Sejarah G30S PKI Secara Singkat
Baca Juga Tarikh PKI atau klik DISINI
Liputan6.Com - G30S PKI[1] atau Gerakan 30 September merupakan suatu gerakan dimana sekelompok personel militer menangkap dan membunuh enam jenderal pada tahun 1965, yang mana hal ini dilakukan untuk menandai dimulainya kudeta yang bertujuan untuk menjatuhkan kekuasaan Soekarno yang merupakan presiden pertama Indonesia. Untungnya upaya menggulingkan pemerintahan ini berhasil digagalkan.
Mengutip dari Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 28 Tahun 1975, G30S PKI adalah peristiwa pengkhianatan atau pemberontakan yang dilancarkan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) dan atau pengikut-pengikutnya terhadap Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 30 September 1965, termasuk gerakan atau kegiatan persiapan serta gerakan kegiatan lanjutannya.
G30S ini dilancarkan oleh PKI yang saat itu dipimpin oleh Dipa Nusantara (DN) Aidit,[2] dan terjadi di dua kota yaitu Jakarta dan Yogyakarta, dengan melibatkan Pasukan Cakrabirawa yang saat itu berada di bawah kendali Letnan Kolonel Untung Syamsuri.
Awalnya gerakan ini hanya mengincar Perwira Tinggi dan Dewan Jenderal dengan menculik mereka untuk dibawa dan disekap di Lubang Buaya. Namun dalam pelaksanaanya, tiga orang langsung dibunuh di tempat. Mereka yang menjadi korban adalah Letjen Ahmad Yani, Mayjen R Soeprapto, Mayjen Mas Tirtodarmo Harjono, Mayjen S Parman, Brigjen DI Panjaitan dan Brigjen Soetojo Siswomihardjo.
Pada peristiwa ini Jenderal AH Nasution berhasil lolos dari usaha penculikan. Namun putrinya yang bernama Ade Irma Suryani yang berusia 5 tahun serta ajudannya yang bernama Lettu Pierre Andreas Tendean meninggal dunia dalam peristiwa tersebut.
![]() |
Gambar: okeZone |
Panji Masyarakat - Jenderal A.H. Nasution, yang baru saja pulih setelah dirawat di RSPAD, Jakarta, rupanya punya kaitan sejarah dengan majalah (Panji Masyarakat, red) ini. Dalam bukunya Memenuhi Panggilan Tugas jilid 6, ia bercerita panjang sekitar pertarungan Angkatan Darat (baca ABRI) kontra PKI sekitar tahun 1960-an, yang berakhir dengan peristiwa G-30-S PKI. Di situ Pak Nas menguraikan usaha pihak Angkatan Darat mendekati ormas-ormas Islam, antara lain dengan menerbitkan koran dan majalah Islam. Tulisnya:
“Tim untuk ormas Islam berhasil. Muhammadiyah mendirikan surat-surat kabar Mercu Suar dan pemimpin-pemimpin Islam berkumpul di rumah menjadi tamu SAB, antara lain saudara Subchan (NU), Aruji Kartawinata (PSII) untuk mendirikan suatu surat kabar Suara Islam.
Oleh: Asma Nadia
REPUBLIKA.CO.ID, Pertanyaan yang tampak sederhana, sesederhana cara berpikir orang yang mengungkapkannya.
SOEKARNO MURKA PADA BRIGJEN HASSAN BASRI...
Karena pada 22 Agustus 1960, Komandan Penguasa Perang Daerah (Peperda) Kalsel itu, membekukan seluruh aktivitas PKI dan ormas2 binaan PKI di seluruh wilayah Kalimantan Selatan. Langkah ini lalu diikuti Sulawesin Selatan dan Sumatera Selatan sehingga dikenal dengan "Tiga Selatan Pembangkang."
Di lain pihak, para Neo Komumis amatlah gigih hati mereka dalam merekam cerita-cerita selepas tahun 1965. Para Neo Komunis menjadikannya alat propaganda dalam kampanye mereka yang diberi judul "Genosida '65'.
