Tampilkan postingan dengan label heritage. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label heritage. Tampilkan semua postingan

Batu-batu nisan Aceh dari abad ke-11 Hijriah (ke-17 Masehi).

Sumber Gambar: https://www.facebook.com
 
Di Hari Panas, Senin, 1 Muharram 1090 Hijriah (12 Februari 1679 Masehi)

Petang hari Ahad kemarin, akhir Jumadil Awal 1441 (26 Januari 2020), Mapesa[1] berkegiatan di satu lokasi dalam rawa-rawa Gampong Peulanggahan, Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh. Kegiatan itu sebenarnya sudah direncanakan sejak bulan-bulan penghujung 2019 silam menyusul suatu peninjauan ulang yang dilakukan untuk batu-batu nisan dalam posisi rebah di areal rawa pasang surut itu. Waktu itu, hujan November menambah kesuraman keadaan di sana, dan semakin memperjelas ilustrasi dari sebuah zaman yang telah tutup usia.
 
Kemarin, meski musim kemarau masih beberapa bulan lagi di muka, namun keadaan di lokasi lumayan kering. Hanya tiga batu nisan dijumpai di permukaan; dua di antaranya adalah pasangan batu nisan untuk kubur seorang tokoh pria, dan satunya lagi adalah untuk kubur seorang perempuan.

Heritage Bereaved

[caption id="" align="aligncenter" width="1280"] PIture: Sir Andre Wirya[/caption]

This show us the effect of earthquaqe at 2007/2009 in Bukit Tinggi. This building has shophouse in Pasa Ateh at Bukit Tinggi.

[caption id="" align="aligncenter" width="1280"] Picture: Sir Andre Wirya[/caption]

What can we do, the nature has own decision.

 

[caption id="" align="aligncenter" width="1280"] Piture: Sir Andre Wirya[/caption]

We wish a few of us have recorded wit picture or anything else.

___________________________

Peningalan Bersejarah Berduka, gempa yang terjadi pada tahun 2007/2009 di Sumatera Barat telah memberikan dampak yang sangat signifikan bagi Peninggalan Bersejarah di Bukit Tinggi. Bangunan ini merupakan banguna ruko yang terletak di Pasa Ateh.

Pasa Ateh

[caption id="" align="aligncenter" width="450"] Picture: Bukittinggi Tempoe Doeloe[/caption]

Pasa Ateh with no year, we can see the merchants with their equipment like the big umbrella which made from bamboo. We dont yet where is this location ecatly happen, and we can see there still stand Banyan tree. Could it from before 1900?

________________________

Tidak kami temukan keterangan tahun pada gambar, gambar ini memperlihatkan keadaan Pasa Ateh. Tampak para pedagang beserta peralatannya, yang menarik minat kami ialah keberadaan Tuduang Gadang yang kini telah dapat kita katakan telah jarang dipakai oleh orang. Tuduang Gadang ini terbuat dari betung (bambu).

Menarik perhatian kami tentang keberadaan pohon Beringin yang disana. Mungkinkah gambar ini berasal dari masa sebelum tahun 1900?

Janjang Gantuang, Pasa Bawah, Kawasan Persawahan

[caption id="" align="aligncenter" width="400"] Picture: Minangkabau Tempoe Doeloe[/caption]

Janjang Gantuang (Pedestrian Bridge), Pasa Bawah, and The Rice Field in the present that place full with settlements. No year in this picture.

____________________

Janjang Gantuang, Pasa Bawah, dan Kawasan Persawahan. Pada masa sekarang, kawasan persawahan tersebut telah dipenuhi oleh pemukiman penduduk. Tidak ada keterangan tahun pada gambar.

Jam Gadang from the back

[caption id="" align="aligncenter" width="266"] Picture: Abdi Rasul[/caption]

This picture in 1939, taken from the behind Jam Gadang (Clock Tower). On this picture we can see the park with green grass. How beautiful isnt it..

_______________________

Gambar ini bertahunkan 1939, diambil dari arah belakang Jam Gadang. Pada gambar ini dapat kita lihat taman yang dihiasi rumput hijau. Walau gambar ini hitam-putih, kami yakin kalau warna dari rumput itu ialah hijau. Betapa cantiknya..

