Gambar: https://www.facebook.com |
Jika dirujuk dari buku berjudul Filsafat dan Silsilah Aliran-Aliran Silat Minangkabau karangan Mid Djamal (1986), maka dapat diketahui bahwa para pendiri dari Silek (Silat) di Minangkabau adalah Sebagai berikut:
(1) Datuak Suri Dirajo diperkirakan berdiri pada tahun 1119[1] Masehi di daerah Pariangan, Padang panjang, Luhak Tanah Data.
(2) Kambiang Utan (diperkirakan berasal dari Kamboja).
(3) Harimau Campo (diperkirakan berasal dari daerah Champa).[2]
(4) Kuciang Siam (diperkirakan datang dari Siam atau Thailand).[3]
(5) Anjiang Mualim (diperkirakan datang dari Persia).
Pada masa Datuak Suri Dirajo, silek Minangkabau pertama kali diramu dan tentu saja gerakan-gerakan beladiri dari pengawal yang empat orang tersebut turut mewarnai silek itu sendiri (menurut: Djamal, Mid. "Filsafat dan Silsilah Aliran-Aliran Silat Minangkabau". Penerbit CV. Tropic - Bukittinggi.1986).
Nama-nama pengembang silat tersebut memang seperti nama hewan, namun itu adalah gelar saja mereka adalah manusia, bukan hewan menurut persangkaan beberapa orang yang sering mempelesetkannya. Asal muasal Kambiang Hutan dan Anjiang Mualim memang sampai sekarang membutuhkan kajian lebih dalam dari mana sebenarnya mereka berasal karena nama mereka tidak menunjukkan tempat secara khas. Mengingat hubungan perdagangan yang berumur ratusan sampai ribuan tahun antara pesisir pantai barat kawasan Minangkabau (Tiku, Pariaman, Air Bangis, Bandar Sepuluh dan Kerajaan Indrapura) dengan Gujarat (India), Persia (Iran dan sekitarnya), Hadhramaut (Yaman), Mesir, Campa (Vietnam sekarang) dan bahkan sampai ke Madagaskar pada masa lalu, bukan tidak mungkin silat Minangkabau memiliki pengaruh dari beladiri yang mereka miliki.
Sementara itu, dari pantai timur Sumatra melalui sungai dari daerah sekarang bernama Provinsi Riau Daratan yang memiliki hulu ke wilayah Sumatra Barat, maka hubungan bela diri Minangkabau dengan bela diri dari Cina, Siam [Thailand] dan Champa bisa terjadi karena jalur perdagangan, agama, ekonomi, dan politik.[4]
Bela diri adalah produk budaya yang terus berkembang berdasarkan kebutuhan pada masa itu. Perpaduan dan pembauran antar bela diri sangat mungkin terjadi. Bagaimana perpaduan ini terjadi membutuhkan kajian lebih jauh. Awal dari penelitian itu bisa saja diawali dari hubungan genetik antara masyarakat di Minangkabau dengan bangsa-bangsa yang disebutkan di atas. Jadi boleh dikatakan bahwa silat di Minangkabau adalah kombinasi dari ilmu bela diri lokal, ditambah dengan bela diri yang datang dari luar kawasan Alam Melayu.
Langkah silat Minangkabau sederhana saja, namun dibalik langkah sederhana itu, terkandung kecerdasan yang tinggi dari para penggagas ratusan tahun yang lampau. Para pesilat telah membuat langkah itu sedemikian rupa sehingga silek menjadi plastis untuk dikembangkan menjadi lebih rumit.
Guru-guru silek atau pandeka yang lihai adalah orang yang benar-benar paham rahasia dari langkah silat yang sederhana itu, sehingga para guru bisa mengolahnya menjadi bentuk-bentuk gerakan silat sampai tidak terhingga jumlahnya. Kiat yang demikian tergambar di dalam pepatah"
jiko dibalun sagadang bijo labu,
jiko dikambang saleba alam
(jika disimpulkan hanya sebesar biji labu, jika diuraikan akan menjadi selebar alam).
Sifat perantau dari masyarakat Minangkabau telah membuat silek Minangkabau sekarang tersebar ke mana-mana di seluruh dunia. Pada masa dahulunya, para perantau ini memiliki bekal bela diri yang cukup dan ke mana pun pergi, juga sering membuka sasaran silat (perguruan silat) di daerah rantau dan mengajarkan penduduk setempat bela diri.
Para perantau biasanya lebur dengan penduduk sekitar karena ada pepatah di Minangkabau yang mengharuskan mereka berbaur dengan masyarakat di manapun tinggal. Bunyi pepatah itu adalah:
dima bumi dipijak
di situ langik dijunjuang,
dima rantiang dipatah
di situ aia disauak
(Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung, di mana rantiang dipatah di situ air ditimba).
Pepatah ini mengharuskan perantau Minang untuk menghargai budaya lokal [tempat ia berada] dan membuka peluang silat Minangkabau di perantauan mengalami modifikasi akibat pengaruh dari beladiri masyarakat setempat dan terbentuklah genre atau aliran baru yang bisa dikatakan khas untuk daerah tersebut.
Silek Minangkabau juga menyebar karena diajarkan kepada pendatang yang dahulunya berdiam di Ranah Minang. Jadi dapat dikatakan bahwa silek itu menyebar ke luar wilayah Minangkabau karena sifat perantau dari masyarakat Minangkabau itu sendiri dan karena diajarkan kepada pendatang.
Silek yang menyebar ke daerah rantau (luar kawasan Minangkabau) ada yang masih mempertahankan format aslinya ada yang telah menyatu dengan aliran silat lain di kawasan Alam Melayu. Beberapa perguruan silat menyatukan unsur-unsur silat di Alam Melayu dan Silek Minang masuk ke dalam jenis silat yang memengaruhi gerakan silat mereka. Beberapa contoh yang dapat diberikan adalah:
šSilek 21 (Dua Puluh Satu) Hari atau dikenal juga dengan nama Silek Pusako Minang: Silat ini berkembang di wilayah perbatasan antara Pasaman dan Provinsi Riau sekarang. Silat ini masih jarang diungkapkan di dalam kajian Silek Minangkabau jadi keterangan tentang silat ini masih terbatas dan dalam penelitian. Silat ini lebih menekankan aspek spiritual dan berasal dari kalangan pengamal tarekat di Minangkabau. Saat ini masih ada keturunan Pagaruyung Minangkabau yang mengajarkan silat ini di beberapa kawasan di Provinsi Riau, seperti di Rokan Hulu (Kuntu Darussalam), Mandau Duri, Rokan Hilir, dan Perawang. Silat ini tergolong jenis yang ditakuti di daerah tersebut dan juga berkembang sampai ke Malaysia.
šSilat Sabandar dari Tanah Sunda dikembangkan oleh perantau Minangkabau yang bernama Mohammad Kosim di Kampung Sabandar, Jawa Barat. Silek ini disegani di Tanah Sunda. Seiring dengan perkembangan dan pembauran dengan tradisi silat di Tanah Sunda, silat ini telah mengalami variasi sehingga bentuknya menjadi khas untuk daerah tersebut.
Silat Pangian di Kuantan Singgigi, Provinsi Riau, terdiri dari Silek Pangian Jantan dan Silek Pangian Batino. Silek Pangian ini asalnya dari daerah Pangian, Lintau, Kabupaten Tanah Datar Sumatra Barat. Silek ini adalah silek yang legendaris dan disegani dari wilayah Kuantan. Di Kuantan tentu saja silek ini telah mengalami perkembangan dan menjadi ciri khas dari tradisi wilayah tersebut. Awalnya pendiri dari silek ini adalah petinggi dari kerajaan Minangkabau yang pergi ke daerah Kuantan.
šSilek Minangkabau menyebar ke daerah Deli (sekitar Medan) di Pesisir Timur Provinsi Sumatra Utara akibat migrasi penduduk Minangkabau pada masa lalu. Saat sekarang tradisi silat itu masih ada.
šPerguruan Silat Setia Hati, adalah perguruan besar dari Tanah Jawa. Pada masa dahulunya, pendiri dari perguruan ini, Ki Ngabei Ageng Soerodiwirdjo banyak belajar dari silek Minangkabau di samping belajar dari berbagai aliran dari silat di Tanah Sunda, Betawi, Aceh, dan kawasan lain di Nusantara. Silek Minangkabau telah menjadi unsur penting dalam jurus-jurus Perguruan Setia Hati. Setidaknya hampir semua aliran silek penting di Minangkabau telah dia pelajari selama di Sumatra Barat pada tahun 1894-1898. Dia adalah tokoh yang menghargai sumber keilmuannya, sehingga dia memberi nama setiap jurus yang diajarkannya dengan sumber asal gerakan itu. Dia memiliki watak pendekar yang mulia dan menghargai guru.
šSilat Perisai Diri, yang didirikan oleh RM Soebandiman Dirdjoatmodjo atau dikenal dengan Pak Dirdjo, memiliki beberapa unsur Minangkabau di dalam gerakannya. Silat Perisai Diri memiliki karakter silat tersendiri yang merupakan hasil kreativitas gemilang dari pendirinya. Perisai Diri termasuk perguruan silat terbesar di Indonesia dengan cabang di berbagai negara.
šSatria Muda Indonesia, yang pada awalnya berasal dari Perguruan Silat Baringan Sakti yang mengajarkan silek Minangkabau, kemudian berkembang dengan menarik berbagai aliran silat di Indonesia ke dalam perguruannya.
šSilat Baginda di Sulawesi Utara adalah silat yang berasal dari pengawal Tuanku Iman Bonjol yang bernama Bagindo Tan Labiah (Tan Lobe) yang dibuang ke Manado pada tahun 1840. Tan Labiah meninggal dunia pada tahun 1888.
PENYEBARAN SILAT MINANGKABAU DI LUAR NEGERI:
➡️Singapura: Posisi Singapura atau dahulu disebut Tumasik yang strategis membuat wilayah ini dikunjungi oleh berbagai bangsa semenjak dahulu kala. Silek Minangkabau telah menyebar ke sana pada tahun 1160 dengan ditandainya gelombang migrasi bangsa Melayu dari Minangkabau.
➡️Malaysia: Penyebaran Silek Minangkabau di Negeri Malaysia terjadi terutama akibat migrasi penduduk Minangkabau ke Malaka pada abad ke 16 dan juga karena adanya koloni Minangkabau di Negeri Sembilan. Silek Pangian, Sitaralak, Silek Luncur juga berkembang di negeri jiran ini. Silat Cekak, salah satu perguruan silat terbesar di Malaysia juga memiliki unsur-unsur aliran silek Minangkabau, seperti silek Luncua, Sitaralak, kuncian Kumango dan Lintau di dalam materi pelajarannya. Posisi Malaysia yang rawan dari serangan berbagai bangsa terutama bangsa Thai membuat mereka perlu merancang sistem beladiri efektif yang merupakan gabungan antara beladiri Aceh dan Minangkabau. Beberapa perguruan silat menggunakan nama Minang atau Minangkabau di dalam nama perguruannya.
➡️Filipina: Penyebaran Islam ke Mindanao, yang dilakukan oleh Raja Baginda, keturunan Minangkabau dari Kepulauan Sulu pada tahun 1390. Penyebaran ini mungkin akan mengakibatkan penyebaran budaya Minangkabau, termasuk silat ke wilayah Mindanao. Bukti-buktinya masih perlu dikaji lebih dalam.
