Tampilkan postingan dengan label minangakabu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label minangakabu. Tampilkan semua postingan

SIAPAKAH MAHARAJO DIRAJO MENURUT TAMBO

 

Pict: the asian parentthe asian parent

Ciloteh Tanpa Suara #22 – Tambo adalah semacam sejarah lama tentang Minangkabau yang diwariskan secara lisan dan turun temurun dari mamak kepada kemenakan secara berkesinambungan. Tambo sebagai warisan lisan tak mungkin sempurna, karena tidak dapat mengatasi ruang dan waktu secara objektif. Disamping itu data dan fakta sejarah yang diturunkan secara lisan sudah barang tentu akan mengalami perubahan sedikit demi sedikit. Perubahan itu dapat terjadi oleh si pewaris atau sipenerima warisan itu yang pada gilirannya nanti akan mewariskan pula kepada penerusnya.

Didalam Tambo diceritakan tentang asal-usul Minangkabau, asal usul orang Minangkabau, adat yang berlaku di Minangkabau, sistem pemerintahan Nagari, aturan kehidupan sehari-hari. Pendek kata seluruh yang berhubungan dengan kehidupan orang Minangkabau diceritakan di dalam Tambo Minangkabau.
Tambo, berbeda dengan kitab Negarakertagama dan Paraton, jumlahnya sangat banyak. Negarakertagama misalnya hanya terdapat sebuah saja, begitu juga dengan Paraton. Sedangkan Tambo terdapat banyak sekali.
Menurut penulis, Jenis tambo terbagi atas tiga macam, yaitu;

Si Padang Pelit korban Bullying di Kantor

Perpeloncoan (bullying) di Kantor Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)











Sumber Gambar: IG infolomba.indonesia

Yang Terhormat Presiden Joko Widodo

Saya seorang Pria, berinisial MS, hanya ingin mencari nafkah di Komisi Penyiaran Indonesia (KPI Pusat), saya hanya ingin bekerja dengan benar, menunaikan tugas dari pimpinan, lalu menerima gaji sebagai hak saya, dan membeli susu bagi anak semata wayang saya.

Sepanjang 2012-2014, selama 2 tahun saya dibully dan dipaksa untuk membelikan makan bagi rekan kerja senior. Mereka bersama sama mengintimidasi yang membuat saya tak berdaya. Padahal kedudukan kami setara dan bukan tugas saya untuk melayani rekan kerja. Tapi mereka secara bersama sama merendahkan dan menindas saya layaknya budak pesuruh. 

DJAMBI abad 12 - 13 - 14

 

Ilustrasi Gambar: dradio.id

DJAMBI abad 12 - 13 - 14 dst ....( Sumatra Tengah ) .

Abad ke-12.

Pada permulaan abad ke 12 Keradjaan Melaju dapat berdiri sendiri lepas dari kekuasaan Sriwidjaja, bahkan pada tahun 1183 keradjaan Melaju dapat merebut kekuasaan Sriwidjaja ditanah Semenandjung Melaka. Demikianlah dalam abad ke 12 negeri Sriwidjaja dari sedikit kesedikit berkurang kekuasaannja hingga keradjaan besar itu hanja tinggal sedikit sadja terbatas didaerah Palembang jang sekarang ini. Disamping itu negeri Melaju dengan pesatnja sampai dapat menggantikan Sriwidjaja dalam menguasai perniagaan Selat Melaka.

Pada tahun 1286.

Harta Pusako (Waqaf) Muhammadiyah

 

Ilustrasi Gambar: Menara62

*Beda Muhammadiyah dengan NU Memandang Amal Usaha dan Cara Kerja*

1 Mei 2021.
“Di Muhammadiyah, semua amal usaha atau aset tidak ada satu pun yang bernama pribadi, apalagi keluarga. Semua aset Persyarikatan, mulai TK di kampung terkecil sampai univeritas bertaraf internasional, semuanya atas nama Muhammadiyah. Langsung urusannya dengan amal usaha. Karena itu tidak bisa diwariskan.”
Demikian disampaikan *Dr Nurbani Yusuf, MSi* dalam acara Baitul Arqam dosen dan karyawan UMM yang berlangsung secara luring dan daring dengan penerapan protokol kesehatan, Jumat (30/4/2021).

Sianok Canyon 1910-1930

[caption id="" align="aligncenter" width="756"] Picture: Minangkabau Tempo Dulu[/caption]

Sianok Canyon in 1910-1930, looked to the river still wide.

_______________________

Ngarai Sianok pada masa 1910-1930, tengoklah sungainya masih lebar

The Fourty Stairs

[caption id="" align="aligncenter" width="474"] Picture: Minangkabau Heritage[/caption]

Janjang Ampek Puluah, if we translate freely it will be The Fourty Stairs in English. This picture have year 1970-1980. We can see in this picture that the stairs still in cement and most of the house in there was from the colonial time. Now its change and full of shop, if there has a house, the shop covered it.

In the top we can see the Theater building, still same as the colonial time but its different now. We not sure when it changed, that building now has closed.

_________________________

Gambar ini bertahunkan 1970-1980, belum didapat tahun pastinya. Pada gambar dapat kita lihat kalau Janjang Ampek puluah masih sederhana belum diberi kerami, berlainan dengan masa sekarang yang telah berkerami. Pada gambar juga tampak bangunan rumah yang ada di sisi jalan masih berupa bangunan lama, kemungkinan peninggalan dari masa kolonial. Pada saat sekarang sebagian besar dari rumah-rumah tersebut sudah tiada, kalaupun ada maka hanya beberapa saja. Selain itu, kedai-kedai juga telah banyak didirikan di hadapan rumah-rumah tersebut sehingga bangunan rumah menjadi tertutupi dari arah janjang.

Pasa Ateh 1920-an

[caption id="" align="aligncenter" width="946"] Picture: Minangkabau Heritage[/caption]

Pasa Ateh in Bukit Tinggi, located front of Jam Gadang (Clock Tower). We can see the Galuang Loods (market building) in the left side and the shop house in the right side. This picture taken from right (left side if see Jam Gadang from the front) side from Jam Gadang. This picture have a year, is it 1920's.
___________________________________

Inilah Pasa Ateh dimasa Kolonial Belanda, keterangan pada foto ialah sekitar tahun 1920an. Gambar ini diambil di sebelah kanan Jam Gadang (sebelah kiri kalau kita lihat dari depan Jam Gadang). Tampak pada gambar Los Galuang masih berdiri dengan indah, disampingnya (sebelah kiri) ialah bangunan ruko dengan arsitektur khas.