Tampilkan postingan dengan label kolonialisme. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kolonialisme. Tampilkan semua postingan

Mengurai Jejak Kolonialisme: Peranan Belanda dalam Merusak Tatanan Adat Minangkabau



Oleh: Muhammad Jamil, S.Ag. Lb. Sampono  
Studi Kasus Perjanjian Plakat Panjang 1833 dan Perjanjian Bukittinggi 1865

-----
Disalin dari media online Pasbana | Diterbitkan tanggal 17 November 2024
-----

Pasbana | Pada 25 Oktober 1833, sebuah perjanjian bersejarah ditandatangani di Padang antara pemerintah kolonial Belanda dan masyarakat Minangkabau. Perjanjian ini dikenal dengan nama Plakat Panjang

Dalam dokumen tersebut, Belanda menetapkan sejumlah aturan, di antaranya:  

1. Larangan peperangan di wilayah Minangkabau, termasuk konflik adat.  
2. Pembatasan pejabat Belanda agar tidak mencampuri pemerintahan nagari.  
3. Pengangkatan penghulu sebagai wakil pemerintah Belanda dengan imbalan gaji.  
4. Janji perlindungan dari pemerintah Belanda kepada masyarakat Minangkabau.  
5. Larangan pemungutan pajak tradisional dengan syarat perluasan penanaman kopi.  

Palestina; Jejak Darah Rotschild


Telah banyak disebutkan dalam berbagai teori konspirasi yang beredar terkait keluarga yang menguasai keuangan dunia. Keahlian mereka ialah dalam sistem riba yang telah mereka jalankan selama ratusan tahun. Dalam permulaan abad industri di Eropa, mereka mendirikan berbagai bank-bank yang menjadi alat utama dalam menghisap dan mengendalikan dunia. Akhirnya mereka berhasil mengumpulkan kekayaan yang tak terbilang harganya.

Penguasaan atas uang yang menjadi motor penggerak utama dunia Barat yang kapitalis dan liberal telah menjadikan mereka rakus, tamak, dan loba serta kehilangan sisi kemanusiaan dari mereka. Berbagai pemerintahan berhasil mereka susupi dan kuasai, berbagai negara telah mereka rombak, perang mereka buat, dan entah berapa jejak darah yang mereka tinggalkan di planet yang hijau ini.

Palestina hanyalah salah satu dari sekian banyak negeri yang mereka utak-atik. Namun Palestina tidak sama dengan negeri-negeri lain. Karena hingga kini masih tatep kukuh tegak dengan kedaulatan, harga diri, dan kebanggaan mereka. Terbukti, hanya negara kecil itu sahaja yang masih merdeka tak dapat dijajah oleh Sistem Dajjal mereka.

Pelanggaran Israel Terhadap Konvensi Jenewa

 


Berbagai pihak menuntut Israel diadili dalam mahkamah Internasional atas kejahatan perang yang dilakukan pada warga sipil Gaza.

Mengacu pada poin-poin hukum internasional tentang kejahatan perang yang dirilis PBB, Israel banyak melakukan pelanggaran berat terhadap Konvensi Jenewa tanggal 12 Agustus 1949.

Misalnya menjatuhkan bom ke beberapa fasilitas kesehatan di Gaza, pemukiman, fasilitas pendidikan, bahkan juga meluluhlantakan kamp pengungsian warga sipil.

Akibatnya jumlah korban tewas di Gaza mencapai 9.227 orang per 4 November 2023.

Kedatangan Pengungsi Yahudi ke Palestina

 




Video dari Pathe Gazettes ini memperlihatkan kedatangan orang-orang Yahudi yang terusir dari Eropa ke tanah Palestina yang mereka yakini sebagai tanah yang dijanjikan Tuhan. Orang-orang Yahudi berharap menemukan rumah baru di Palestina setelah mengalami persekusi ratusan tahun di Eropa, yang puncaknya adalah holocaust oleh Nazi Jerman.

Kelompok Zionis berpendapat bahwa hanya dengan mendirikan negara Yahudi lah maka keselamatan dan keamanan orang-orang Yahudi dapat dilindungi.

