan terima kasih kepada MUI Kota Payakumbuh dan Provinsi Sumatera Barat atas komen yang sangat tidak berdasar sehingga mengehancurkan impianku dan 2 orang anakku" tambahnya lagi.[7]
Semakin tampak kekeras kepalaan serta hati yang membatu, sampai berani menuduh MUI menghancurkan impian dirinya. Komen yang diberikan orang yang menduduki kursi pimpinan ini sungguh kekanak-kanakan, tidak mencerminkan kalau dirinya seorang pemimpin. Serta membawa nama kedua anaknya yang dijadikan sebagai tameng dalam menghadapi kritikan yang dituainya. Lupa ia dengan pepatah "Tangan Mencenang, Bahu Memikul" serta pepatah lain "Siapa menambur angin, maka ia menuai badai.."
Berita ini kemudian viral, dan beberapa orang mengutip-ngutip sehingga muncul kesan; karena laporan MUI Payakumbuh ia dipecat. Sungguh masa sekarang sudah diluar dari akal fikiran kita yang masih sehat. Bukannya introspeksi diri, melainkan menyalahkan fihak lain dan dalam kasus ini 'menyalahkan ulama'. Na'uzubillah..
Menggemaskan memang kelakuan mantan camat yang masih muda ini, dari pembelaannya ini tergambar dengan jelas kualitas dirinya sebagai birokrat. MUI Kota Payakumbuh hanya memiliki wewenang diwilayah administratif Kota Payakumbuh. Tidak ada wewenang pada majelis ini untuk mengomentari hal serupa di luar wilayah admnistratif atau wilayah hukumnya. Suatu pengetahuan dasar yang semestinya sudah diketahui oleh seorang birokrat terutama Pejabat. Bagaimana orang yang tidak memiliki pehamana dasar serupa ini dapat melaju ke posisi puncak?
Namun tidak sepatutnya dirinya dipersalahkan karena apa yang dilakukannya ini merupakan cerminan dari didikan yang diperolehnya dari keluarganya. Ketiadaan pengajaran tentang dasar-dasar adat dan agama dalam keluarga membuat ia berpandangan serupa itu. Banyak anak-anak muda yang berpandangan dan berfikiran sama dengan dirinya, termasuk yang telah viral dahulu "Kami hanya mempromosikan busana Minang" demikian kata mereka tanpa ada rasa bersalah dan malu.
Kami dapati beberapa laman dan akun yang menyebarkan berita Camat Syantik ini tidak berani mengkritik sang camat bahkan ada yang cenderung secara tersamar membela seperti salah satu akun berita menulis "Ndeh Buk Camat, Pabanyak Sabar Yo..". Disatu sisi heran dan agak gemas dibuatnya namun disisi lain, ini merupakan gambaran karena hampir semua generasi milenial menganut budaya hedon dan cenderung meniru produk-produk budaya populer dari Jakarta. Bahasa Indomie merupakan kebanggaan mereka, yang sebenarnya memeperlihatkan kedunguan mereka dalam menyikapi dan menunjukkan sisi modernitas itu sendiri.
Demikianlah gambaran anak kamanakan kita hari ini, esok-esok apa yang terlarang akan menjadi biasa di negeri ini. Kelak apabila para orang tua telah meninggal maka segala nilai-nilai yang selama ini susah payah dipertahankan akan hilang ditelan zaman. Minangkabau hanya tinggal nama, hilang Minang tinggal sahaja Kabau.
=======================
Catatan kaki:
[1] Sumber postingan IG Lambe Turah atau klik DISINI
[2] Tabarruj ialah segala upaya wanita menampakkan kecantikannya di depan lelaki lain yang bukan mahram, termasuk bentuk tabarruj yang dilarang dalam ayat di atas. Karena itu, memakai pakaian ketat, pakaian transparan, atau menutup sebagian aurat, namun aurat lainnya masih terbuka, atau obral make up ketika keluar rumah, semuanya termasuk bentuk tabarruj yang dilarang dalam syariat.
Referensi: https://konsultasisyariah.com/21494-apa-itu-tabarruj.html[3] ŁَŁَŲ±ْŁَ ŁِŁ ŲØُŁُŁŲŖِŁُŁَّ ŁَŁَŲ§ ŲŖَŲØَŲ±َّŲ¬ْŁَ ŲŖَŲØَŲ±ُّŲ¬َ Ł±ŁْŲ¬َٰŁِŁِŁَّŲ©ِ Ł±ŁْŲ£ُŁŁَŁٰ ۖ ŁَŲ£َŁِŁ ْŁَ Ł±ŁŲµَّŁَŁٰŲ©َ ŁَŲ”َŲ§ŲŖِŁŁَ Ł±ŁŲ²َّŁَŁٰŲ©َ ŁَŲ£َŲ·ِŲ¹ْŁَ Ł±ŁŁَّŁَ ŁَŲ±َŲ³ُŁŁَŁُŪ„ٓ ۚ Ų„ِŁَّŁ َŲ§ ŁُŲ±ِŁŲÆُ Ł±ŁŁَّŁُ ŁِŁُŲ°ْŁِŲØَ Ų¹َŁŁُŁ ُ Ł±ŁŲ±ِّŲ¬ْŲ³َ Ų£َŁْŁَ Ł±ŁْŲØَŁْŲŖِ ŁَŁُŲ·َŁِّŲ±َŁُŁ ْ ŲŖَŲ·ْŁِŁŲ±ًŲ§
Artinya: Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.
[4] Sumber postingan IG Lambe Turah atau klik DISINI
[5] Sumber Harian Haluan atau klik DISINI
[6] Sumber Harian Haluan atau klik DISINI
[7] Sumber Harian Haluan atau klik DISINI
=====================
Baca Juga:
- Mentalitas Babu: Mengekor Pusat
- Rendah Diri, Mentalitas Daerah
- Buat Konten Ala Citayam Fashion Week, Camat Payakumbuh Dicopot - IG Lambe Turah
- Buat Konten Ala Citayam Fashion Week, Camat Payakumbuh Dicopot - Laman Lambe Turah
- Buat Konten Bak Citayam Fashion Week, Camat Payakumbuh Timur Dicopot - Kata Sumbar
- Gegara Bikin Video Ala Citayam Fashion Week, Camat Payakumbuh Timur Dicopot - Haluan
- IG Reporter Minang
- Citayam Fashion Week; Generasi Tanpa Rasa Malu
- Fenomena Citayam Fashion Week, Buah Sistem Kapitalisme
- Pariaman Fashion Week
- Awal Mula Citayam Fashion Week
========================