Tampilkan postingan dengan label pasa ateh. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pasa ateh. Tampilkan semua postingan

Pasa Ateh itu Beton yang Pongah

 


Pasa Ateh itu beton yg pongah....

Kita turut bersyukur Pasa Ateh kembali berdiri dengan megah atas sumbangsih uang rakyat seluruh Indonesia ratusan milyar melalui ikatan sebagai warga negara dan penduduk bangsa ini yg bernama APBN [Anggaran Pendapat Belanja Negara].
Memang sebagaimana sudah menjadi rahasia umum banyak persoalan yang melingkupinya bahkan asap yang dulu mengepul saat terbakar hingga saat ini masih menyisakan sesak didada sebagian besar pedagang terutama pedagang kecil.

Sertifikat Tanah Pasar Serikat Agam Tuo [II]

Sertifikat Tanah Pasar Atas Dipersoalkan Niniak Mamak

  redaksi bakaba

Dokumen tersebut diterbitkan Gubernur Sumatra Tengah Roeslan Moeldjohardjo berdasar tuntutan dan kebulatan Kerapatan Negeri Biaro, Agam terkait peristiwa tahun 1937 yakni peninjauan kembali perjanjian pengelolaan Pasar Serikat yang diberikan Syarikat Haq/Komite Pasar kepada Gemeente Fort de Kock atau pemerintah Fort de Kock (Belanda).[1]
Pasar Atas Bukittinggi pasca kebakaran - R-bakaba.co
Pasar Atas Bukittinggi pasca kebakaran – R-bakaba.co

bakaba.co | Agam | Tanah Pasar Serikat Agam Tuo Eks. Pusat Pertokoan Pasar Atas Bukittinggi milik 40 Nagari Agam Tuo seluas 18.740 m2 yang disertifikatkan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Bukittinggi berupa Sertifikat Hak Pakai (SHP) Nomor 21 tahun 2018 untuk Pemko Bukittinggi, tidak akan didiamkan begitu saja.

Pasa Batingkek

[caption id="attachment_924" align="aligncenter" width="700"] Gambar: http://indonesia-zaman-doeloe.blogspot.co.id[/caption]

Pasa Batingkek, demikian orang Agam mengenalnya. Terletak di puncak Bukik Kandang Kabau dan dahulunya ialah pasar serikat di Luhak Agam. Belanda menatanya dengan membuat bangunan beratap tak berdinding yang dikenal dengan nama Los Galuang kemudian pada tahun 1972 ditukar dengan bangunan permanen bertingkat tiga atau ada juga yang menyebutnya bertingkat dua.


Pasar yang sebelumnya merupakan pasar rakyat dan diadakan dua kali sepekan (Rabu dan Sabtu) perlahan-lahan mengalami transformasi.

Resident House 1870




[caption id="" align="aligncenter" width="700"] Picture: Tropen Museum[/caption]

Woning van de resident in Fort de Kock, Sumatra. || Home of the resident at Fort de Kock, Sumatra. circa 1870.


We dont know yet the meaning of resident on this picture information. There are Colonial Officer who call as Mr Resident and Mr. Asistant Resident. Mr. Resident was head of province, Mr Asistand Resident was head of few Regency in province. Bukit Tinggi has capital of Padangsche Bovenlanden (Padang Uplands) and capital of Afdeeling Oud Agam (Old Agam Regency). The head of Padangsche Bovenlanden called Mr. Asistant Resident.


If we see this picture, this picture taken from Jam Gadang (Jam Gadang is not exist in 1879), and maybe there are Asistant Resident office and his house. This is because house of the resident of Bukit Tinggi is not like this. This house more like house of Dutch Colonial Officials.


In present time, this house and the office located at Bung Hatta Palace..

Sociëteits Roads

[caption id="" align="aligncenter" width="700"] Picture: Tropen Museum[/caption]

Rijtuigen rijden elkaar tegemoet op de Sociëteitsweg in Fort de Kock || Hansome Cab driving towards each other at the Sociëteits Road in Fort de Kock (Bukit Tinggi). 1880-1940.


