Tampilkan postingan dengan label media. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label media. Tampilkan semua postingan

Bantahan Hamas Terhadap Tuduhan Palsu

 


Menolak Tuduhan Palsu yang Bertujuan untuk Mendistorsi Perlawanan dan Membelokkan Kebenaran tentang Perlakuan yang Manusiawi dan Etis

Kami dengan tegas menolak tuduhan palsu mengenai pemerkosaan yang disebarkan oleh pendudukan, yang bertujuan untuk memutarbalikkan perlawanan dan mengalihkan perhatian dari perlakuan manusiawi dan etis yang diberikan kepada tahanan yang dibebaskan.

Kami dengan keras menolak dan mengecam kepatuhan buta entitas media Barat tertentu terhadap kampanye Zionis yang menyesatkan, menyebarkan misinformasi dan kebohongan tak berdasar serta tuduhan yang bertujuan untuk menjelek-jelekkan perlawanan Palestina, khususnya tuduhan palsu yang menyindir bahwa anggota perlawanan terlibat dalam “kekerasan seksual” baru-baru ini. minggu.

Kebenaran dibalik Diamnya Media Barat

 


Orang yang sedang bicara itu sekarang di cap Terorist dan Anti Semitisme oleh Amerika, dia adalah seorang pendeta yang membela Tanah Palestina.

Beliau bernama Rick Wiles seorang pendeta sekaligus pemilik media berita bernama True News yang saat ini juga sudah di brended [dilarang] pemerintahan Amerika. Karena pemyebarkan propaganda jika Amerika adalah Boneka dari Zionist.

Dan ia juga menuduh jika kebaradaan Israel di timur tengah yang membuat negara-negara Arab di sana sering terjadi Konflik.

----------------

Credit: IG @mimin.vertizone

----------------

Baca Juga: Palestina



Buzzer Z10N15

 




Perang pada masa sekarang tak hanya mengandalkan senjata belaka melainkan juga kekuatan para Tukang Fitnah atau lebih dikenal dengan julukan Buzzer. Namun sayangnya, hal ini bertentangan dengan pengertian dari Buzzer itu sendiri yaitu seseorang atau sekelompok orang yang dibayar atas jasanya untuk meiklankan, mengkampanyekan, atau mengekspresikan sesuatu. Dan mereka ini biasanya digunakan sebagai tenaga dalam pemasaran seperti periklanan, strategi bisnis untuk mepromosikan suatu produk.

Di republik ini, istilah ini sendiri populer dimasa pemilu presiden pada tahun 2019, dimana peran dari orang-orang yang dikenal sebagai Buzzer ini sangat berperan dalam mempengaruhi keputusan pemilih dalam menentukan pilihan mereka. Dimasa inipulalah berbagai kabar dusta, fitnah, dan hujatan ramai berlalu-lalang di ranah maya.

Israel Membunuh Juru Berita di Palestina


Situasi di Gaza semakin tegang, dan para jurnalis yang berada di sana menghadapi ancaman serius. Fokus dunia saat ini pada konflik di kawasan Gaza, namun, Israel mulai menyasar para jurnalis yang bertugas di sana. Rumah-rumah dan keluarga mereka diledakkan, mengakibatkan keresahan di kalangan komunitas jurnalis.

Kondisi ini mengakibatkan akses terhadap informasi menjadi semakin terbatas, dengan berita-berita dari wilayah tersebut ditutup. Meskipun ada upaya di kanal komentar untuk memeriksa dan mengoreksi berita palsu, disinformasi, atau berita lanjutan, penghalangan terhadap peliputan konflik semakin besar.

Mungkinkah Sebuah Konspirasi?


*Tuan-puan sadarkah, kalau seolah-olah kita semuanya sedang diadu-domba?

PENTING UNTUK DIBACA! MUNGKINKAH KITA SEDANG DIADU DOMBA?

Akhir-akhir ini kondisi di Provinsi Sumatera Barat [Sumbar] seolah tak terkendali. Banyak kasus-kasus terkait pimpinan negeri ini muncul ke publik. Hampir merata yang kena. Kepala Daerah [Gubernur, Bupati/Walikota], Dewan Perwakialn Rakyat Daerah [DPRD Provinsi, Kabupaten/Kota], dan lain-lain. Ini tak biasa..

Kasus-kasus itu seolah disusun terstruktur, lalu disebar, dikutip media massa, disebar akun-akun media sosial, termasuk Darep [Makdusnya; admin Reporter Minang]. Ya, Darep hanya penerus informasi, bukan pembuat berita. Hampir semua konten berita yang Darep bagikan [share] itu, merupakan berita dari media massa, bukan hasil penyuntingan sendiri, karena memang Darep tak punya kewenangan seperti media massa, jurnalis atau wartawan. Acap Darep talongsong menerbitkan [mempublis] berita [konten] karena dianggap 'Wah'. Kenyataannya malah jadi alat propaganda oleh pihak tertentu. Maafkan Darep atas segala kealpaan..