The Fourty Stairs

[caption id="" align="aligncenter" width="474"] Picture: Minangkabau Heritage[/caption]

Janjang Ampek Puluah, if we translate freely it will be The Fourty Stairs in English. This picture have year 1970-1980. We can see in this picture that the stairs still in cement and most of the house in there was from the colonial time. Now its change and full of shop, if there has a house, the shop covered it.

In the top we can see the Theater building, still same as the colonial time but its different now. We not sure when it changed, that building now has closed.

_________________________

Gambar ini bertahunkan 1970-1980, belum didapat tahun pastinya. Pada gambar dapat kita lihat kalau Janjang Ampek puluah masih sederhana belum diberi kerami, berlainan dengan masa sekarang yang telah berkerami. Pada gambar juga tampak bangunan rumah yang ada di sisi jalan masih berupa bangunan lama, kemungkinan peninggalan dari masa kolonial. Pada saat sekarang sebagian besar dari rumah-rumah tersebut sudah tiada, kalaupun ada maka hanya beberapa saja. Selain itu, kedai-kedai juga telah banyak didirikan di hadapan rumah-rumah tersebut sehingga bangunan rumah menjadi tertutupi dari arah janjang.

Janjang Gantuang

 

[caption id="" align="aligncenter" width="617"] Picture: Eliza Fondia[/caption]

Janjang Gantuang (Pedestrian Bridge) was the first Pedestrian Bridge in Indonesia. Connected Pasa Ateh and Pasa Bawah. This bridge build on  1932 in the era W.J.Cator as Controleur.of Oud Agam.  Looked to the woman, used Baju Kuruang, Kodek (kain sarung), and no sandals. Looked to the grandma in the centre, she still strong.
____________________________________
Janjang Gantuang merupakan Jembatan Penyebrangan pertama di Indnonesia. Jembatan ini dibuat pada tahun 1932 dimasa W.J. Cator menjadi Controleur Oud Agam (Agam Tua). Tengoklah kepada para perempuan ini, mereka memakai Baju Kuruang, Kodek (Kain Sarung), dan tidak memakai terompah.

 

Lelaki Minangkabau

[caption id="" align="aligncenter" width="481"] Picture: Minangkabau Heritage[/caption]

Have you see the man from Minangkabau with their clothes? Easy to see the woman but the man almost none. This is the situation in one of village in Minangkabau (the located unknow). Looked the man, looked their clothes (except the man in the right side). Almost all of them not use the sandal. This picture taken during 1932-1940.
_________________________________________


Minangkabau village, 1932-1940, lokasi tidak diketahui (Foto Repro karena belum ada foto berwarna tahun tersebut)
[Tropenmuseum]


Sepertikah pakaian lelaki Minangkabau pada masa dahulu? Tidak banyak yang tahu, kalau pakaian perempuan sudah sering kita lihat. Gambar ini memperlihatkan keadaan pada salah satu kampung di Minangkabau dalam masa 1932-1940. Namun sayang tidak diketahui dimana gambar ini diambil.

Pasa Ateh 1992

Pasa Ateh on 1992, there is gonjong in the top of building and the merchants still use the umbrella, the different is the umbrella not from bamboo but iron. Now they use tent.
____________________________
Pasa ateh sekitar tahun 1992, tampak gonjong yang dibuat di atas beberapa ruko, sekarang gonjong itu telah tidak ada. Juga menarik melihat jajaran para pedagang yang berdagang di jalan di antara Pasa batingkek dengan Ruko, mereka menggunakan payuang besar atau menggunakan semacam gerobak. Serta antara satu pedagang dengan pedagang lainnya berjarak agak beberapa senti meter. Berlainan dengan sekarang yang berhimpitan.

Bukittinggi di permulaan abad 20



Bukittinggi tahun 1910-1940, lokasi detail tidak diketahui [Picture: Minangkabau Tempo Dulu]

Bukit Tinggi maybe in the early 20 century, the detail location was unknown. Every thing still natural, no aspal just white sand and gravel on the street. Or maybe this picture taken from Simpang Kangkuang towards Jam Gadang? In the left is societeit building and there is no Jam Gadang because is built at 1926. Maybe, we not sure..
______________________________


Kemungkinan foto ini diambil di permulaan abad ke-20, tidak ada keterangan pasti mengenai foto ini. Namun kemungkinan foto ini diambil dari arah Simpang Kangkuang menuju Jam Gadang. Belum ada Jam Gadang karena bangunan itu baru dibuat pada tahun 1926.