Sociëteits Roads the name of this road in Colonial time, now people knows that as Jam Gadang Roads. This road toward Pasa Ateh.  From another picture we just can see the picture taken from Pasa Ateh towards Societeit Building. Now on this picture we can see from another side.


________________________________


Bendi berjalan dari arah saling berlawanan di Jalan Societeit di Bukit Tinggi. 1880 - 1940


Jalan Societeit namanya di masa kolonial, sekarang orang-orang lebih mengenalnya dengan nama Jalan Jam Gadang. Dari beberapa gambar kita selalu melihat pemandangan daria arah Pasa Ateh menuju Gedung Societeit. Namun sekarang kita dapat melihat gambar dari sudut pandang yang berlawananan.

European Woman in Pasa Ateh

[caption id="" align="aligncenter" width="613"] Picture: Minangkabau Heritage[/caption]

The Pasa Ateh in Bukit Tinggi in 1926, from this picture we can see the loods building clearly. There are one European woman with her two kids. Also two Minangkabau kids stand looked to the camera, looked this two kids cloth. We dont know in what loods she standing but we can see the letter "Pasa Ateh" on that loods.


_________________________


Pasa Ateh di Bukit Tinggi pada tahun 1926, dari gambar ini kita dapat melihat bangunan loods secara jelas. Tampak seorang perempuan Eropa bersama dua orang anaknya. Dan juga dua orang anak Minangkabau, tengoklah cara berpakaian mereka. Kami belum dapat mengetahui di lods manakah mereka berdiri, namun tampak pada gambar tulisan "Pasa Ateh" pada bangunan loods.

Heritage Bereaved

[caption id="" align="aligncenter" width="1280"] PIture: Sir Andre Wirya[/caption]

This show us the effect of earthquaqe at 2007/2009 in Bukit Tinggi. This building has shophouse in Pasa Ateh at Bukit Tinggi.

[caption id="" align="aligncenter" width="1280"] Picture: Sir Andre Wirya[/caption]

What can we do, the nature has own decision.

 

[caption id="" align="aligncenter" width="1280"] Piture: Sir Andre Wirya[/caption]

We wish a few of us have recorded wit picture or anything else.

___________________________

Peningalan Bersejarah Berduka, gempa yang terjadi pada tahun 2007/2009 di Sumatera Barat telah memberikan dampak yang sangat signifikan bagi Peninggalan Bersejarah di Bukit Tinggi. Bangunan ini merupakan banguna ruko yang terletak di Pasa Ateh.

Pasa Ateh

[caption id="" align="aligncenter" width="450"] Picture: Bukittinggi Tempoe Doeloe[/caption]

Pasa Ateh with no year, we can see the merchants with their equipment like the big umbrella which made from bamboo. We dont yet where is this location ecatly happen, and we can see there still stand Banyan tree. Could it from before 1900?

________________________

Tidak kami temukan keterangan tahun pada gambar, gambar ini memperlihatkan keadaan Pasa Ateh. Tampak para pedagang beserta peralatannya, yang menarik minat kami ialah keberadaan Tuduang Gadang yang kini telah dapat kita katakan telah jarang dipakai oleh orang. Tuduang Gadang ini terbuat dari betung (bambu).

Menarik perhatian kami tentang keberadaan pohon Beringin yang disana. Mungkinkah gambar ini berasal dari masa sebelum tahun 1900?

Pasa Ateh from Jam Gadang

[caption id="" align="aligncenter" width="500"] Picture: Sumatera Barat Tempo Dulu dan Kini[/caption]

Many comment said that this was Pasa Ateh and from another source we found that this condition in the Dutch Agression II in Bukit Tinggi. In the right side there has a stairs, that is Janjang Gudang and far in there was rice field where possibilities Kampuang Tangah Sawah. And the road there towards to Pasa Lereang.

