Pict: Tengku Puteh |
TEUKU NEK MEURAKSA ORANG ACEH BERSAHABAT DENGAN BELANDA
Perang Aceh meletus tahun 1873 dimana Belanda dapat melabuhkan kapal di Pantai Cermin, Ulee Lheue. Hal ini dapat terjadi berkat bantuan seorang uleebalang di wilayah Meuraksa yang menguasai Ulee Lheue bernama Teuku Nek Raja Muda Seutia Meuraksa.
Teuku Nek Meuraksa merasa sakit hati, ketika Sultan memberikan wilayah kehulubalangan kepada Teuku Nanta Tjik di Lampadang atas jasanya terdahulu kepada Sultan. Padahal awalnya, wilayah tersebut adalah miliknya. Akibatnya, wilayahnya semakin mengecil dan hanya kebagian wilayah di Ulee Lheue, Peukan Bada, Blang Oi dan sekitarnya di wilayah Meuraksa.
Teuku Nek Meuraksa merasa bila mempersilahkan Belanda masuk melalui wilayahnya dan kemudian Belanda berkuasa, ia akan dapat merebut kembali wilayah Lampadang tersebut. Sampai berakhir Perang Aceh, beliau dikenang sebagai ule balang yang berkhianat seperti halnya Panglima Tibang. Penghkhianatan Teuku Nek Meuraxa, terekam sampai sekarang dalam fikiran orang Aceh.
==============
Baca Juga: Kisah Pengkhianatan Panglima Tibang