Ilustrasi Gambar: niadilova |
Yang Tersirat - Yang Tersuruk
FB Mak Mond Dt. Makhudun - "Kenapa pengetahuan Adat Minangkabau tidak banyak ditulis oleh ninik-ninik kita dahulu dibandingkan dengan adat budaya suku-suku lain Mak? Lama kelamaan, tentu nilai-nilai adat itu bisa kabur bagi generasi kemudian.."
"Disanalah letak kehebatan dan kesaktian Adat Minangkabau itu duhai Kamanakan.."
"Kenapa demikian Mamak?"
"Sebenarnya niniak-niniak kita dahulu sangat majo soal tulis baca. Buktinya kita punya aksara khusus, Aksara Minang namanya, yang banyak tidak diketahui oleh generasi sekarang. Bukti lain, ada curaian adat yang ditulis berupa Tambo Adat, ada jua Tambo Alam, bahkan setiap nagari memiliki Tambo yang bertuliskan Arab Melayu.
Lalu kenapa kurang tulisan-tulisan tentang pengetahuan adat Minang? Ada beberapa alasan penjawabnya, antara lain:
PERTAMA, untuk memahami rahasia yang terkandung di dalam Adat Minang, tidaklah cukup dengan membaca yang tertulis. Tulisan tidak memiliki kemampuan menjelaskan pengetahuan adat, karena adat b ukan masalah nan tampak sahaja, akan tetapi lebih banyak hal tersirat dan tersuruk yang harus difahami melalui raso jo pareso. Itulah sebabnya petuah mengatakan; rasa yang mesti dibawa naik dan periksa yang harus dihela turun.
KEDUA, ternyata saat Islam masuk, prinsip itu sesuai pula dengan sifat "Sami'ak wal Bashar". Allah Ta'ala dahulukan Sami'ak daripada Bashar sebab mendengar lebih utama dari pada melihat. Buktinya banyak hafidz Al Qur'an yang tuna netra. Tetapi belum terdengar ada hafidz yang tuna rungu. Di samping itu, pengetahuan adat yang diturunkan melalui dialog tersebut dipagar pula dengan prinsip 'Setitik berpantang lupa, sebaris berpantang hilang'
KETIGA, agar setiap ninik-mamak, para Bundo, Alim Ulama serta Cerdik Pandai selalu siap memberikan pengetahuan adat dan ilmu lainnya kepada anak kamanakan masing-masing secara langsung. Terutama yang terkait dengan rahasia dan hakikat adat. Baik di rumah gadang, surau, kebun, pematang sawah, atau dimanapun.
Sibiriak-biriak tabang ka sasak
Dari sasak ka halaman
dari niniak turun ka mamak
dari Mamak ka kamanakan
Curahan adat ini bukan sahaja soal biacara waris dan pusaka, tetapi juga tentang amanat bagi seluruh orang besar (niniak mamak, alim ulama, cadiak pandai, & bundo kanduang) untuk menurutnkan ilmu adat kepada anak kamanakan, bahkan ke orang banyak.
KEEMPAT, supaya beliau-beliau yang tokoh-tokoh (niniak mamak, alim ulama, cadiak pandai, & bundo kanduang) itu selalu menjaga silaturahmi, berdiskusi, bermusyawarah soal apapun demi kemaslahatan bersama di kampung dan nagari. Sesuai dengan perintah Al Qur'an; Watawa shaubil haq - Watawa shaubil shabri. Saling menasehati perkara kebenaran dan saling menasehati dengan kesabaran. Hal ini dipakaikan dalam petuah orang tua dahulu; duduk seorang bersempit-sempit, duduk bersama berlapang-lapang. Dialog dan diskusi ini penting menurut adat guna menemukan air yang jernih, sayak yang landai, datar bagaikan berlantai papan, licin bagaikan berlantai kulit.
Jadi hakikat dari rahasia Adat Minangkabau, tempat bukan di buku dan kitab, akan tetapi di dada, kepala, mulut, dan anggota badan setiap orang Minangkabau.
Dada untuk menyimpan rahasia adat sesuai petuah ilmu sama di dada. Kepala untuk menyimpan pengetahuan adat, sesuai konsep Afalaa t'akilun - Afalaa tatafakkarun. Mulut untuk menyampaikan kebenaran nilai-nilai adat, sesuai perintah; sampaikanlah walau hanya sepotong ayat, dan sampaikanlah yang benar itu walau pahit. Terakhir, anggota tubuh yang bertugas menjalankan perintah dan dasehat adat tadi.
Sekali lagi duhai kamanakan, hakikat dan rahasia Adat Minangkabau tidak akan didapat dengan membaca buku. Akan tetapi diturunkan, disimpan, dijaga, dan dipraktekkan di tengah masyarakat sehingga nilai-nilai adat betul-betul internalized. Yaitu hidup dalam bathin dan dipraktekkan dalam keseharian anak Minangkabau."
"Oh.. itu rahasianya duhai Mamak?"
"Wallahu'alam. Demikianlah kira-kira duhai kamanakan. Hanya itu yang mamak ketahui. Senteng nan ka mambilai sarato kurang nan kamanukuak, sama-sama kira serahkan kepada ahlinya"