[caption id="" align="aligncenter" width="852"] Piture: Minangkabau Tempo Dulu[/caption]

This second picture show us the situation before war (maybe), we add here the comment of this picture by Mr. Suftiman Bandaro Mudo:
This photo is taken from the Pasa Ateh from above the Jam Gadang (Clock Tower).  Just try to watch behind The Bendi's there is Janjang Gudang (Warehouse Stairs) are being repaired or being cemented.
While next to fence it is the location of its Market (Pasa Batingkek) currently enjoys. You notice at the entrance there is a statue of a tiger (I know + - 1969an). And most end in this photo on the right is the mosque of Jamil Jambek (Surau Nyiak Djambek) in Pasa Bawah / Kampuang Tangah Sawah (Tangah Sawah Village). Of course the road at the edge of the fence is in the direction Labuah/Pasa Lereng (Slope Market) And next to her is a building of shop Pasa Balakang - Rear Market (Jln Kumidi / there are now only own a new building)

______________________________

Banyak komentar (pada status yang memuat gambar ini) bahwa ini ialah Pasa Ateh dan berdasarkan informasi yang kami dapati pada beberapa sumber menyebutkan kalau gambar ini ialah gambar dimasa Agresi Belanda II di Bukit Tinggi. Pada bagian kanan tampak ada sebuah jenjang (tangga) menuju ke bawah, itulah Janjang Gudang dan jauh di sana dapat pula kita pandangi sebuah kawasan persawahan, kemungkinan disanalah Kampuang Tangah Sawah. Dan jalan yang lurus (berlawanan dengan arah tuck) tersebut menuju ke Pasa Lereang.

Foto kedua memiliki keterangan dari Bapak Suftiman Bandaro Mudo:

Foto ini adalah Pasar atas dan diambil dari atas Jam Gadang...
coba anda perhatikan dibelakang bendi2 itu adalah Janjang Gudang nampak sedang diperbaiki atau sedang disemen ....
sementara disebelah pagar itu adalah lokasi Pasar Bertingkat sa'at ini..
anda perhatikan di pintu masuknya ada patung harimau ( saya tahu +- 1969an)...
dan paling ujung pada foto ini kanan atas ituh adalah Masjid Jml Jambek di Pasar Bawah/Kmp Tengah Sawah....
tentu saja jalan di tepi pagar ini adalah arah ke labuah Lereng...dan di samping nya adalah bangunan toko2 di Pasar Belakang ( Jln Kumidi /masih ada sekarang cuma sudah bangunan baru)...
.....demikian mohon koreksi....

Jam Gadang & Bemo

[caption id="" align="aligncenter" width="448"] Picture: Abdi Rasul[/caption]

Jam Gadang in 1970, this picture taken from Pasa Batingkek front of Jam Gadang. We can see there in front of Pasa Batingkek was Bemo Parking Place. Bemo is one kind of Transportation Vehicle wich has been vanished in Indonesia. This is unic vehicle, have three wheel with bumper taper.

There beside Jam Gadang we see a building, we dont know yet, The Pos Office or another office. Also we can see tupical architecture of Shop House front of Jam Gadang. In peresent time the typical.

____________________

Jam Gadang pada tahun 1970 an, gambar ini diambil dari atas Pasa Batingkek di hadapan Jam Gadang. Kita dapat saksikan di hadapan Pasa Batingkek ini terdapat tempat parkir Bemo. Bemo adalah salah satu jenis alat trasportasi di Indonesia yang telah punah. Alat transportasi yang satu ini sangat khas karena memiliki tiga roda dan bagian depannya yang lancip.

Market Day in Bukit Tinggi

[caption id="" align="aligncenter" width="700"] PIcture: Minangkabau Tempo Dulu[/caption]

This picture show us situation at market day in Bukit Tinggi in 1915-1940. There is shophouse building, maybe this picture taken in Pasa Ateh.