➡️Brunei Darussalam: Penyebaran Silek ke Brunei seiring dengan perjalanan bangsawan dan penduduk Minangkabau ke Negeri Brunei. Seperti yang sudah dijelaskan pada awal tulisan ini, bahwa silek adalah bagian dari budaya Minangkabau, oleh sebab itu mereka yang pergi merantau akan membawa ilmu beladiri ini ke mana pun, termasuk ke Brunei Darussalam. Kajian hubungan silek Minangkabau dan Brunei masih dibutuhkan, namun yang pasti, para pemuka kerajaan Brunei memiliki pertalian ranji dengan raja-raja di Minangkabau. Ada dugaan bahwa Awang Alak Betatar, pendiri kerajaan Brunei (1363-1402) yang gagah berani berasal dari Minangkabau karena gelar-gelar dari saudara-saudara dia mirip dengan gelar-gelar dari Minangkabau, namun catatan tertulis diketahui bahwa migrasi masyarakat Minangkabau berawal dari pemerintahan Sultan Nasruddin Sultan Brunei ke-15) tahun 1690-1710 yang ditandai dengan tokoh yang bernama Dato Godam (Datuk Godam) atau Raja Umar dari keturunan Bandaro Tanjung Sungayang, Pagaruyung.
➡️Austria: Perguruan sileknya bernama PMG=Sentak, dikembangkan oleh Pandeka Mihar.
➡️Spanyol: Perguruan sileknya bernama Harimau Minangkabau, dikembangkan oleh Guru Hanafi di kota Basque.
➡️Belanda:
-Silek Tuo dikembangkan oleh Doeby Usman,
-Satria Muda, dikembangkan oleh Cherry dan Nick Smith pada 1971. Mereka adalah murid dari dari Guru W. Thomson.
-Paulu Sembilan, Silat dari Pauh Sembilan Kota Padang.
➡️Hongkong: Perguruannya bernama Black Triangle Silat dikembangkan Pendekar Scott McQuaid. Pendekar Scott adalah termasuk dalam jalur waris dari guru Hanafi, sama dengan Guru de-Bordes di Ghana.
➡️Amerika Serikat:
-Bapak Waleed adalah salah satu tokoh yang mengembangkan silek Minangkabau di USA.
-Baringin Sakti yang dikembangkan oleh Guru Eric Kruk.
➡️Prancis: Perguruannya bernama Saudara Kaum dikembangkan oleh Haji Syofyan Nadar. Perguruan ini juga memiliki guru mengajarkan silat dari Tanah Sunda seperti Maenpo Cianjur (Sabandar, Cikalong dan Cikaret) dan Silat Garis Paksi.
➡️Ghana, Afrika: Perguruannya bernama Harimau Minangkabau dikembangkan oleh Guru de-Bordes yang belajar ke Guru Hanafi dengan permainan silat harimau.
--------------------
Ditulis ulang:
Kirman Dt. Marajo & B. Paskand Okamara.
---------------------
Bersumberkan berbagai referensi dan rujukan:
http://www.padang.go.id
https://ms.wikipedia.org/wiki/Minangkabau
http://www.silatperisaidiri.com
http://www.pandeka.com
https://www.youtube.com/watch?v=eiIM5CVfIk8&feature=related
http://antalhaq.blogspot.com/20…/…/silat-terlak-nata_25.html
http://www.satriamuda.nl/
https://www.youtube.com/watch…
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Silat_Minangkabau
-------------------
Catatan Kaki:
[1] Perkiraan tahun yang dibuat beberapa orang penulis Minang ataupun para ahli terkait babakan sejarah Minangkabau masih diragukan karena merupakan analisis sefihak, campur aduk, ataupun cocok logi dengan Tambo ataupun curaian sejarah terkait Minangkabau
[2] Campo merupakan pelafadzan untuk Campa yang merupakan salah satu wilayah Melayu di Indo Cina. Pada masa sekarang, sebagian besar wilayahnya berada dalam negara Vietnam. Harimau Campo menjadi binatang kebesaran atau perlambang bagi Luhak Agam
[3] Kuciang Siam atau Kucing Siam menjadi perlambang bagi Luhak Limo Puluah Koto
[4] Ini merupakan hipotesisi dari si penulis, masih dapat diperdebatkan lebih lanjut.
-----------------------
Foto: Gerakan silat minangkabau, wiki commons (cc)
______________________
Disalin dari kiriman facebook Barito Minang
Pada 17 Mei 2020