Siapakah Sir Henry Gurney yang sebenarnya?

 



blogmystery | Banyak timbul isu yang berkaitan dengan sejarah negara. Jika dahulu dengan kekurangan media alternatif dan kejahilan Ummah, kita terima bulat-bulat apa yang diperkatakan di dalam Buku Tawarikh maupun Buku Sejarah. Tiada masa berfikir di luar kotak.

Kini masa telah berubah. Anak-anak muda yang berjiwa panas, gelora, ingin tahu, berfikir di luar kotak mula mencari "sesuatu yang berkurangan" dalam pengkisahan sejarah negara.

Sejarah adalah peristiwa lampau yang memberi pengajaran untuk generasi mendatang. Jika sejarah itu disonsangkan dan diselewengkan, kita bakal "di maki hamun" bahkan mungkin kubur kita bakal "di kencingkan" oleh generasi mendatang!

Tahun 70an, buku Tawarikh(Sejarah) sekolah rendah ada menceritakan tentang Kamal Artatturk. Beliau digambarkan sebagai seorang yang membawa perubahan moden kepada Turki.[1]

SIAPAKAH SIR HENRY GURNEY DI MALAYSIA DAN PALESTIN?

 

Pict: cilisos.com

FB Pemuda PAS Malaysia - Anda mesti pernah dengan nama Henry Gurney kan? Ya, General British yang namanya diabadikan kepada sekolah pemulihan tu. Nama sebenarnya agak panjang, iaitu Sir Henry Lovell Goldsworthy Gurney (SHG).

Kononya dia adalah pahlawan yang disanjung kerana melawan komunis. Mungkin kali ini kita kena ubah mindset sikit.

Untun pengetahuan anda, walaupun SHG ni terkenal di Malaysia, dan mati di sini, dia sebenarnya mempunyai kaitan dengan perisitiwa di Palestine. Dia telah dibunuh di Bukit Fraser semasa Darurat Tanah Melayu 6 Oktober 1951.

Sir Henry Gurney merupakan seorang pegawai tentera yang terlibat dengan gerakan penjajahan oleh British. Salah satu jawatan yang telah dia pegang adalah Ketua Pesuruhjaya Palestine 1946-1948.

Sir Henry Gurney; Wakil Inggris di Palestina

 

Pict: alchetron.com

FB Taqiuddin Tabarani - Terkini, terbongkar satu lagi penyelewengan sejarah. Kisah Sir Henry Gurney. Pesuruhjaya British ( jawatan macam PM) di Tanah Melayu tahun 1948 hingga 1951.
Digambarkan dalam Buku Teks Sejarah Tingkatan 3, beliau seorang yang berjaya mengekang pengaruh komunis di Tanah Melayu. Jasanya besar untuk Tanah Melayu kononnya. Akhirnya beliau dibunuh oleh Partai Komunis Malaya (PKM) semasa dalam perjalanan ke Bukit Frasier.
Ramai tidak menyedari perlantikan Sir Henry Gurney sebagai Pesuruhjaya British ke sini kerana kerjanya yang hebat di Filistin (Palestina) selama 2 tahun (1946-1948). Henry Gurney merupakan pentadbir BRITIsh di Filistin.

Lancang Kuning Menggugat!

Pict: fakta daerah


Oleh: Syaukani Al Karim
(Sastrawan Riau)

Nusantarakini - Menggelikan, sekaligus terdengar menjijikkan, ketika mendengar Tuan ingin berkhutbah tentang kebangsaan, NKRI, atau tentang Pancasila, di kampung kami, Riau.

Tuan mungkin sedang mengidap amnesia sejarah. Baiklah, aku sampaikan lagi, bahwa ketika negeri yang bernama Indonesia ini merdeka tahun 1945, kami masih negara berdaulat, dan lalu kami dengan kesadaran memutuskan untuk bergabung, menjadi Indonesia.[1]

Kami masuk ke Indonesia, bukan dengan tangan kosong seperti Tuan. Kami menyumbang 10 provinsi, 2 daerah jajahan, 39 butir berlian, uang 13 juta gulden, menyumbang minyak, dan memberikan bahasa. Bahkan sampai hari ini, tanah kami, mulai dari blok Kangguru, Dumai, dan Pakning, masih menyusukan negeri ini dengan 900 ribu barrel setiap hari. Kami berikan juga hasil hutan, kelapa sawit, hasil laut, dan berbagai komoditas lain.

Tomy Winata Bos Mega Proyek Rempang Eco City

 

Pict: Jihd.co.id

Biodata Tomy Winata

Nama: Tomy Winata (Oe Suat Hong)
Tempat, tanggal lahir: Pontianak, 23 Juli 1958
Umur: 65 tahun
Agama: Budha
Profesi: Pengusaha, Bos Artha Graha Group (PT Artha Graha Network)

 Mengerti.id - Polemik Mega Proyek Rempang Eco City BP Batam bersama PT Makmur Elok Graha milik Tomy Winata semakin memanas. Penolakan muncul dari sejumlah masyarakat adat yang tidak mau direlokasi akibat proyek Rempang Eco City besutan PT Makmur Elok Graha, salah satu anak perusahaan Artha Graha Group Tomy Winata.

Perusahaan Tomy Winata tersebut menandatangani perjanjian kerjasama dengan pemerintah melalui BP Batam sebagai pengembang mega proyek Rempang Eco City sejak 2004. Bahkan proyek tersebut kini dikategorikan sebagai Proyek Strategis Nasional 2023 sesuai dengan Permenko Bidang Perekonomian RI Nomor 7 Tahun 2023.

Rempang, Pulau Penuh Sejarah Berabad Lamanya

Pict: Flash Lombok


Konflik terkait proyek Rempang Eco City yang sedang berlangsung telah mengganggu kehidupan mereka, terutama para nelayan yang merasakan dampaknya tidak bisa melaut dan kehilangan mata pencaharian mereka. Penduduk Pulau Rempang ada bahkan sebelum Indonesia merdeka. Mari sejenak kita melihat pada sejarah. Pada abad ke-17, Pulau Rempang awalnya adalah tempat yang ditempati oleh para pelaut dari suku Bugis yang berasal dari Sulawesi. Mereka datang ke pulau ini untuk melakukan perdagangan dan menjadikannya sebagai tempat berlabuh kapal. Pulau ini menjadi pusat kegiatan perdagangan yang sibuk, dengan kapal-kapal yang datang dan pergi membawa barang dagangan dari berbagai tempat. Pada abad ke-19, Pulau Rempang mengalami perubahan besar ketika Belanda menduduki pulau ini. Belanda mendirikan pangkalan militer di pulau ini untuk memantau Selat Melaka, yang merupakan jalur penting dalam perdagangan maritim. Ini adalah awal dari masa kolonial Belanda di Pulau Rempang yang membawa perubahan signifikan dalam kehidupan masyarakat setempat. Tahun 1942, Pulau Rempang juga diduduki oleh tentara Jepang selama Perang Dunia II. Tentara Jepang menggunakan pulau ini sebagai lokasi strategis untuk mengawasi Selat Malaka dan mengendalikan aktivitas militer di wilayah sekitarnya. Ini adalah masa yang sulit bagi penduduk pulau, yang harus hidup di bawah pemerintahan militer Jepang. Namun, peristiwa paling menarik terjadi setelah penaklukan Belanda atas Kerajaan Riau pada tahun 1784. Pulau Rempang mengalami sejumlah perubahan dan peristiwa penting. Bukti kunjungan awal Belanda ke Pulau Rempang tertulis dalam catatan sejarah. Penaklukan Belanda atas Kerajaan Riau pada tahun 1784 menciptakan ketidakpuasan dan kebencian di kalangan beberapa pemimpin Kerajaan Melayu Riau. Meskipun perlawanan terbuka tidak lagi mungkin, sebuah gerakan rahasia yang dikenal sebagai gerakan Lanun (penyusup laut) diselenggarakan dengan tujuan untuk mendapatkan kembali kedaulatan Kerajaan Melayu Riau. Pulau Rempang memainkan peran penting dalam perlawanan terhadap kolonisasi Belanda oleh Kerajaan Melayu Riau pada tahun 1784. Pulau ini dihuni oleh penduduk asli seperti Orang Laut (Masyarakat Laut) dan Orang Darat (Masyarakat Daratan). Setelah itu, pada tahun 1973, Pulau Rempang ditetapkan sebagai zona industri khusus yang membuatnya menjadi bagian dari Kota Batam dan pusat pengembangan ekonomi di Kawasan Perdagangan Bebas Batam-Bintan-Karimun. Namun, sejarah Pulau Rempang tidak hanya tentang penaklukan dan perubahan politik. Tokoh-tokoh penting seperti Sultan Mahmud Riayat Syah dan Engku Puteri Raja Hamidah terlibat dalam perlawanan terhadap kolonisasi Belanda pada tahun 1784. Meskipun ada informasi yang mencatat peran mereka, tidak ada catatan lebih lanjut tentang peran Raja Haji Fisabilillah dan tokoh-tokoh lain dari Pulau Rempang dalam perjuangan tersebut. Seiring berjalannya waktu, masyarakat Pulau Rempang mengembangkan berbagai mata pencaharian yang penting. Mereka mengandalkan perikanan, pertanian, perdagangan, industri kecil, dan bahkan pariwisata. Namun, konflik terkait proyek Rempang Eco City yang sedang berlangsung telah mengganggu kehidupan mereka, terutama para nelayan yang merasakan dampaknya pada mata pencaharian mereka. Komunitas Melayu lokal bersama komunitas pribumi lainnya telah berjuang untuk melindungi hak-hak mereka dan mencari dukungan dari pemerintah. Inilah kisah yang menyedihkan tentang perjalanan Pulau Rempang, dari masa lalu yang penuh sejarah hingga masa kini yang penuh tantangan. Untuk mendukung masyarakat Pulau Rempang yang menghadapi berbagai tantangan, kita dapat mengambil beberapa langkah. Pertama-tama, penting untuk memahami secara mendalam masalah dan kondisi yang dihadapi oleh masyarakat Pulau Rempang, seperti konflik terkait proyek Rempang Eco City. Ini melibatkan upaya dalam memahami sejarah mereka, hak-hak yang mereka miliki, dan dampak dari konflik yang sedang berlangsung. Selanjutnya, kita dapat memberikan dukungan dengan cara mendukung upaya advokasi dan kesadaran masyarakat tentang isu-isu yang mereka hadapi, dengan berbagi informasi dan meningkatkan kesadaran publik. Dukungan finansial juga dapat sangat berarti, baik melalui donasi kepada organisasi nirlaba yang mendukung masyarakat Pulau Rempang atau dengan aktif berpartisipasi dalam penggalangan dana. Selain itu, memberikan dukungan psikologis kepada mereka yang mengalami trauma akibat konflik adalah tindakan empati yang sangat penting. Menghubungi pemerintah setempat, regional, dan nasional untuk menyampaikan keprihatinan tentang konflik dan dampaknya juga memiliki dampak yang signifikan. Selain itu perlu kolaborasi dengan organisasi lokal yang fokus pada isu-isu Pulau Rempang dapat memperkuat upaya kita. Selain itu, edukasi tentang hak-hak mereka, perlindungan lingkungan, dan pengembangan ekonomi bisa memberikan manfaat jangka panjang kepada masyarakat Pulau Rempang. Selalu mendekati mereka dengan pendekatan yang bersahabat, hormati budaya serta tradisi mereka, dan luangkan waktu untuk mendengarkan mereka adalah kunci dalam mendukung perjuangan mereka untuk melindungi hak-hak mereka dan menjaga kehidupan mereka yang berharga.***

Sumber: www.riaupos.jawapos.com > Opini - Sejarah Pulau Rempang - Irfan A G (Mahasiswa S3 Pendidikan Universitas Riau)

Link:
https://riaupos.jawapos.com/6322/opini/18/09/2023/sejarah-pulau-rempang.html

Terima kasih telah mengunjungi website kami

apahabar - Pulau Rempang ternyata menyimpan sejarah panjang. Pernah dikunjungi Belanda, dan didiami tentara Jepang di masa Perang Dunia II. 