[caption id="" align="aligncenter" width="700"] Picture: Tropen Museum[/caption]

Matrassenverkoopster op de markt (pasar) te Fort de Kock, Sumatra || Saleswoman mattresses on the market (pasar) to Fort de Kock, Sumatra.


________________________________

Gambar Pertama menunjukkan keadaan pada Hari Pekan di Bukit Tinggi sekitar tahun 1915-1940. Tampak bangunan ruko, mungkin gambar ini diambil di Pasa Ateh

Gambar kedua memperlihatkan para perempuan pedagang kasur dimasa itu. Dahulu kasur kapas merupakan barang mewah berlainan dengan sekarang yang sudah menjadi biasa bahkan terkadang payah lakunya. Zaman sekarang kasur springbedlah yang menjadi barang mewah.

Clock Tower in the day

[caption id="" align="aligncenter" width="700"] Picture: Minangkabau Tempo Dulu[/caption]

The situation in Jam Gadang in cloudy day, we can see the two buildings beside of Jam Gadang. One of them stop two car in front of that building. This picture taken from Kampuang Cino (Chinatown). This picture have year 193o-1940.

_____________________

Keadaan di Jam Gadang di hari yang berawan, tiada tampak Gunung Marapi karena ditutupi oleh awan. Pada foto ini masih dapat kita lihat dua buah bangunan di samping Jam Gadang, pada salah satu bangunan berhenti dua buah mobil. Tampaknya gambar ini diambil dari arah Kampuang Cino (di depan KFC sekarang), dan bertahunkan 1930-1940.

Jam Gadang and The Park

[caption id="" align="aligncenter" width="922"] Picture: Minangkabau Heritage[/caption]

Information from this picture said "Jam Gadang in 1926-1940".  This picture was taken from Bung Hatta Palace or in that time was Asisten Residen of Padangsche Bovenlanden Office. From this picture we  can see the loods building and the parking area for the Auto Mobil (The Minangkabau people called Oto from Auto).

________________________________

Keterangan dari gambar menyebutkan foto ini sekitar tahun 1926-1940. Gambar ini diambil dari arah Istana Bung Hatta atau dahulunya kantor dari Asisten Residen Padang Darat. Dari gambar ini dapat kita lihat bangunan los dan tempat parkir mobil di bawah Jam Gadang. Orang menyebut mobil dengan Oto berasal dari kata Auto Mobile.

Clock Tower and Pasa Ateh

[caption id="" align="aligncenter" width="1179"] Picture: Minangkabau Heritage[/caption]

Jam Gadang (Clock Tower) on year 1933, there is few truck park in the park now as Sabai nan Aluih Park. Bendi come and go from Pasa Ateh and its like a cloudy day.
_______________________


Jam Gadang di tahun 1933, tampak beberapa truk parkir di bawah Jam Gadang di tempat yang sekarang dikenal sebagai Taman Sabai nan Aluih. Bendi datang dan pergi dari Pasa Ateh dan tampaknya hari itu berawan.

Sabai Nan Aluih Park

[caption id="" align="aligncenter" width="1080"] Picture: Minangkabau Heritage[/caption]

Sabai nan Aluih Park located between Pasa Ateh and Bung Hatta Palace on top of Kandang Kabau Hills. Much of tourist know this park as Jam Gadang Park, not just tourist even the locals. So here it is, and of course Jam Gadang (Clock Tower) is in there.

[caption id="" align="aligncenter" width="960"] Picture: Minangkabau Heritage[/caption]

This is completly view of Sabai Nan Aluih Park, beautiful isnt it..
__________________

Taman Sabai nan Aluih berada diantara Pasa Ateh dan Istana Bung Hatta yang terletak di atas Bukit Kandang Kabau. Kebanyakan para pelancong mengenal taman ini dengan nama Taman Jam Gadang, namun tidak hanya para pelancong akan tetapi penduduk setempatpun banyak pula yang tiada mengetahui. Dan tentu saja Jam Gadang berada di dalam taman Sabai nan Aluih..

