Tampilkan postingan dengan label pengkhianat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pengkhianat. Tampilkan semua postingan

Sang Pengkhianat Pertama: Teuku Nek Raja Muda Seutia Meuraksa

 

Pict: Tengku Puteh

TEUKU NEK MEURAKSA ORANG ACEH BERSAHABAT DENGAN BELANDA
FB Rahman - Ule Balang Meuraksa Teuku Nek Raja Muda Seutia dan teuku lampaseh. Ulee balang inilah yang pertama sekali menyerah dan bersahabat dengan Belanda. Akibatnya Belanda bisa merebut istana sultan.
Perang Aceh meletus tahun 1873 dimana Belanda dapat melabuhkan kapal di Pantai Cermin, Ulee Lheue. Hal ini dapat terjadi berkat bantuan seorang uleebalang di wilayah Meuraksa yang menguasai Ulee Lheue bernama Teuku Nek Raja Muda Seutia Meuraksa.

dr. Anas dkk. yang pro Belanda bertemu dengan Perwakilan Tertinggi Mahkota Kerajaan Belanda (1949)


 Padangs delegatie bij de HVK

Eind vorige week is een uit Padang afkomstige delegatie in audiëntie ontvangen bij de HVK, Z. Exc. Lovink. Zij bood namens het Komite Dewan Perwakilan Padang de op 25 Maart in een volksmeeting te Padang aangenomen resolutie aan de HVK aan. In deze resolutie wordt aangedrongen op de vorming van een Raad voor Padang en de Padangsche Benedenlanden. De delegatie bestond uit dr. Anas, dr. Hakim en de heer Gidi [Sidi?] Samsoeddin.”

***

niadilova.wordpress.com - Laporan koran De Locomotief (Semarang) edisi 26 Juni 1949 tentang audiensi antara “Komite Dewan Perwakilan Padang” dengan Wakil Tertinggi Mahkota Kerajaan Belanda (De Hooge Vertegenwoordiger van de Kroon, disingkat HVKH.M.J. Lovink di Jakarta.

HVK dibentuk untuk menampung aspirasi-aspirasi yang muncul dari kelompok-kelompok yang masih menginginkan kehadiran Belanda di Indonesia menyusul agresi Belanda ke Indonesia setelah Soekarno-Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia tgl. 17 Agustus 1945. Sebagaimana sudah sama diketahui, menanggapi kehadiran kembali Belanda itu, masyarakat Indonesia terbelah antara kelompok-kelompok yang berada di belakang Soekarno yang menginginkan Indonesia 100% merdeka dan menghendaki Belanda enyah dari Indonesia di satu pihak dan kelompok-kelompok yang tetap menghendaki Indonesia berada di bawah perlindungan Belanda di pihak lain. Yang disebutkan terakhir ini adalah para pendukung BFO (Bijeenkomst voor Federal Overleg) yang dipimpin Sultan Hamid II dari Pontianak yang menghendaki bentuk negara federal bagi Indonesia dan tetap berada di bawah payung ‘negara induk’ (Belanda).

Sang Pengkhianat Malaka

 

Gambar Ilustrasi: Trip advisor

UTIMURAJA - SANG OPORTUNIS DI MELAKA
Oleh : Abdullah Sidek
Kesultanan Melaka yang makmur itu akhirnya jatuh disebabkan oleh seribu satu jenis pengkhianatan yang dilakukan oleh pelbagai pihak. Jika Melaka ada 100,000 orang tentera sekalipun pada waktu itu, Melaka tetap akan jatuh tersungkur juga dek maha dahsyatnya pengkhianatan yang dilakukan antaranya oleh Utimuraja, Nina Chatu, pedagang Cina, pedagang India bahkan dalam kalangan pembesar yang iri hati.
Malangnya pengkhianatan-pengkhianatan mereka ini telah dicatatkan dengan cukup baik oleh Portugis. Ya, mungkin Portugis menulisnya sebagai diari tetapi bagi masyarakat Melayu, yang ditulis oleh Portugis itu ialah pengkhianatan tahap VVIP terhadap sebuah kerajaan yang makmur di dunia pada waktu itu.
Mengenai kemakmuran Melaka itu tidaklah perlu diperdebatkan kerana ia merupakan perkara yang nyata. Kalau masih tidak berpuas hati saya sarankan anda membaca buku yang ditulis oleh Tuan Hasanuddin Yusof dan Tun Suzana yang bertajuk Rahsia Penaklukan Melaka 1511, di dalam buku ini banyak menukilkan catatan-catatan Portugis mengenai keagungan Melaka.

