Tampilkan postingan dengan label bahasa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label bahasa. Tampilkan semua postingan

PERANAN ORANG MINANGKABAU DARI BAHASA MELAYU KE BAHASA INDONESIA

 

Pict: Murni Taher


Ciloteh Tanpa Suara #25 | Penggemar Berat Saiful Guci engku Eri Yusmi, menulis dalam komentar “Kata Sumando ini memang Bahasa #Melayu Kuno atau #BahasaMinangAsli engku Haji.. Sebab Melayu ini tidak punya pembedaharaan kata dan Bahasa.. Orang Minang Asli saja Mengaku #Melayu ngimana tu engku Haji mau meluruskan sejarah engku Haji.. Batambah kacau jadi nyo sejarah tu pak Haji., dalam status CTS #23 : SUMANDO - ORANG YANG MENUMPANG.
Perkenalan pertama adanya pemakaian bahasa Melayu adalah dengan ditemuinya inskripsi-inskripsi disekitar Kota Palembang, di Pulau Bangka pertengahan abad ke-7. Inskripsi tua itu ditulis dalam bahasa yang dekat sekali dengan bahasa Melayu bila dibandingkan dengan pelbagai bahasa lain rumpun bahasa Austronesia. Oleh para ahli bahasa disebut sebagai bahasa Melayu Kuno (Andries Teeuw, 1979). Ini dipegang sebagai petunjuk bahwa bahasa Melayu telah dipergunakan pada daerah yang tersebar luas.
Waktu pemerintahan Belanda mulai memikirkan bahasa yang dipakai untuk mendekati pribumi jajahannya. Dipakai Bahasa Belanda, tidak dipahami masyarakat. Dipakai bahasa semua suku bangsa, memakan biaya dan waktu lama. Maka diadakan penelitian, seperti tahun 1850 Gubernur Jenderal Rochussen-setelah mengililing Jawa-berkesimpulan bahwa bahasa Melayulah yang harus dipakai sebagai bahasa pengantar. Sedang bahasa Melayu pun banyak ragamnya: bahasa Melayu Pasar, bahasa Melayu Dialek, Bahasa Melayu Riau.

Kenapa Bahasa Melayu dipilih menjadi Bahasa Indonesia?

 

Pict: Republika

Kenapa Bahasa Melayu dipilih menjadi Bahasa Indonesia?
FB Amiruddin Zaki | Agak menarik untuk dibahas. Padahal, di Indonesia, populasi Melayu hanya 12 Juta[1] berbanding dengan Jawa ada 110 juta dan sunda ada 45 juta. Jauh sekali beza. Perlu ingat, Indonesia ada 700 etnik dan Melayu hanya salah satu daripadanya.
Diambil dari artikel “Detiknews”, Pemerintah kolonial Belanda memilih bahasa Melayu dapat ditelusuri dari tulisan Ch. A. van Ophuijsen,[2] profesor bahasa berkebangsaan Belanda. Di dalam bukunya Maleische Spraakkunst (terbit pertama 1910 dan dicetak ulang 1915) :

Bahasa Ibu; Bahasa Dusun yang Semakin Terancam


Halo kawan,
Karena ada skalanya, ayu kita coba ukur ketahanan bahasa daerah masing-masing di rumah. Kami sendiri, bahasa daerahnya (bahasa Leti) dalam keadaan Terancam. Karena ada anggota keluarga (anak gen Z) sudah jadi penutur pasif. Bagikan hasil analisa kalian di kolom komentar.

Perihal bahasa ibu atau ada yang menyebutnya dengan Bahasa Daerah acap dipandang angin lalu sahaja oleh orang sekarang. Dimata banyak orang sekarang merupakan sesuatu yang tidak penting, remeh temeh, tak layak untuk diperbincangkan, dan sesuatu yang biasa apabila dicampur dengan bahasa lain.


Di negeri kami sendiri keadaannya bermacam-macam. Di daerah perkotaan banyak kanak-kanak yang menggnakan bahasa Jakarta dengan orang tuanya, hal ini karena orang tua yang mengajari. Bahkan dalam komunikasi sesama anggota keluarga di rumahpun menggunakan bahasa Jakarta yang dalam pandangan orang dusun (daerah) merupakan bahasa kelas tinggi turunan dari khayangan.