Pasar Atas sebelum 1920an

[caption id="" align="aligncenter" width="530"] Picture: Minangkabau Heritage[/caption]

This picture show Pasa Ateh before Jam Gadang built, in the picture information said Pasa Ateh Bukit Tinggi 1900-1920's. We think that is right because we do not see the Jam Gadang there. Just shophouse.
_____________________________

Gambar ini menunjukkan keadaan Pasa Ateh sebelum adanya Jam Gadang. Pada informasi gambar disebutkan Bukit Tinggi tahun 1900-1920an. Tampaknya benar karena Jam Gadang baru dibangun pada tahun 1926, hanya ada ruko yang tampak.

Pasa Ateh 1910-1940

[caption id="" align="aligncenter" width="700"] Picture: Minangkabau Heritage[/caption]

Pasa Ateh (Ateh Market) located in front of Jam Gadang. We dont know exactly this location, maybe in Balakang Pasa or another place. But we sure that this shophouse building there is no more. Maybe destroyed at the earthquake on 2007.
The situation in the market make was so beautiful, no garbage there. Bukit Tinggi has modern since long time ago, now? And looked to this people? Looked to their cloth? That is originally Minangkabau, not like present time, all fashion style came from the west, they said "Modern".
________________________


Pasa Ateh berada di hadapan Jam gadang. Kami tidak tahu dimana lokasi tepat dari gambar ini, mungkin di Balakang Pasa atau tempat lain. Tapi kami yakin kalau ruko yang ada di gambar telah tiada. Mungkin hancur ketika gempa 2007 nan silam.

Pasa Ateh 1992

Pasa Ateh on 1992, there is gonjong in the top of building and the merchants still use the umbrella, the different is the umbrella not from bamboo but iron. Now they use tent.
____________________________
Pasa ateh sekitar tahun 1992, tampak gonjong yang dibuat di atas beberapa ruko, sekarang gonjong itu telah tidak ada. Juga menarik melihat jajaran para pedagang yang berdagang di jalan di antara Pasa batingkek dengan Ruko, mereka menggunakan payuang besar atau menggunakan semacam gerobak. Serta antara satu pedagang dengan pedagang lainnya berjarak agak beberapa senti meter. Berlainan dengan sekarang yang berhimpitan.

Pasa Ateh 1920-an

[caption id="" align="aligncenter" width="946"] Picture: Minangkabau Heritage[/caption]

Pasa Ateh in Bukit Tinggi, located front of Jam Gadang (Clock Tower). We can see the Galuang Loods (market building) in the left side and the shop house in the right side. This picture taken from right (left side if see Jam Gadang from the front) side from Jam Gadang. This picture have a year, is it 1920's.
___________________________________

Inilah Pasa Ateh dimasa Kolonial Belanda, keterangan pada foto ialah sekitar tahun 1920an. Gambar ini diambil di sebelah kanan Jam Gadang (sebelah kiri kalau kita lihat dari depan Jam Gadang). Tampak pada gambar Los Galuang masih berdiri dengan indah, disampingnya (sebelah kiri) ialah bangunan ruko dengan arsitektur khas.

Jam Gadang 1980-an

[caption id="" align="aligncenter" width="1600"] Sumber Gambar: Minangkabau Heritage[/caption]

Jam Gadang (Clock Tower) and Pasa Ateh on 1980's, there was Bemo and Bendi Terminal. And beside of Jam Gadang was Post Office with gonjong roof.

________________________________________________

Jam Gadang & Pasa Ateh (Pasar Atas) pada tahun 1980-an. Tampak Terminal Bemo dan Bendi tepat di hadapan Bangunan Pasa Ateh dimana gambar ini diambil. Tampak sebuah Tiang Lama mirip tugu yang dahulu terdapat beberapa buah, salah satu (yang telah hilang) terletak di hadapan Jam Gadang dengan patung Cupid[1] di puncaknya.