Tambahan Deskripsi Cagar Budaya Rumah Gadang Kerajaan Sangkak Karojan oleh BPCB Sumbar
Kerajaan Sangkak Karojan Sumua nan Janiah Ampek Baleh Koto berada di Nagari Aia Amo Kecamatan Kamang Baru. Konon, nenek moyang Nagari Aia Amo berasal dari Tanah Suci yang berlayar melalui Laut Merah, Laut Siguntang-guntang sampai ke Palembang lalu ke Batang Hari, Jambi dan terus ke Batang Kuantan dan Batang Binuang. Ninik yang di atas itu adalah Dt. Andiko Rajo, Dt. Rajo Lelo Katik (Kotik Bandaro) dan rombongan.
Pertama kali mereka menetap di suatu daerah ketinggian yang bernama Rumah Tinggi, dengan bertambahnya anggota keluarga maka menyebarlah mereka sampai ke 14 koto[1] yaitu: Limo Koto di mudiak, Ampek Koto di tangah dan Limo Koto di hilia [jumlah koto; 14]. Inilah kemudian yang menjadi wilayah Kerajaan Sangkak Karojan Sumua nan Janiah Ampek Baleh Koto.
Sumua nan Janiah berarti setiap perselisihan yang tidak bisa diselesaikan di koto masing-masing maka diselesaikan/dijernihkan. Istilah setempat menyebutnya sebagai kegiatan Barapek[2] Kauah atau Bakauah Bermusyawarah, di Rumah Gadang Kerajaan Sangkak Karojan ini. Rumah Gadang ini sudah tidak dihuni sekitar lima tahun (terakhir dipakai Tahun 2012).(Deskripsi Cagar Budaya Tidak Bergerak Kabupaten Sijunjuang 2018. Hal. 40 No.11)
=================
Catatan Kaki oleh Admin:
[1] Koto merupakan tahap terakhir dari pertumbuhan sebuah nagari di Minangkabau; 1)Taratak 2) Dusun/ Kampuang 3)Koto 4)Nagari
[2] Barapek, berapat atau rapat atau bermusyawarah mufakat.