![]() |
Pict: cilisos.com |
![]() |
Pict: alchetron.com |
![]() |
Pict: fakta daerah |
Oleh: Syaukani Al Karim
(Sastrawan Riau)
Nusantarakini - Menggelikan, sekaligus terdengar menjijikkan, ketika mendengar Tuan ingin berkhutbah tentang kebangsaan, NKRI, atau tentang Pancasila, di kampung kami, Riau.
Tuan mungkin sedang mengidap amnesia sejarah. Baiklah, aku sampaikan lagi, bahwa ketika negeri yang bernama Indonesia ini merdeka tahun 1945, kami masih negara berdaulat, dan lalu kami dengan kesadaran memutuskan untuk bergabung, menjadi Indonesia.[1]
Kami masuk ke Indonesia, bukan dengan tangan kosong seperti Tuan. Kami menyumbang 10 provinsi, 2 daerah jajahan, 39 butir berlian, uang 13 juta gulden, menyumbang minyak, dan memberikan bahasa. Bahkan sampai hari ini, tanah kami, mulai dari blok Kangguru, Dumai, dan Pakning, masih menyusukan negeri ini dengan 900 ribu barrel setiap hari. Kami berikan juga hasil hutan, kelapa sawit, hasil laut, dan berbagai komoditas lain.
![]() |
Pict: Jihd.co.id |
Biodata Tomy Winata
Nama: Tomy Winata (Oe Suat Hong)
Tempat, tanggal lahir: Pontianak, 23 Juli 1958
Umur: 65 tahun
Agama: Budha
Profesi: Pengusaha, Bos Artha Graha Group (PT Artha Graha Network)
Mengerti.id - Polemik Mega Proyek Rempang Eco City BP Batam bersama PT Makmur Elok Graha milik Tomy Winata semakin memanas. Penolakan muncul dari sejumlah masyarakat adat yang tidak mau direlokasi akibat proyek Rempang Eco City besutan PT Makmur Elok Graha, salah satu anak perusahaan Artha Graha Group Tomy Winata.
Perusahaan Tomy Winata tersebut menandatangani perjanjian kerjasama dengan pemerintah melalui BP Batam sebagai pengembang mega proyek Rempang Eco City sejak 2004. Bahkan proyek tersebut kini dikategorikan sebagai Proyek Strategis Nasional 2023 sesuai dengan Permenko Bidang Perekonomian RI Nomor 7 Tahun 2023.
![]() |
Pict: Flash Lombok |
Sumber: www.riaupos.jawapos.com > Opini - Sejarah Pulau Rempang - Irfan A G (Mahasiswa S3 Pendidikan Universitas Riau)
Link:
https://riaupos.jawapos.com/6322/opini/18/09/2023/sejarah-pulau-rempang.html
Terima kasih telah mengunjungi website kami
apahabar - Pulau Rempang ternyata menyimpan sejarah panjang. Pernah dikunjungi Belanda, dan didiami tentara Jepang di masa Perang Dunia II.
Kasus kekerasan yang terjadi di Pulau Rempang menarik perhatian publik. Cerita perebutan penguasaan tanah yang dilakukan penguasa jadi latar belakangnya. Demonstrasi warga berujung tindakan represif aparat.Semua bermula dari informasi relokasi seluruh penduduk di pulau tersebut. Tujuan relokasi adalah untuk mendukung rencana pengembangan investasi di Pulau Rempang yang rencananya akan dibangun menjadi kawasan industri, jasa, dan pariwisata bernama Rempang Eco City.
Relokasi ini mendapat penolakan dari 7.500 warga yang menghuni Pulau Rempang. Sebab Rempang adalah rumah mereka berabad lamanya. Penduduk Rempang mengatakan mereka telah tinggal di pulau tersebut sejak tahun 1834.Turun temurun mereka menetap dan membangun pulau tersebut. Lalu atas nama pembangunan dan investasi mereka semua akan direlokasi. Jika mereka pindah, maka akar budaya mereka akan hilang.
![]() |
Pict: Pustaha Depok |
![]() |
Pict: wikipedia |
Wajah Tanah Melayu pada tahun 1786, sebelum British datang.
"PERANG KADATUAN BURANUN SULUK - MAJAPAHIT SELAMA 70 TAHUN"
DIPLOMASI GAGAL ACEH _ ISTAMBUL