Sejarah Kota Padang (53): Mohamad Rasad Maharadja Soetan; Ayah Soetan Sjahrir dan Pionir Pers Perempuan Siti Rohana Koedoes

Catatan oleh Agam van Minangkabau:

Walau mengambil judul dua bersaudara dari Koto Gadang namun seperti tulisan-tulisan terdahulu, penulis tetap konsisten mengedepankan kedaerahannya. Tampaknya penulis mengalami kesulitan dalam menghubungkan Rohana Kudus dengan orang kampungnya kecuali St. Sjahrir yang dapat kita lihat pada tulisan-tulisan terdahulu. Dibutuhkan kearifan pembaca dalam membaca tulisan ini.

_____________________________________

Mohamad Rasad gelar Maharadja Soetan bukanlah orang biasa, tetapi pegawai pemerintah dan orang tua yang luar biasa. Mohamad Rasad lahir di Fort de Kock tahun 1866 dan meninggal di Medan tahun 1929. Selama masa hidup, Mohamad Rasad memilki dua anak yang luar biasa: Soetan Sjahrir dan Siti Rohana. Kedua anak Mohammad Rasad ini tergolong yang luar biasa: Soetan Sjahrir adalah Perdana Menteri RI yang pertama dan Siti Rohana adalah perintis pers perempuan Indonesia.
Anak Mohamad Rasad gelar Maharadja Soetan
Sangat sedikit riwayat para tokoh tua ditampilkan seperti Mohamad Rasad. Padahal mereka adalah orang tua dari para tokoh-tokoh besar. Penulisan riwayat para tokoh besar seringkali tak terhindarkan justru menenggelamkan tokoh-tokoh yang berdiri dibelakangnya. Itulah mainstream dalam penulisan sejarah. Mohamad Rasad adalah tokoh yang berdiri di belakang munculnya tokoh sekaliber Soetan Sjahrir dan Siti Rohana. Sudah waktunya penulisan sejarah para orang tua digali lebih banyak, sangat berguna pada masa ini yang dapat dijadikan sebagai inspirasi bagi para orang tua untuk membimbing anak-anak untuk melahirkan tokoh-tokoh besar.  

Sejarah Kota Padang (24): Pers Pribumi Bermula di Kota Padang; Dja Endar Moeda, Raja Persuratkabaran di Sumatera


Disalin dari blog: http://poestahadepok.blogspot.com
_________________________

Hari ini, tanggal 3 Mei diperingati sebagai Hari Kebebasan Pers Sedunia (World Press Freedom Day 2017). Tahun ini yang menjadi tuan rumah adalah Indonesia.  Peringatan Kebebasan Pers sedunia ini dari tanggal 1-4 Mei dipusatkan di JCC, Senayan, Jakarta. Jumlah delegasi yang hadir hampir 1.000 insan pers dari lebih 100 negara.
Surat kabar 'Pertja Barat' di Kota Padang
Sidang Umum Perserikatan Bangsa-bangsa tahun 1993 menetapkan 3 Mei sebagai hari untuk memeringati prinsip dasar kemerdekaan pers. Sejak itu, 3 Mei diperingati. Kebebasan pers di Indonesia dimulai tanggal 23 September 1999 sehubungan dengan pengesahan UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers yang didalamnya mencabut wewenang pemerintah untuk menyensor dan membredel pers.
Pers pribumi (baca: Pers Indonesia) dimulai di Kota Padang (1897). Ini bermula ketika kali pertama orang pribumi menjabat sebagai editor surat kabar. Pers internasional Indonesia juga juga dimulai di Kota Padang (1905). Ini bermula ketika orang pribumi menerbitkan surat kabar berbahasa Belanda agar bisa dibaca oleh orang asing (Eropa) di Kota di Kota Padang.

Sejarah Kota Padang (6): Surat Kabar Sumatra Courant di Padang; Orang Mandailing dan Angkola Ikut Berlangganan


___________________________________________________ 

Jacobus Anthonie Meessen pada tahun 1867 dan 1870 telah memberi kontribusi besar untuk pengetahuan tentang Kota Padang melalui kegiatan fotografi. Kegiatan serupa juga telah dilakukan perusahaan Woodbury en Page (Walter B. Woodbury dan James Page).
Edisi terakhir Sumatra Courant (1900)
Tentang Kota Padang sebelumnya hanya bersumber dari surat kabar-surat kabar yang terbit di Belanda, seperti di Amsterdam, Haarlem, Rotterdam dan Leyden. Namun intensitas berita tentang Kota Padang hanya terbatas dan muncul tidak menentu. Surat kabar-surat kabar yang terbit di Hindia Belanda semakin intens mengenai situasi dan kondisi local termasuk di Kota Padang. Surat kabar di Hindia Belanda tersebut antara lain Het Bataviaasch Advertentieblad dan De Java Bode di Batavia; De Locomotief di Semarang dan Het Soerabaijasch Handelsblad di Surabaya.
Kota Padang terus tumbuh dan berkembang karena komoditi primadona, kopi yang mengalir deras dari Padangsche Bovenlanden dan Tapanoeli. Pada tahun-tahun ini volume perdagangan kopi di Kota Padang terus meningkat dari tahun ke tahun dengan harga yang terus meningkat di pasar dunia (Eropa dan Amerika Utara). Saat pertumbuhan dan perkembangan Kota Padang inilah muncul surat kabar bernama Sumatra Courant di Kota Padang.