![]() |
Ilustrasi gambar: wawasan sejarah |
Berikut ialah catatan Belanda di abad ke-17 terkait konflik yang terjadi antara kerajaan Melayu di Pulau Sumatera. Dibutuhkan kearifan pembaca karena surat ini ditulis oleh orang Barat dengan perspektif barat serta dengan maksud dan tujuan mereka sebagai kolonialis.
FB Gahara - Mengusir Sultan Johor Abdullah Ma'ayat Syah dari pulau Lingga. Pada tahun yang sama sultan, teman lama Belanda, meninggal. Pengembara yang di buru, di kepulauan Tanambel, dari apa yang disebut Belanda 'patah hati'. Gubernur Jenderal Carpentier khawatir bahwa ini adalah akhir dari kerajaan terkenal Johor. Namun dia salah, Johor tetap menjadi faktor penting dalam permainan kekuasaan regional. Para penguasa Andragiri, Kampar, Jambi, dan Palembang yang semuanya terhubung melalui ikatan kekerabatan dan keluarga kerajaan Johor, khawatir Iskandar Muda akan menyerang tanah mereka.
Sebelumnya pada tahun 1620 Indragiri meminta bantuan Melaka melawan Aceh, menjanjikan pengiriman lada yang tetap terus menerus. Hal ini mengakibatkan Aceh menyerang Andragiri pada tahun 1624. Serangan Aceh tidak menyebabkan kontrol permanen atas Indragiri. Dari sumber VOC kami menyimpulkan bahwa penguasa Indragiri mengundang Belanda untuk berdagang di pelabuhannya setelah invasi Aceh tahun 1624 tetapi mereka tidak melihat keuntungan.