Ilustrasi Gambar: travel detik |
Jadi sesuai dalam sebuah ungkapan bahwa Ranah Minangkabau itu "jikok dibalun saujuang kuku, jikok dikambang saleba alam.
------------
De naam Minangkabau toch vertegenwoordigt geen scherp omlijnd aardrijkskundig begrip. Het woord is in de eerste plaats een ethnische term, doch ook weer niet uitsluitend. Vooral in vroeger tijd had het een overwegend staatkundige beteekenis, in zooverre het aanduidde de machtssfeer, of het r ij k van een op Midden Sumatra heerschend vorstengeslacht; dit gebied had intusschen nimmer zeer vaststaande grenzen. De kern was de "Alam Minangkabau".
Nama Minangkabau tetap tidak mewakili konsep geografis yang jelas. Sebuah kata yang pada dasarnya merupakan istilah etnik, namun juga lagi tidak eksklusif. Terutama terkait dengan masa lalu dalam peran politik yang begitu signifikan, ditandai dengan lingkaran kekuasaan yang luas, dan kekayaan keluarga raja yang menguasai wilayah Sumatra Tengah; sementara wilayah ini sendiri tidak pernah memiliki batas-batas yang tegas. Intinya, disebut "Alam Minangkabau."
—J. Tideman, dalam Overzicht der Litteratuur Betreffende Minangkabau, 1923-1936, hlm. 7
Disalin dari kiriman FB: Roni Hendri
==============
Baca Juga: