Gambar: e-ir |
Ciloteh Tanpa Suara #157 | Saat saya duduk bercerita dengan sahabat saya Muhammad Ikbal terdengar lantunan lagu minang di radio yang melantunkan lagu “Minangkabau”. Kemudian Muhammad Ikbal langsung berseru ”Mendengar Lagu Minangkabau ini mengingatkan saya kepada datuk saya, yang berkisah ada hubungannya dengan 9 jenis roh yang terdapat dalam tubuh manusia“.
Lirik lagu “minangkabau, tanah nan den cinto, pusako bundo, nan dahulunyo” mengambarkan manusia yang diciptakan oleh Allah SWT dari tanah yang kemudian ditiupkan Roh (nyawa) kedalamnya dan lahir ke dunia melalui rahim seorang perempuan (bundo).
Sementara lirik lagu “bilo den kana, hati den taibo, tabayang-bayang, diruang mato”. Ini adalah menceritakan kisah manusia yang telah tua dimakan usia, yang menyadari akan dirinya selama hidupnya belum mempunyai bekal dalam perjalan menuju akhirat “mangana hiduik akan mati”. Bekal belum ada selama ini hidup penuh kesia-siakan (hanya mengejar dunia), diusia muda tak bisa mengendalikan hawa nafsu serakah duniawi.
Roh adalah bagian dari tubuh kita yang tidak dapat dihindari keberadaanya bahkan Allah SWT pun berfirman pada surat Al-Isra’ 17 ayat 85 yang berbunyi:
وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الرُّوْحِۗ قُلِ الرُّوْحُ مِنْ اَمْرِ رَبِّيْ وَمَآ اُوْتِيْتُمْ مِّنَ الْعِلْمِ اِلَّا قَلِيْلًا
Yang Artinya (Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit) “
Dengan pengetahuan ini, dilakukan pengkajian dari dahulu yang sangat mendalam oleh nenek moyang kita menurut ilmu batin yang disampaikan turun temurun kepada diri keturunan manusia, ternyata dalam tubuh manusia terdapat 9 jenis Roh. Nampaknya ada Roh di dalam Roh di dalam Roh. Bagaimana ceritanya ?
Masing-masing Roh mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Ke sembilan macam roh yang ada pada manusia itu adalah sebagai berikut:
1. Roh Idhafi (Roh Ilafi)
Ia adalah roh yang sangat utama bagi manusia. Roh Idhafi juga disebut ”JOHAR AWAL SUCI”, Karena roh inilah maka manusia dapat hidup. Bila roh tersebut keluar dari raga, maka manusia yang bersangkutan akan mati. Roh ini sering disebut ”NYAWA”.
Roh Idhafi merupakan Roh Sumber dan dari roh-roh lainnya pun akan turut serta jika roh ini ada. Kalau salah satu roh lain keluar dari raga, maka roh Idhafi tetap akan tinggal di dalam jasad dan tidak terkesan. Dan manusia itu tetap hidup.
Bagi mereka yang sudah sampai pada Iradat [kehendak] Allah atau kebatinan tinggi, tentu akan mampu menjumpai dan melihat roh ini dengan penglihatannya. Dan wujudnya pula mirip diri sendiri, baik rupa maupun suara serta segala sesuatunya. Bagai berdiri di depan cermin.
Meskipun roh-roh yang lain juga demikian, tetapi kita dapat membezakannya dengan roh yang satu ini karena tampaknya lebih dominan. Secara lumrahnya roh idhafi berupa nur terang benderang dan rasanya sejuk tenteram (bukan dingin). Tentu saja kita dapat menjumpainya bila sudah mencapai tingkat “INSAN KAMIL”.
2. Roh Rabani
Roh yang dikuasai dan diperintah oleh roh Idhafi. Umumnya roh ini ada dalam cahaya kuning diam tak bergerak. Bila kita berhasil menjumpainya maka kita tak mempunyai kehendak apa-apa. Hatipun terasa tenteram. Tubuh tak merasakan apa-apa.
3. Roh Rohani
Roh inipun juga dikuasai oleh roh Idhafi. Karena adanya roh Rohani ini, maka manusia memiliki kehendak dua rupa. Kadang-kadang suka sesuatu, tetapi dilain waktu ia tak menyukainya. Roh ini mempengaruhi perbuatan baik dan perbuatan buruk. Roh inilah yang menepati pada 4 jenis nafsu, iaitu :
- Nafsu Luwamah (aluamah) [Adalah nafsu kepada berbuat baik, suka beramal tapi juga masuk tercampur dengan keinginan akan hal-hal yang tidak baik]
- Nafsu Amarah [Adalah nafsu kehewanan yaitu nafsu hendak makan, minum, tidur, syahwat, atau ingin segala-galanya.
- Nafsu Supiyah [Merupakan nafsu cinta terhadap masalah-masalah keduaniawian seperti kekayaan, kedudukan, dan kecantikan]
- Nafsu Mulamah (Mutma’inah). [Ialah nafsu yang telah merasakan kenikmatan dalam beribadah, zuhud, dan wara'.] [1]
Kalau manusia ditinggalkan oleh roh rohani ini, maka manusia itu tidak mempunyai nafsu lagi, sebab semua nafsu manusia itu roh rohani yang mengendalikannya.
Maka, kalau manusia sudah mampu mengendalikan roh rohani ini dengan baik, ia akan hidup dalam kemuliaan. Roh rohani ini sifatnya selalu mengikuti penglihatan yang melihat. Di mana pandangan kita ditempatkan atau ditujukan, di situlah roh rohani tertumpu. Sebelum kita dapat menjumpainya, terlebih dulu kita akan melihat bermacam-macam cahaya bagai kunang-kunang. Setelah cahaya-cahaya ini menghilang, barulah muncul roh rohani itu.
4. Roh Nurani
Roh ini di bawah pengaruh roh-roh lain termasuk roh Idhafi. Roh Nurani ini mempunyai pembawa sifat terang. Karena adanya roh ini, ia menjadikan manusia yang bersangkutan jadi terang hatinya. Kalau Roh Nurani meninggalkan tubuh maka orang tersebut hatinya menjadi gelap dan fikirannya berkecamuk.
Roh Nurani ini hanya menguasai nafsu Mutma’inah saja. Maka bila manusia ditunggui Roh Nurani, maka nafsu Mutma’inahnya akan menonjol dan kadang kala mengalahkan nafsu-nafsu lainnya. Hati orang itu jadi tenteram, perilakunya pun baik dan terpuji. Air mukanya bercahaya, tidak banyak bicara, tidak ragu-ragu dalam menghadapi segala sesuatu, tidak nerungut bila ditimpa kesusahan. Suka, sedih, bahagia dan menderita dipandang sama sahaja sebagai kehendak dan kurniaan Allah SWT.
5. Roh Kudus (Roh Suci)
Roh yang ini di bawah kekuasaan Roh Idhafi sepenuhnya. Roh ini mempengaruhi orang yang bersangkutan mahu memberi pertolongan kepada sesama manusia, mempengaruhi rasa ingin berbuat kebajikan dan mempengaruhi rasa enak bila berbuat ibadah sesuai dengan kepercayaan ajaran atau agama yang dianutinya.
6. Roh Rahmani
Roh ini dalam kebanyakan waktu di bawah kekuasaan roh Idhafi dan kadang kala boleh dipengaruhi roh yang lain. Roh ini juga disebut Roh Pemurah. Ini Karena ia diambil dari kata ”Rahman” sifat Allah SWT yang ertinya Maha Pemurah. Roh ini mempengaruhi manusia bersifat sosial serta suka memberi dan berkongsi.
7. Roh Jasmani
Roh yang di bawah kekuasaan Roh Idhafi sepenuhnya. Roh ini menguasai dan mengawal seluruh darah dan urat saraf manusia. Dengan adanya roh jasmani ini, maka manusia dapat merasakan adanya rasa sakit, lesu, lelah, segar dan lain-lainnya.
Bila Roh ini keluar dari tubuh, maka walau tubuh ditusuk dengan jarum pun tubuh masih tidak terasa sakit. Kalau kita berhasil menjumpainya, maka wujudnya akan sama dengan kita. Cahayanya berwarna merah.
Roh jasmani ini menguasai nafsu amarah dan nafsu hewani. Nafsu hewani ini memiliki sifat dan kegemaran seperti binatang (animal instinct), misalnya: gemar bermalas-malasan, suka bersetubuh, mahu menang sendiri, sukakan harta, kuasa pangkat, harta dan lain-lain seumpamanya.
8. Roh Nabati
Ia ialah roh yang mengendalikan semua perkembangan dan tumbesaran badan. Roh ini juga di bawah kekuasaan Roh Idhafi.
9. Roh Rewani
Ia adalah roh yang menjaga sifat hidup raga atau jasad kita. Bila Roh Rewani keluar dari tubuh maka orang yang bersangkutan akan tidur. Bila masuk ke tubuh orang akan terjaga. Bila orang tidur bermimpi dengan arwah seseorang, maka roh rewani dari orang bermimpi itulah yang menjumpainya. Jadi mimpi itu hasil kerja roh rewani yang juga mengendalikan otak manusia. Roh Rewani ini juga di bawah kekuasaan Roh Idhafi. Jadi kepergian Roh Rewani dan kehadirannya kembali adalah diatur oleh Roh Idhafi. Demikian juga roh-roh lainnya dalam tubuh, sangat dekat hubungannya dengan Roh Idhafi.
Allahu’alam… semoga bermanfaat diketahui dan direnungkan hikmah kejadiannya.
Ditulis di Pemandian Kasiah Bundo
Saiful Guci, 13 Oktober 2024
===============
Catatan kaki oleh admin:
[1] Selengkapnya untuk No. 1,2, & 4 silahkan lihat DISINI untuk No.3 DISINI