Tampilkan postingan dengan label eropa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label eropa. Tampilkan semua postingan

Rumah Sakit di Andalusia dahulunya

 

Sumber foto DISINI

Foto ini adalah foto patung ahli bedah muslim dimasa keemasan Islam di Andalusia yaitu Shekh Qurtubi Muhammad bin Aslam Al-Ghafiqi di sebuah plaza katedral Salazar kota Cordoba (Qurtubah)
Al Ghafiqi adalah ahli bedah, apoteker dan ahli penyakit mata, Al Ghafiqi adalah dokter pertama dimuka bumi yang melakukan operasi katarak di mata manusia.
Dalam kurun 10 tahun ini, bangsa Spanyol berusaha menghidupkan kebanggaan sejarah mereka yang berakar dari kejayaan masa Islam. Maka mereka membuat dan merestorasi banyak patung patung tokoh ilmuan Islam
Ada cerita menarik dari patung ahli bedah muslim yang juga ulama ini, seorang sejarawan Prancis Van Brussel merilis sebuah surat lama seorang pasien Perancis yang sempat dirawat dirumah sakit yang didirikan oleh ahli bedah Al Ghafiqi :
Ini adalah surat seorang pemuda Prancis yang dirawat di rumah sakit Qurtubah (Cordoba) selama pemerintahan Islam khilafah Umayyah di Andalusia, yang dikirimkan kepada ayahnya di Paris sekitar seribu tahun yang lalu. Saya terjemahkan apa adanya :

SUMPAHAN KUASA DI SELAT MELAKA

 

Ilustrasi gambar: indoprogress.com

SUMPAHAN KUASA DI SELAT MELAKA

Selepas Portugis menyerang Sultan Alaudin di Muar pada 1536, harapan konon ia akan menamatkan terus ancaman waris Kesultanan Melaka ke atas Melaka meleset. Ia bahkan mencambahkan pula kebangkitan lebih besar kerajaan Melayu-Islam yang lain. 1/19
Selain Johor yang dijinakkan Portugis, waris Kesultanan Melaka di Perak dan Pahang juga tidak lagi cuba menyerang Portugis di Melaka, sebaliknya mkenumpukan pembangunan kerajaan sendiri selepas itu. Maklumlah, Pahang diancam Siam, manakala Perak menghadapi ancaman Acheh. 2/19
Bercakap tentang Acheh, Sultan Acheh iaitu Sultan Ali Mughayat Shah sebaik menduduki takhta telah berjaya menguasai pasaran lada hitam dengan Gujerat dan China. Apabila anakandanya Sultan Alaudin menaiki takhta, Acheh melancarkan banyak serangan ke atas Portugis di Melaka. 3/19

Wajah Tanah Melayu pada tahun 1786


Wajah Tanah Melayu pada tahun 1786, sebelum British datang.

Pernah fikir tak kalau British langsung tak pernah jejak kaki ke Tanah Melayu, apakah wajah negara (atau negara-negara) pada hari ini?

Yang pasti Pulau Pinang tak akan exist sebagai negeri yang independent daripada Kedah. Sebab Francis Light yang pujuk Sultan pajakkan Pulau Pinang dan Seberang Perai dengan jaminan bantuan ketenteraan lawan Siam.

Tapi last-last tak bantu pun, siap pergi tolong Siam lagi, dan Kedah pun ditawan Siam dari tahun 1821-1842. Siam pecahkan Kedah kepada Setul, Perlis, Kubang Pasu dan Kedah. Kedah dan Kubang Pasu kemudian bersatu kembali, tapi Setul kekal dalam Siam sebagai wilayah Satun hari ini.

Sejarah Kota Padang (1): Muaro, Perkampungan Migran Orang Nias; Origin Perkembangan Kota Padang

Catatan oleh Agam Van Minangkabau:
Diharapkan kebijaksanaan pembaca dalam membaca, menelaah, memahami, dan memaknai tulisan ini. Kami sangat menghargai jerih payah Para Penulis dalam menyusun tulisan ini karena kekayaan dari sumber-sumber yang digunakan. Dimana tidak semua orang memiliki akses terhadap sumber tersebut. Namun tulisan ini perlu dikritisi, dianalisis, dan ditelaah lebih lanjut. Terutama menyangkut asal mula Kota Padang yang dihubungkan dengan Orang Nias. Baiknya dibaca juga Tarikh Padang dari sudut pandang sejarah Melayu (Minangkabau). Karena keberadaan orang-orang Nias di Padang berkaitan dengan keberadaan orang Melayu (Minangkabau) sebagai penguasa daerah tersebut.

Disalin dari: http://poestahadepok.blogspot.com


Cikal bakal Kota Padang berawal dari suatu tempat yangt berada pada sisi barat muara sungai Batang Arau, suatu perkampuangan yang diduga dihuni oleh para migran orang-orang Nias.[0] Di tempat inilah pelaut-pelaut Eropa mulai membangun pos perdagangan karena posisinya yang strategis terlindung dari lautan India. Seiring dengan perkembangan pos perdagangan tersebut dan kebutuhan bangunan yang semakin banyak, lambat-laun areal permukiman orang-orang Nias tersebut terokupasi dan para pemukim menyingkir ke area kosong di belakang. Para migran ini tidak merasa dirugikan karena dengan kehadiran pos perdagangan tersebut mereka juga mendapat pekerjaan.