Kasus kekerasan yang terjadi di Pulau Rempang menarik perhatian publik. Cerita perebutan penguasaan tanah yang dilakukan penguasa jadi latar belakangnya. Demonstrasi warga berujung tindakan represif aparat.Semua bermula dari informasi relokasi seluruh penduduk di pulau tersebut. Tujuan relokasi adalah untuk mendukung rencana pengembangan investasi di Pulau Rempang yang rencananya akan dibangun menjadi kawasan industri, jasa, dan pariwisata bernama Rempang Eco City.

Relokasi ini mendapat penolakan dari 7.500 warga yang menghuni Pulau Rempang. Sebab Rempang adalah rumah mereka berabad lamanya. Penduduk Rempang mengatakan mereka telah tinggal di pulau tersebut sejak tahun 1834.Turun temurun mereka menetap dan membangun pulau tersebut. Lalu atas nama pembangunan dan investasi mereka semua akan direlokasi. Jika mereka pindah, maka akar budaya mereka akan hilang.

PERANG BERDARAH : PERTARUNGAN GOWA VS VOC BERSAMA KOALISINYA

 

Pict: Pustaha Depok

FB Edi Kurniawan - Dari Buton - Bantaeng - Makassar
Deskripsi Perang :
Pagi hari tanggal 24 November, armada meninggalkan jalan-jalan Batavia, setelah doa diadakan disemua gereja di sana pada tanggal 18. Di antara pihak berwenang di atas kapal juga ada pangeran Bone yang terkenal Aroe Palakka, yang melarikan diri dari negaranya karena siksaan orang Makassar, dan pemimpin orang Ambon, kapten Joncker yang termasyhur.
Di mana sebagian besar kekuatan pergi ke darat. Pertempuran sengit terjadi di sini, di mana AroĆØ Palakka terluka. Akhirnya musuh melarikan diri, dan sekarang seluruh wilayah ini, "menjadi pewaris raja dan salah satu tempat makan utama di Makassar ”, hancur total. Selain Bantaeng sendiri, sebuah kota dengan 1.000 rumah, lebih dari 30 desa, seratus kapal, dan 3.000 muatan beras dibakar.

KEMENANGAN DI BOETON
________
Boeton, tempat armada berlabuh pada Hari Tahun Baru 1667. Ternyata, seperti yang sudah digosipkan, kota ini dikepung oleh tentara Makassar; 15.000 orang datang dengan 450 kapal, dipimpin oleh Montemarano dari Makassar. Kebutuhan di Boeton meningkat dan jika Speelman datang seminggu kemudian, kota itu tidak akan mampu bertahan.
Pada hari yang sama terjadi penyerangan terhadap tentara Makassar; pertempuran pertama sangat sengit, dan banyak yang terbunuh dan terluka di kedua sisi. Keesokan paginya musuh tampaknya telah meninggalkan perkemahannya di pantai dan bercokol di pedalaman di sebuah bukit. Sejumlah besar orang Bugis, yang ditekan untuk didukung oleh orang Makassar, membelot ke Belanda hari itu ketika mereka mengetahui bahwa Aroe Palakka bersama Speelman di armada.

PKM, MPAJA DAN TANAH MELAYU..

Pict: wikipedia


Sumber:Polis Hutan

FB Nurul Kejora Muhammad - APAKAH MPAJA (Malayan People’s Anti-Japanese Army) adalah sebahagian daripada sejarah pasukan keselamatan negara membebaskan Tanah Melayu daripada penjajahan? Riwayat MPAJA bersalasilah daripada PKM (Parti Komunis Malaya). MPAJA adalah sebuah gerakan bersenjata yang ditubuhkan BUKAN bertujuan untuk mempertahankan Tanah Melayu sebagai tanah air, tetapi kerana sentimen anti Jepun kaum Cina yang berakar umbi sejak konflik China-Jepun dan kerana layanan buruk tentera Jepun terhadap kaum Cina.
Anggota MPAJA merupakan alat PKM untuk menentang Jepun bagi menubuhkan sebuah negara Komunis di Tanah Melayu ketika itu yang bekerjasama dengan British. Sentimen penentangan orang Cina terhadap penaklukan Jepun ke atas Manchuria dan Peristiwa Nanking 1937 yang mengorbankan 300 ribu orang Cina itu telah dibawa ke Tanah Melayu. Perjuangan MPAJA bukan perjuangan mempertahan Tanah Melayu, sebaliknya adalah perjuangan membalas dendam terhadap kekejaman tentera Jepun terhadap orang Cina di China dan di Tanah Melayu.

Wajah Tanah Melayu pada tahun 1786


Wajah Tanah Melayu pada tahun 1786, sebelum British datang.

Pernah fikir tak kalau British langsung tak pernah jejak kaki ke Tanah Melayu, apakah wajah negara (atau negara-negara) pada hari ini?

Yang pasti Pulau Pinang tak akan exist sebagai negeri yang independent daripada Kedah. Sebab Francis Light yang pujuk Sultan pajakkan Pulau Pinang dan Seberang Perai dengan jaminan bantuan ketenteraan lawan Siam.

Tapi last-last tak bantu pun, siap pergi tolong Siam lagi, dan Kedah pun ditawan Siam dari tahun 1821-1842. Siam pecahkan Kedah kepada Setul, Perlis, Kubang Pasu dan Kedah. Kedah dan Kubang Pasu kemudian bersatu kembali, tapi Setul kekal dalam Siam sebagai wilayah Satun hari ini.

"PERANG KADATUAN BURANUN SULUK - MAJAPAHIT SELAMA 70 TAHUN"




"PERANG KADATUAN BURANUN SULUK - MAJAPAHIT SELAMA 70 TAHUN"

Kegagalan Empayar Majapahit di Laut Suluk diceritakan teliti oleh penulis Vick Hurley dalam bukunya yang bertajuk Swiss of The Kris, The History of The Moros. Tentera Majapahit yang datang tiada yang pulang, laut Suluk yang warnanya kebiruan bertukar menjadi dakwat merah hasil dari pertempuran tentera armada majapahit dengan tentera armada kadatuan suluk.
Pada tahun 1365 armada majapahit telah menyerang Tondo Manila, serangan majapahit dibalas armada suluk pada tahun 1369 oleh Maharaja Sri Paduka Datu Narwangsa II, ini kerana Tondo Manila adalah jajahan takluk kadatuan suluk, raja-raja hindu luzon dan visayas bernaung dibawah kuasa kedatuan buranun suluk.

DIPLOMASI GAGAL ACEH _ ISTAMBUL


DIPLOMASI GAGAL ACEH _ ISTAMBUL


Pada tahun 1873 jelang serangan Belanda ke Aceh yang menimbul kan perang panjang lebih dari 30 tahun yang dikenal dengan perang sabi atau perang Aceh vs Belanda 1873-1906 ,duta Aceh yang terakhir di kirim ke istambul adalah Habib Abdur rahman Azzahir sebagai Menlu pada pemerintahan Sultan Mahmud Syah

Sang Duta membawa surat dari Sultan Mahmud kepada Sultan Abdul Aziz yang isi nya menyebut hubungan lama antara bandar Aceh dan Istambul yang pernah di bina oleh pendahulu nya.sultan juga menegaskan bahwa rakyat Aceh mendapat perlindungan Turki sejak zaman sultan Selim,hingga kakek nya Alaudin mansyur syah diberi firman dan medali majidi oleh khalifah Abdul majid dan Aceh hanya mengakui turki sebagai khalifah penguasa tertinggi.

Sebagai subjek khalifah Turki usmani Aceh di izin kan memakai bendera Turki di kapal kapal dan menerima aturan Turki sebagai hukum yang berlaku di Aceh