Mental Sudra

 

Ilustrasi: donisetyawan.com

Sudra sesungguhnya bukanlah golongan status sosial, melainkan sikap manusia yang memiliki tingkat kesetiaan, ketaatan, kepatuhan tinggi dan penurut. Oleh sebab itu orang yang terlahir dengan mental Sudra cocok dan sanggup menjalani pekerjaan kasar termasuk menjadi babu atau jongos.
Sudra adalah sebutan untuk golongan masyarakat yang tidak memiliki sesuatu yang berharga selain tenaga kasarnya. Penyandang kasta Sudra identik dengan kebodohan, kemiskinan, dan kehinaan. Dalam pandangan lama.
Pandangan agama Hindu menerapkan konsep kasta dalam sistem sosial masyarakatnya. Dalam hal ini Sudra adalah golongan babu, jongos, pesuruh, buruh kasar dan sejenisnya. Padahal, fakta sejarah juga telah membuktikan banyak anak-anak keluarga Sudra terlahir dengan tingkat kecerdasan tinggi, kreatif, pemberani dan bijaksana.

Marwah Sang Tjoet


 MENIT MENIT DALAM SEJARAH

Nenek renta itu terpojok sudah. Di kedalaman hutan Meulaboh, Atjeh, yang berundak dengan semak dan akar-akar melintang. Hujan cukup deras. Kepungan tentara Belanda dari semua arah semakin mendekat. Bersamanya, hanya 5-6 pejuang tersisa, termasuk anaknya, Cut Gambang. Hari itu tanggal 7 November 1905.
Sejak 5 tahun terakhir, hidup berpindah dari satu pojok hutan ke pojok yang lain, pandangan matanya kian rabun. Dan encok makin hari makin menghambat geraknya. Makanan semakin kurang, obat tidak ada. Tapi ia harus terus bergerak dalam perlawanan gerilya terhadap ‘kaum penjarah yang tak tahu malu’ – Belanda.

Pengabdian Para Pribumi


Belanda Hitam

Oleh : Abdullah Muadz
Dalam setiap penjajahan selalu ada dari orang-orang bumi putera yang membantu dan melayani sang penjajah, termasuk di Indonesia. Tidak mungkin Belanda negara yang begitu kecil dan sedikit penduduknya bisa menjajah Indonesia ratusan tahun, tanpa bantuan pribumi. Termasuk pasukan Militernya seperti KNIL, banyak menggunakan orang-orang Indonesia sendiri yang menjadi anggotanya dan siap bertempur melawan saudaranya sendiri.
Pertanyaannya adalah mengapa bisa sampai sedemikian hebatnya sang penjajah menggunakan tenaga manusia yang berasal dari negara jajahannya sendiri.?

Tipu Daya Loki



Sumber Gambar: https://wartakota.tribunnews.com
Kami telah melihat banyak kiriman di media sosial yang memberitahukan perihal betapa berbahayanya para pengkhianat. Bahwa pengkhianatlah yang telah menghantarkan negeri ini ke dalam cengkaraman penjajah, pengkhianat itu pulalah yang telah mempertahankan penjajahan oleh bangsa asing itu, serta para pengkhianat itu pula yang berjuang tatkala para penjajah hendak kembali ke negeri ini setelah terusir selama tiga tahun.

Gambar  di atas telah lama beredar di media sosial. Foto tentang seorang anak negeri nan ditangkap oleh tentara penjajah, badannya diikat sedangkan nan berdiri di hadapannya ialah sang pengkhianat yang tampaknya sedang menanyai orang malang itu. Sedangkan di latar belakang gambar, berdiri di teras ialah para penjajah yang gelak melihat dua orang pribumi berhasil mereka adu macam domba.

Saidina Ali pernah berwasiat: