Ilustrasi: donisetyawan.com |
Sudra sesungguhnya bukanlah golongan status sosial, melainkan sikap manusia yang memiliki tingkat kesetiaan, ketaatan, kepatuhan tinggi dan penurut. Oleh sebab itu orang yang terlahir dengan mental Sudra cocok dan sanggup menjalani pekerjaan kasar termasuk menjadi babu atau jongos.
Sudra adalah sebutan untuk golongan masyarakat yang tidak memiliki sesuatu yang berharga selain tenaga kasarnya. Penyandang kasta Sudra identik dengan kebodohan, kemiskinan, dan kehinaan. Dalam pandangan lama.
Pandangan agama Hindu menerapkan konsep kasta dalam sistem sosial masyarakatnya. Dalam hal ini Sudra adalah golongan babu, jongos, pesuruh, buruh kasar dan sejenisnya. Padahal, fakta sejarah juga telah membuktikan banyak anak-anak keluarga Sudra terlahir dengan tingkat kecerdasan tinggi, kreatif, pemberani dan bijaksana.
Mental Sudra tersebut melanda kalangan pribumi. Pada zaman penjajahan, mereka disebut Inlander atau golongan masyarakat kelas tiga penduduk Hindia Belanda. Tetapi tak begitu kentara pada kalangan pribumi ningrat yang memang disetarakan dengan orang Eropa.
Sikap tersebut bukan terhadap orang Eropa saja. Hingga kini pun sebagian orang Indonesia bermental Sudra terkagum-kagum terhadap hal yang berbau Arab. Apapun yang bertampang Arab, berjubah, berjanggut dan berhidung mancung, para Inlander ini cenderung akan hormat, langsung menyangka ilmu agamanya dalam. Tak peduli sekalipun mereka hanya dimanfaatkan mental Sudra nya dengan berbagai dalil agama yang bisa dicari.
Disalin dari FB Riff ben Dahl