[caption id="" align="aligncenter" width="320"] Picture: Ankasembilan.blogspot.com[/caption]

At the second picture we can see the diffrent situation from the first picture. Look like more newer..

Ngarai Sianok 1975-85

[caption id="" align="aligncenter" width="600"] Ngarai Sianok, Bukittinggi, diperkirakan tahun 1975-1985 [Picture: Minangkabau Tempo Dulu II][/caption]Ngarai Sianok (Sianok Canyon) in the 1975 - 1985's. The beautiful view, looked there are green. But its change since earthquake in the year 2007, almost white. There is not many house .
_________________________________


Ngarai Sianok antara tahun 1975-1985. Sungguh suatu pemandangan yang permai, inilah Ngarai Sianok sebelum gempa besar tahun 2007 nan silam. Belum banyak rumah di dasar lembah.

Gunuang Marapi di Pagi Hari

[caption id="" align="alignnone" width="960"] Pemandangan Kota Bukittinggi dengan latar belakang “Gunuang Marapi” tahun 1930-1955, lokasi detail tidak diketahui [Picture: Minangkabau Tempo Dulu][/caption]View of Mount Marapi from Bukit Tinggi, the location is can not ensured but from the comment of this picture we know that all of commentator agree that this picture taken between  Simpang Kangkuang until Birugo in Bukit Tinggi. But the truly location is still not answered.
_________________________________________


Pemandangan Gunuang Marapi dari Bukit Tinggi. Kita hanya dapat mengira-ngira dari dimana kiranya gambar ini diambil. Apakah dari hadapan Sekolah Raja (SMN2), dari hadapan Kantor Balai Kota Lama, dari arah Simpang Stasiun, atau dari arah Simpang Kangkuang?

Ngarai Sianok 1977

[caption id="" align="alignnone" width="632"] Picture: Minangkabau Heritage[/caption]

Ngarai Sianok (Sianok Canyon) at 1977, its green and beautiful. We can see a few house in the valley.

__________________________________

Ngarai Sianok pada tahun 1977, masih hijau dan permai. Di dasar lembah tampak beberapa rumah.

 

Jam Gadang 1980-an

[caption id="" align="aligncenter" width="1600"] Sumber Gambar: Minangkabau Heritage[/caption]

Jam Gadang (Clock Tower) and Pasa Ateh on 1980's, there was Bemo and Bendi Terminal. And beside of Jam Gadang was Post Office with gonjong roof.

________________________________________________

Jam Gadang & Pasa Ateh (Pasar Atas) pada tahun 1980-an. Tampak Terminal Bemo dan Bendi tepat di hadapan Bangunan Pasa Ateh dimana gambar ini diambil. Tampak sebuah Tiang Lama mirip tugu yang dahulu terdapat beberapa buah, salah satu (yang telah hilang) terletak di hadapan Jam Gadang dengan patung Cupid[1] di puncaknya.

Jalan Gudang

[caption id="" align="aligncenter" width="700"] PIcture: Tropen Museum[/caption]

Janjang Gudang (Stairs of Warehouse) in the past, there were no stairs just the way up. We see two mans sit on the sidewalk, probably in front of BNI bank on this time.

_____________________________________________

Janjang Gudang (Tangga Gudang), tidak ada keterangan pada foto bila gambar ini diambil. Tampak belum ada janjang (tangga) pada gambar ini diambil masih berupa jalanan terjal menuju Pasa Ateh. Dan dibawahnya kita dapati gudang dengan atap bergonjongnya, dan tentu saja gudang ini sudah lama pula tiada.

Hotel Jogja 1970-80an

 

[caption id="" align="aligncenter" width="474"] Sumber Foto: Minangkabau Heritage[/caption]

Foto ini di poskan di grup Facebook Minangkabau Heritage, berdasarkan keterangan di status tersebut tertulis keterangan: "Hotel Jogja" Bukittinggi 1970-1980. Sumber fotonya ialah Tropen Museum yang terletak di Belanda.