Tampilkan postingan dengan label laksamana. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label laksamana. Tampilkan semua postingan

Laksamana Tun Abdul Jamil

Ilustrasi Gambar: Jantung Melayu


 Disalin dari kiriman FB Mohd Hakimi

Melayu yang punya kehebatan;
Laksamana Tun Abdul Jamil
Laksamana Melayu Yang Mengalahkan Portugis Di Kota A’Famosa
"Sayang laksamana mati dibunuh
Mati dibunuh datuk menteri
Sayang laksamana mati dibunuh
Aduhailah sayang
Mati dibunuh datuk menteri"
Lagu Sayang Laksamana Mati Dibunuh yang dinyanyikan Siti Nurhaliza sangatlah dekat dengan kisah Laksamana Tun Abdul Jamil seorang laksamana
hebat
pada abad ke-17 ketika zaman Empayar Johor-Riau menguasai arena politik Selat Melaka dahulu. Untuk pengetahuan para pembaca, kerana keperwiraan yang dimiliki oleh Laksamana Tun Abdul Jamil, namanya diabadikan pada salah satu daripada kapal perang milik Tentera Laut Diraja Malaysia (TLDM) dengan nama KD Laksamana Tun Abdul Jamil.
Tapi kenapa nama beliau disematkan pada kapal perang Malaysia? Salah satu dari kejayaan yang dimiliki oleh beliau ialah kejayaan mengalahkan Portugis dalam peperangan, sekaligus membalas dendam orang Melayu di atas kekalahan memalukan mereka pada tahun 1511 dahulu. Kejayaan yang dicapai oleh Laksamana Tun Abdul Jamil ini telah mengembalikan semula prestij Johor sebagai kuasa maritim yang
hebat
di Selat Melaka.

INI KATA DUNIA TENTANG LAKSAMANA KEUMALAHAYATI

Foto: Republika

Disalin dari kiriman FB Melawan Lupa

INI KATA DUNIA TENTANG LAKSAMANA KEUMALAHAYATI
Ketika Kartini menjadi Pahlawan karena surat2 nya, maka Keumalahayati menjadi Pahlawan karena pedangnya, Ini pun baru di-akui Pemerintah Indonesia, setelah 70 tahun Indonesia Merdeka.
Ini yang ditulis Wikipedia:
Keumalahayati, or Malahayati, was an admiral in the navy of the Aceh Sultanate, which ruled the area of modern Aceh Province, Sumatra, Indonesia. She was the first woman admiral in the modern world.
Admiral Keumalahayati adalah putri Admiral Machmud Syah. Cucu dari Admiral Muhammad Said Syah, putra Sultan Salahuddin Syah yang memerintah Kesultanan Aceh tahun1530-1539. Jadi, dalam darah Admiral Keumalahayati, mengalir darah biru kesultanan Aceh. Setelah lulus pesantren, Keumalahayati melanjutkan sekolah di Aceh Royal Military Academy, dikenal dengan nama Ma’had Baitul Maqdis.

Laksamana Keumalahayati


Disalin dari Tirto ID

-Wanita Hebat Itu bernama Laksamana Malahayati-
Dua kapal besar berbendera Belanda tampak merapat ke Pelabuhan Aceh pada pertengahan Juni 1599. Dua kapal tersebut dinakhodai oleh dua bersaudara, yakni Frederick dan Cornelis de Houtman. Semula, kedatangan mereka disambut dengan baik. Namun, kelak Cornelis justru mati di tangan seorang perempuan tangguh, Laksamana Laut Kesultanan Aceh Darussalam, Malahayati.
Pelayaran ke Aceh menjadi tujuan yang ke sekian kalinya bagi de Houtman bersaudara di wilayah Nusantara. Apesnya, nyaris seluruh upaya menemukan pusat rempah-rempah itu berujung kegagalan. Banten, Madura, hingga Bali, sebelumnya telah disambangi, namun selalu berakhir dengan pertikaian kontra warga lokal lantaran tabiat kaum pelaut Belanda yang memang kurang bersahabat.

Sejarah Laksamana Raja Di Laut

Ilustrasi: Twitter

Siapa Datuk Lasamana Raja Dilaut?

Disalin dari kiriman FBG Melayu Merindu

Laksamana merupakan gelar sekaligus titah dari Kerajaan Siak untuk menjaga di pesisir pantai Selat Malaka.
Konon Datuk/Encik Ibrahim disebut-sebut Datuk Laksamana Raja Di Laut I yang berkuasa pada tahun 1767 M-1807 M. Ada empat datuk yang memerintah di Bukit Batu, tiga penerusnya adalah Datuk Khamis, Datuk Abdullah Shaleh dan Datuk Ali Akbar. Mereka digelari Datuk Laksamana II sampai IV.
Rumah Datuk Laksamana Dilaut IV, Laksamana Ali Akbar terletak Di Desa Sukajadi, sekitar 35 kilometer dari Kota Sungai Pakning, Bengkalis - Riau. Rumah peninggalan Laksamanan berbentuk panggung. Sekilas terlihat seperti rumah adat/ rumah tradisi di Riau. Berbentuk panggung dengan motif-motif melayu dibeberapa ornamen bangunannya.

Banyak kisah-kisah mistis yang diungkapkan oleh warga setempat, terutama harimau jadi-jadian, buaya penunggu dan lain-lain. Ini terkait sumpah selama 100 tahun yang keramat. Nilai mistisnya menjadi penarik sekaligus faktor hambat bagi sebagian orang yang penasaran dengan makam Laksamana Raja Di Laut.

Makam Hang Tuah di Palembang

 


MAKAM HANG TUAH DI PALEMBANG


Penyelidikan dari Universiti Putra Malaysia (UPM), mengenai keberadaan Hang Tuah, menunjukkan jejak terakhir Pahlawan Melayu itu berada di Temasik (Singapura) pada tahun 1511 ketika berusia 80 tahun.

Setelah itu kemungkinan keluarga Hang Tuah berpindah ke Riau, dan menurut salah seorang zuriatnya, Hang Tuah mengakhiri hayatnya di Palembang.