Tarikh\Tarikh Melayu\Bahasa Melayu

Kaligrafi Arab; Do'a Bapa Kami

Ilustrasi Gambar: DISINI

Kaligrafi Abana sudah mulai menyebar di mall-mall dan pusat perbelanjaan Jakarta, harap tingkatkan kesadaran dan ketelitian sudara-saudara dan tetangga-tetangga kita.

Doa umat kristiani yang dibahasa Arabkan dan dibuat Kaligrafi. Sudah banyak dijadikan sablon kaos di Jogja. Tingkatkan kewaspadaan kita, ini kalimat kaligrafinya;

Lidah Jawa yang Sangat Mengganggu

 


FB Masrul Purba - Tolong jangan salah paham, saya tidak pernah membenci suku Jawa, saya hanya sekadar mengingatkan agar suku Jawa mau mengintrospeksi diri atas kekurangan mereka. Saya sudah lama merasa risih dengan banyaknya nama perkampungan di tanah leluhur saya yang mereka plesetkan. Manusia yang benar seharusnya mau introspeksi diri bukan malah merasa dipojokkan. Ini beberapa nama kampung di tanah leluhur saya di Kabupaten Simalungun yang mereka plesetkan.

Minangkabau & Tulisannya

Ilustrasi Gambar: kampus office

Salah satu debat yang tak berkesudahan terkait Minangkabau ialah ketiadaannya Tulisan Minangkabau. Banyak yang mencemooh "Kalau memang kebudayaan Minangkabau itu yang tertua, kenapa tak ditemukan tulisan Minangkabau?" atau "Kenapa di Minangkabau tak ada tulisan? di kami sudah diketemukan tulisan asli kami?" Demikianlah kira-kira.

Sebagai tambahan informasi bagi kita, pada beberapa kelompok budaya - yang di Indonesia disebut etnis - telah ditemukan tulisan yang diduga produk dari kebudayaan mereka.[1] Diantaranya ialah;

  1. Tulisan Rencong yang merujuk pada aksara Surat Ulu yang digunakan di Ulu, Kerinci (Surat Icung), Bengkulu dan Sumatera Selatan (Surat Bengkulu), dan Surat Lampung,
  2. Aksara Batak seperti yang terdapat di Surat Batak
  3. Aksara Lampung

Sangat menarik sebenarnya apabila kita perhatikan bahwa Minangkabau, Aceh, dan Riau serta wilayah Puak Melayu lainnya tidak memiliki tulisan yang lahir dari kebudayaan asli mereka. Dan kita sama-sama tahu, Islam kuat di wilayah tersebut.

Kenapa Tidak Ada Informasi Adat Ditulis dengan Tulisan Minangkabau?

Ilustrasi Gambar: niadilova

Yang Tersirat - Yang Tersuruk

FB Mak Mond Dt. Makhudun - "Kenapa pengetahuan Adat Minangkabau tidak banyak ditulis oleh ninik-ninik kita dahulu dibandingkan dengan adat budaya suku-suku lain Mak? Lama kelamaan, tentu nilai-nilai adat itu bisa kabur bagi generasi kemudian.."

"Disanalah letak kehebatan dan kesaktian Adat Minangkabau itu duhai Kamanakan.."

"Kenapa demikian Mamak?"

"Sebenarnya niniak-niniak kita dahulu sangat majo soal tulis baca. Buktinya kita punya aksara khusus, Aksara Minang namanya, yang banyak tidak diketahui oleh generasi sekarang. Bukti lain, ada curaian adat yang ditulis berupa Tambo Adat, ada jua Tambo Alam, bahkan setiap nagari memiliki Tambo yang bertuliskan Arab Melayu.

Lalu kenapa kurang tulisan-tulisan tentang pengetahuan adat Minang? Ada beberapa alasan penjawabnya, antara lain:

PERTAMA, untuk memahami rahasia yang terkandung di dalam Adat Minang, tidaklah cukup dengan membaca yang tertulis. Tulisan tidak memiliki kemampuan menjelaskan pengetahuan adat, karena adat b ukan masalah nan tampak sahaja, akan tetapi lebih banyak hal tersirat dan tersuruk yang harus difahami melalui raso jo pareso. Itulah sebabnya petuah mengatakan; rasa yang mesti dibawa naik dan periksa yang harus dihela turun.

Bahasa Menentukan Bangsa - Bahasa Jiwa Peradaban

 

Ilustrasi Gambar: psychologytoday

Disalin dari kiriman FB Studi Islam

*MENGENAL NAHWU MELALUI ALFIYYAH*
Pada masa jahiliyyah, orang Arab mendiami jazirah Arab tanpa tercampur dengan bangsa di luar Arab, kalau pun ada kalangan non Arab, jumlahnya sangat minim. Kondisi tersebut membuat mereka tetap terjaga kemurnian dan kekuatan bahasanya, serta terhindar dari kesalahan dan penyimpangan berbahasa.
Ketika cahaya Islam menyinari seluruh jazirah Arab, banyak orang memeluk ajaran Islam, sehingga mendorong orang Arab tersebar ke seluruh penjuru bumi, berinteraksi dan bercampur dengan banyak orang asing di berbagai kota yang ditaklukan. Sebab mereka adalah para mujahid yang menyebarkan dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia.
Dengan berlalunya masa, timbulah interaksi baru yang sangat erat dengan para penduduk kota tadi; saling bertukar perdagangan dan pernikahan dengan penduduk setempat. Selanjutnya lahirlah generasi baru yang kurang mampu menjaga kemurnian bahasa, disinilah karakter dan bahasa Arab mulai terdegradasi, lalu munculah kesalahan berbahasa, yang membuat geram hingga menggelisahkan dan mencemaskan penutur fasih bahasa Arab.

Kegeraman Khalifah Umar
Secara umum kesalahan berbahasa ini menimpa para muslim non Arab dan Arab keturunan, tetapi di masa Khulafa’ Rasyidun intensitasnya masih sangat minim. Diriwayatkan mengenai hal ini, seorang juru tulis Abu Musa al-Asy’ari mengirim surat kepada Khalifah ‘Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu, di dalam surat tertulis: “Min Abu Musa al-Asy’ari” (seharusnya min Abi Musa), lalu ketika Khalifah ‘Umar telah membaca surat tersebut, dikirimlah balasan: “Cambuklah juru tulismu!”.

Bahasa Melayu Banyak Dialeknya

Gambar Ilustrasi: Pinterest

 Disalin dari kiriman FB Persyarikatan Melayu

NAMA BAHASA YANG MEMECAH BELAH
Oleh: Tengku Muhammad Dhani Iqbal
Hamka, Naquib Al-Attas, Adian Husaini, juga James T. Collins, cukup “mengganggu” belakangan ini. Meniti para ahli itu membuat satu pemahaman bahwa nama bahasa “Indonesia” ini bukanlah pemersatu, tetapi pemecah belah.
Sedari lahir, lingkungan saya mengatakan ini bahasa Melayu. Dan kalau saudara-saudara atau kerabat-kerabat saya dari Semenanjung, Malaysia, datang ke rumah, mereka bicara dengan bahasa yang sama dengan kami. Kalau di ruang-ruang privat, kami sepakat ini namanya bahasa Melayu. Tapi begitu ada acara di ruang-ruang publik, kedua belah pihak mengatakan hal berbeda.
Begitu juga di sekolah-sekolah. Nama bahasa ini disebut dengan nama bahasa Indonesia. Orang-orang di lingkungan saya, yang tadi mengatakan ini bahasa Melayu, rupanya turut mengatakan ini bahasa Indonesia di lingkungan kerjanya, entah di sekolah-sekolahnya (pendidik/ustad/guru) atau di kantor-kantornya masing-masing.
Kelak, ketika saya bepergian ke sana kemari, saya selalu menanyakan hal ini pada orang tua-tua. Terakhir saya bertanya ini pada 2012, di Siren, tetangga negeri Sumbawa. Dan jawabannya seratus persen sama.

Bahasa Indonesia ialah Bahasa Melayu


 Disalin dari kiriman FB Ichwan Azhari

BAHASA MELAYU SEBAGAI BAHASA KITAB DAKWAH DUNIA SEJAK 500 TAHUN LALU (Pelajaran Bible Bahasa Melayu sejak 1514, Tafsir Qur'an Bahasa Melayu Pertama Lengkap Sejak 1675)
Tentulah Indonesia sebagai negara belum ada saat bahasa Melayu menjadi bahasa dalam literasi dunia. Kitab-kitab terjemahan dan pelajaran Islam dari bahasa Arab ke bahasa Melayu sudah ada sejak abad 13. Untuk orang Eropa, literasi Injil pertama dalam bahasa Melayu ditulis orang Portugis tahun 1514 dalam huruf Jawi/Arab Melayu. Bible pertama yang diterjemahkan di luar bahasa Eropa dilakukan ke dalam bahasa Melayu, 1618 dengan aksara latin. Cover dalam Bibel 1618 ini terang terangan menyebut Bibel terjemahan Melayu. Bahkan hanya bertaut beberapa tahun saja dari terjemahan Bible pertama dalam bahasa Inggris.
Penerjemahan lengkap Bible dalam bahasa Melayu ini mendahului tafsir Al Qur'an lengkap 30 Juz pertama dalam bahasa Melayu Karya Abdurrauf Singkil tahun 1675, sepanjang manuskripnya dengan aksara Jawi sampai saat ini ditemukan. Abdurauf sendiri ulama besar di kesultanan Aceh, berasal dari Arab, tapi justru tidak menggunakan bahasa Aceh untuk menerjemahkan tafsir Al Qur'an. Pilihan Abdurrauf kepada bahasa Melayu dan bukan bahasa Aceh, mengisyaratkan betapa pentingnya bahasa Melayu sebagai bahasa dakwah yang luas di Asia Tenggara.

Alam Melayu/ Jazirah Melayu

Gambar: People UTM


BAHASA MELAYU

Pada yang tak suka mendengar perkataan "Alam Melayu" bole di ubah kepada Nusantara atau Austronesia

Berkurun lamanya orang yang tinggal di Alam Melayu ini hidup berkelompok tanpa berhubungan dengan kelompok yang lain. Mereka dipisahkan oleh gunung-ganang dan lautan yang luas. Walaupun pada mulanya mereka satu asal tetapi kerana terputusnya hubungan di antara satu kelompok dengan kelompok yang lain dalam masa yang sangat lama, maka setiap kelompok mengatur cara hidup dan menggunakan pertuturan mereka sendiri sesuai dengan keadaan alam dan keperluan hidup mereka masing-masing. Akibat keadaan inilah timbulnya suku bangsa dan bahasa yang terdapat di Indonesia dan pelbagai loghat/dialek bahasa Melayu di Tanah Semenanjung.
Sebelum ditemui bukti sejarah berupa tulisan pada batu bersurat tentulah Bahasa Melayu telah digunakan untuk masa yang panjang kerana didapati bahasa yang ada pada batu bersurat kemudiannya sudah agak tersusun pembinaan kata dan pembinaan ayatnya dan juga sudah kuat pengaruhnya sehingga orang India yang menulis perkataan pada batu bersurat tersebut yang menggunakan aksara Sanskrit memasukkan juga beberapa perkataan Melayu. Untuk memberi nama pada bahasa yang tidak mempunyai bukti sejarah tersebut (sebelum bahasa orang India masuk ke Jazirah Melayu), ia diberi nama bahasa Melayu Purba.

ADUHAI SEDIHNYA JADI MELAYU.

Gambar: Twitter


 Kami telah menyertakan 'catatan kaki' pada tulisan ini, kesedian sidang pembaca untuk membacanya


Bila ada kisah atau peristiwa negatif tentang Melayu dalam sejarah, maka semua etnik rumpun Melayu yang lain tumpang sekaki mengutuk bangsa Melayu dengan tak malunya. 'Eh teruk betul orang Melayu dulu ek...dah la pelupa, bodoh, suka berperang dan tak bersatu, sebab itu mudah kena jajah '.

Si Bugis pun cakap , Aah betul tu, semua Melayu macam tu, lembik dan lemah, tak macam orang Bugis yang
hebat
belaka. Si Minang pula cakap, Iyo batui tu Melayu ni tak pandai, orang Minang banyak yang cerdik pandai banyak cendekiawan. Si Banjar pula cakap, Melayu panakut, masa komunis mengamuk dahulu Melayu lari manciput, Banjar haja yang timpas. Si Jawa pula cakap, Melayu pemalas, semua kerja kita orang Jawa yang sental sebab Jowo memang rajin.
Tapi bila kita bercerita tentang sejarah yang gemilang tentang bangsa Melayu dan sejarah yang membanggakan tentang Melayu, maka semua turut tak malu nak tumpang sekaki. Si Bugis mula mengaku Melayu, Si Minang mula mengaku sebagai Melayu, si Banjar mengaku Melayu, malah si Jawa mengaku Melayu-Jawa. Bila ada satu parti politik tu ditubuhkan untuk menjaga kepentingan orang Melayu dan ketuanan Melayu maka semua suku-suku rumpun Melayu yang sebelum ni tak mengaku Melayu dan malu mengaku Melayu mula tersenyum kerang dan jadi Melayu dalam borang keahlian dan IC. Semua nak dapat kelebihan yang sama macam Melayu, semua nak dapat tanah macam Melayu, semua nak dapat biasiswa macam Melayu dan subsidi macam Melayu.[1]

SEJARAH BAHASA MELAYU

Ilustrasi Gambar: Indonesia Online


Asal usul orang-orang Melayu amat kabur kerana sejarah kuno Asia Tenggara masih belum diselidiki dengan mendalam. Bagaimanapun, istilah "Melayu" adalah sangat baru dan timbul buat pertama kali dalam tulisan Cina antara tahun 644 dan 645 Masihi. Tulisan itu menyebut orang Mo-lo-yeu, letaknya kerajaan Mo-lo-yeu: di Jambi-Sumatera Bukti konkrit yang pertama tentang bentuk dan sifat bahasa Melayu hanya terdapat sejak tahun 683, dengan terjumpanya empat buah batu bersurat:
1) DI Kedukan Bukit, Palembang, Indonesia, pada 683 Masihi
2) DI Talang Tuwo, Palembang, Indonesia, pada 684 Masihi
3) DI Kota Kapur, Pulau Bangka, Indonesia, pada 686 Masihi
4) DI Karang Brahi, Kabupaten Merangin Indonesia, di daerah hulu Jambi pada 686 Masihi.
Ada yang berpendapat bahasa Melayu berasal dari Asia Tengah, ada juga yang berpendapat bahasa Melayu sudah lama wujud di Kepulauan Melayu.

Kenapa Malaysia Menggunakan Dialek "Johor-Riau" Sebagai Dialek Bahasa Melayu Standard?

 

Picture: Bharian



Kenapa Malaysia Menggunakan Dialek "Johor-Riau" Sebagai Dialek Bahasa Melayu Standard?

Tahukah anda, dialek Bahasa Melayu Malaysia standard yg anda dengar hari ini, mungkin bermula hanya pada tahun 1956? (Bagi teman-teman Indonesia, kalian lebih mengenali dialek ini sebagai bahasa "Upin & Ipin"..) Sebelum 1956, tepatnya sebelum kemerdekaan Malaya, tidak ada dialek Melayu khusus yg diguna secara meluas di seluruh Semenanjung. Bahasa Melayu memang diketahui sebagai lingua franca dahulunya, tapi dialeknya mungkin bercampur-campur.
Sebelumnya, Radio Malaya (yg aslinya di Singapura) menggunakan dialek Johor-Riau sebagai bahasa/dialek utama di radio mereka. Selepas 1956, Radio Malaya berpindah ke Selangor (sekarang Selangor & Kuala Lumpur) dan terus kekal menggunakan dialek Johor-Riau di Selangor.

Bahasa Melayu di Aceh

Bahasa Melayu Yang Di Pakai Di Tiga Negara; Indonesia, Malaysia, Brunai Sekarang Berasal Dari Samudra Pasai/Sumuthrah/Sumatra.

T. IBRAHIM ALFIAN TELAH MENGEMUKAKANNYA DALAM BAB IV BUKUNYA, KRONIKA PASAI, BAHWA BAHASA MELAYU YANG BERKEMBANG DI KERAJAAN SAMUDRA PASAI (1250-1524 M) DINAMAKAN DENGAN BAHASA JAWI OLEH PUJANGGA HAMZAH FANSURI (MENINGGAL 1590 M) DAN SYAIKH 'ABDUR RA'UF AS -SINKILI (MENINGGAL 1680 M).
Asal muasal orang Melayu dan bahasa Melayu masih terus dibincangkan para ahli, meskipun secara garis besar, mereka telah mencapai beberapa kesimpulan. Antara lain, karena kawasan selatan Sumatra (Jambi-Palembang) sampai dengan waktu ini merupakan kawasan yang memiliki prasasti-prasasti dalam bahasa Melayu kuno, maka para ahli masih pada kesimpulan bahwa bahasa Melayu berasal dari sana.
Keberasalan bahasa Melayu ini juga berada dengan sebuah kerajaan bercorak Buddhisme yang pernah muncul di kawasan selatan Sumatera, yakni Kerajaan Sriwijaya. Sebab itu, mereka juga berkesimpulan bahwa prasasti-prasasti bahasa Melayu kuno yang dijumpai di kawasan selatan Sumatera berasal dari masa sebelum kemunculan kerajaan-kerajaan Islam.

