Siap-siap, sebentar lagi akan heboh wawancara CNN di TV pada warga Gaza tak dikenal yang mencaci-maki Hamas.
Pendapat kami:
1. Kalau memang itu benar, maka itu biasa. Perang tak akan menyenangkan semua orang. Demonstrasi besar yang katanya menyerang Hamas pada awal Juli lalu, juga bukan sama sekali berarti semua warga Gaza tak inginkan Hamas, itu gejolak sosial biasa di semua negara.
2. Gaza sendiri terdiri dari banyak faksi, ada yang nasionalis, komunis, kristen, dan lain-lain. Sekarang, menurut saya sangat wajar sebagaimana di Indonesia kalau setiap orang punya pendapat sendiri, dan ini berarti di bawah pemerintahan Hamas di Gaza, orang tetap dibiarkan punya nalar kritis, bukan malah dicekal.
![]() |
Perang pada masa sekarang tak hanya mengandalkan senjata belaka melainkan juga kekuatan para Tukang Fitnah atau lebih dikenal dengan julukan Buzzer. Namun sayangnya, hal ini bertentangan dengan pengertian dari Buzzer itu sendiri yaitu seseorang atau sekelompok orang yang dibayar atas jasanya untuk meiklankan, mengkampanyekan, atau mengekspresikan sesuatu. Dan mereka ini biasanya digunakan sebagai tenaga dalam pemasaran seperti periklanan, strategi bisnis untuk mepromosikan suatu produk.
Di republik ini, istilah ini sendiri populer dimasa pemilu presiden pada tahun 2019, dimana peran dari orang-orang yang dikenal sebagai Buzzer ini sangat berperan dalam mempengaruhi keputusan pemilih dalam menentukan pilihan mereka. Dimasa inipulalah berbagai kabar dusta, fitnah, dan hujatan ramai berlalu-lalang di ranah maya.
MINANGKABAUNEWS.COM, PADANG — Ketum MUI Sumbar Buya Dr. Gusrizal Gazahar Dt. Palimo Basa menyesalkan tindakan aparat terkait melakukan lepas bai’at terhadap anggota NII tanpa mengajak duduk bareng majelis tigo tungku sajarangan.
“Bai’at keluar dari NII dan setia kepada NKRI dilakukan terhadap ribuan orang di Sumbar? Tanya Buya Gusrizal.
“Itu dilakukan tanpa mengajak duduk bersama unsur kepemimpinan di Ranah Minang yaitu “Majelis Tungku Tigo Sajarangan”, menurut saya itu adalah mempermalukan Sumbar,” tegas Buya Gusrizal.
"WHO sudah jadi CHO ya sekarang" demikian diskusi singkat dengan sahabat saya via zoom dari tempat di di Ubud-Bali, dia seorang yang sudah bebas hidupnya memilih tinggal di Bali warga Negara Australia yang saya yakin sebentar lagi jadi warga Negara Indonesia.
Iya betul World Health Organisaztion sudah jadi China Health Organization, itulah celetukan dari sahabat saya seorang Doktor Ekonomi.
Dia penggemar Steve Bannon dimana saya berseberangan dengan Steve Bannon. Steve Bannon adalah penasehat politik Trump, pro nuklir, tidak setuju dengan Climate Changes. Baginya Climate Change itu rekayasa kaum seperti saya, yang anti Fossil Oil [bahan bakar fosil], anti batubara, pro batere, mentang-mentang saya punya pabrik lithium kecil kecilan.
Sebagai pendukung Bannon dia anti WHO yang sekarang ini main mata dan main kaki dengan Demokrat dan Cina.
Dalam interview di acara terkenal Larry King Show mingu lalu yang saya tonton di Russian Today berdasar data intelijen,C ina memanupulasi data tentang Covid-19. Manipulasi ini sejak day 1. Karena ketidak jujuran data inilah seluruh dunia terkecoh yang menjadikan banyak negara tidak COME UP dengan kebijakanan yang benar dalam menangani Corona.
Cina di bulan Januari dengan boss WHO melakukan false information ke seluruh dunia dengan mengatakan Corona virus menyebar hanya dari animal to human, tidak bisa human ke human. Virus katanya menyebar hanya dari binatang ke manusia, tidak bisa dari manusia kemanusia.