Ini salah satu cerita ketika menjelang G30S PKI meletus :
Copas
CATATAN SEJARAH #22

JATUH DIANTARA BINTANG-BINTANG
Silahkan klik pada judul untuk menuju ke kanal youtube:
Narasumber: 1. Fadli Zon (Politisi Partai Gerindra): https://youtu.be/PkFm2l8CJGw 2. KH. Marsyudi Syuhud (Ketua PBNU): https://youtu.be/Cg71Oee_go0 3. Letjen TNI (Purn.) Agus Widjojo (Gubernur Lemhanas): https://youtu.be/aqfnmFG4mBc 4. Sukmawati Soekarnoputri (Putri Presiden Pertama RI Soekarno): https://youtu.be/3Q2SlI-a3XI 5. Ilham Aidit (Putra Alm. DN. Aidit): https://youtu.be/oti88Yt57j8 6. Prof Salim Said (guru Bear Ilmu Politik Univ. Pertahanan Indonesia): https://youtu.be/QsR9uokqMdQ 7. Syahganda Nainggolan (Sekretasis Komite Kerja KAMI): https://youtu.be/caYG-mb7pMk 8. Arteria Dahlan (Politisi PDI-Perjuangan): https://youtu.be/qaWYEe8qhvQ 9. Anhar Gonggong (sejarawan): https://youtu.be/2NXfv43gip4 10. Prof. Mahfud MD (Menko Polhukam RI): https://youtu.be/hnfoqkfTAh0 11. Jenderal TNI (Purn.) Gatot Nurmantyo (Mantan Panglima TNI): https://youtu.be/BdhfhAkDYoE 12. Ust. Tengku Zulkarnain (Wasekjen MUI): https://youtu.be/clyuhRYPGGE
![]() |
Foto: Nasional Tempo |
Meski terbata-bata saat berbicara, namun kuakui Pak Karni Ilyas, presenter ILC TV One, sangatlah cerdas.
![]() |
Pict: tvone news |
GERWANI : seGER2 WANI (Muda-muda Berani - berani maksiat)
-KESAKSIAN BUNG HATTA TENTANG GESTAPU/PKI
Oleh: Poeng W. I. Lubis
Berikut saya sampaikan kesaksian dari Bung Hatta, bapak bangsa, dan salah-satu dari Dwi-Proklamator Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Kita semua tahu bahwa bung Hatta dikenal sebagai tokoh pemikir, yang tidak pernah emosional dan sangat tajam analisanya.
Saya cuplikan dari buku “Bung Hatta Menjawab”, sebagai berikut :
"Saudara pengkhianat! Menjual negara kepada Malaysia!", bentak seorang polisi dengan pistol di pinggang kepada Buya Hamka. Ia berusaha menaikkan pitam Buya Hamka.
Menangislah beliau mendengar hujatan semacam itu. Hampir-hampir beliau pun terpancing emosinya.
"Janganlah saya disiksa seperti itu. Bikin sajalah satu pengakuan bagaimana baiknya, akan saya tandatangani. Tetapi kata-kata demikian janganlah saudara ulangi", pinta Buya.
"Saudara pengkhianat! Menjual negara kepada Malaysia!", bentak seorang polisi dengan pistol di pinggang kepada Buya Hamka. Ia berusaha menaikkan pitam Buya Hamka.
Menangislah beliau mendengar hujatan semacam itu. Hampir-hampir beliau pun terpancing emosinya.
Peristiwa Gerakan 30 September 1965 (GESTAPU) masih menjadi tanda tanya besar sampai saat ini, terutama soal SOEHARTO.
“Saya ini mengajar di tentara sudah bertahun-tahun. Biasanya kalau break (jeda, red) mereka bertanya lagi kepada saya,” ujar Salim dalam kanal Hersubeno Point di YouTube yang diunggah pada hari ini (23/9).
G30S/PKI merupakan gerakan pembantaian yang terjadi pada 30 September hingga 1 Oktober 1965. Ketika itu, tujuh perwira tinggi TNI dibunuh dalam upaya kudeta yang dimotori PKI.
Peristiwa berdarah itu kembali jadi perhatian publik setelah mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo mengaku dipecat Presiden Jokowi gara-gara mengizinkan nonton film G30S/PKI. Gara-gara pengakuannya itu, Gatot jadi bulan-bulanan di media sosia. Ia diserang dan dicaci maki warganet.