Pesan Nyiak Rais Yatim

Portal Parlimen Malaysia


Disalin dari kiriman FB Tun Rais Yatim

PADA hari ini jarang sekali kita menghayati Bahasa Melayu, kedudukan budaya dan warisan kita. Sedangkan Per.160 Perlembagaan Tanah Air mengutamakan soal siapa Bangsa Melayu itu dari sudut bahasa, Islam dan budaya (adat). Dalam alam pendidikan hal kaitan Budi dalam pengertian budaya tinggi tidak dipedulikan. Bahasa kita dah cacamerba macam sekerat belut sekerat ular. Mat Remoit dan penagih dadah orang kita yg juara.

Tenaga intelek kita semacam pupus tapi bilangan profesor bertambah lipat ganda. Beratus thesis Ph.D siap tiap tahun. Banyak mana yang diterjemahkan kepad inovasi bangsa?
Hebat
cerdik pandai kita masing-masing kini hingga sanggup kata tanah air tak pernah dijajah orang. Tolonglah melangkah biar setapak demi setapak, tinggi biar seranting demi seranting.

Berbangsa kepada Harta & Tahta

Rancak langgangnyo dihari paneh. 
Sampan tapauik ditapi aia. 
Tinggi bangso karano ameh. 
Sopan santun bak gulo dibibia. 
_____________

Elok lenggangnya di hari panas
Sampan terpaut ditepi air
Tinggi bangsa karena emas
Sopan santun gula dibibir
Pepatah Minangkabau



Kronologis lenyapnya hari Ahad


Kronologis lenyapnya hari Ahad

Alkisah; Sebelum Tahun 1960, tak pernah dijumpai nama hari yg bertuliskan "MINGGU" selalu tertulis hari "AHAD". Begitu juga penanggalan di kalender tempo dulu, masyarakat Indonesia tidak mengenal sebutan "Minggu". Kita semua sepakat bahwa kalender atau penanggalan di Indonesia telah terbiasa dan terbudaya untuk menyebut hari "AHAD" di dalam setiap pekan (7 hari) dan telah berlaku sejak periode yg cukup lama. Bahkan telah menjadi ketetapan di dalam Bahasa Indonesia.

Bahasa Melayu Kuno

Gambar: Quora

Bahasa Melayu Kuno

Wasiat tertua dari bahasa yang identik dengan bahasa Melayu modern dan merupakan keluarga rumpun bahasa Austronesia (Nusantara). Kegemilangannya dari abad ke-7 hingga abad ke-11 pada zaman kerajaan Sriwijaya. Sebagai lingua franca dan bahasa pentakbiran di awal era peradaban di kepulauan Nusantara. Dengan serapan dan penyebaran kosakata Sansekerta dan pengaruh agama-agama besar India. Prasasti The Dong Yen Chau diyakini berasal dari abad 4 Masehi, ditemukan di barat laut Tra Kieu, dekat Indrapura ibukota lama Champa, Vietnam Selatan. Namun sebagian ahli berpendapat lain, dianggap dalam bahasa Cham Tua daripada Melayu Kuno.
Spesimen tertua dari Melayu Kuno yang tidak adalah Prasasti Kedukan Bukit dari Sumatera Selatan dan beberapa prasasti lain yang berasal dari abad ke-7 hingga ke-10 yang ditemukan di Sumatra. Prasasti tersebut dapat dibagi menjadi tiga deskripsi: mantra atau doa meminta keberhasilan dalam usaha keras, pemberitahuan kemenangan kerajaan dan sumpah pengabdian yang tampaknya dikenakan kepada kepala suku (datu) yang terkait dengan Sriwijaya, seperti Semenanjung Malaya, Jawa , pulau-pulau lain di kepulauan sunda besar hingga Luzon Filipina. Dari dua jenis prasasti yang terakhir inilah kita dapat memperoleh gambaran tentang sistem perdagangan dan pertukaran yang di atasnya Sriwijaya berdiri sebagai pelabuhan, dan sistem administrasinya bergantung.