![]() |
Sumber Gambar: https://www.facebook.com |
Di Hari Panas, Senin, 1 Muharram 1090 Hijriah (12 Februari 1679 Masehi)
Petang hari Ahad kemarin, akhir Jumadil Awal 1441 (26 Januari 2020), Mapesa[1] berkegiatan di satu lokasi dalam rawa-rawa Gampong Peulanggahan, Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh. Kegiatan itu sebenarnya sudah direncanakan sejak bulan-bulan penghujung 2019 silam menyusul suatu peninjauan ulang yang dilakukan untuk batu-batu nisan dalam posisi rebah di areal rawa pasang surut itu. Waktu itu, hujan November menambah kesuraman keadaan di sana, dan semakin memperjelas ilustrasi dari sebuah zaman yang telah tutup usia.
Kemarin, meski musim kemarau masih beberapa bulan lagi di muka, namun keadaan di lokasi lumayan kering. Hanya tiga batu nisan dijumpai di permukaan; dua di antaranya adalah pasangan batu nisan untuk kubur seorang tokoh pria, dan satunya lagi adalah untuk kubur seorang perempuan.