SELAMATKAN SITUS MAKAM ULAMA DAN PARA RAJA KESULTANAN ACEH
Ketua Peusaba Aceh Mawardi Usman mengingatkan kembali agar seluruh masyarakat Aceh dan para pemimpinnya jangan sampai lalai dalam melindungi warisan sejarah dan peninggalan Aceh di masa lalu.
“Jangan terlalu mengejar duniawi namun melupakan negeri akhirat kelak" kata Ketua Peusaba.
“Namun peradaban peradaban Kesultanan Aceh itu sekarang dilenyapkan, sengaja ditimbun dengan berbagai macam dalih,“ katanya, “sama seperti yang dilakukan Belanda dulu tahun 1874 ketika menguasai Istana kesultanan Aceh Darussalam.”
Dikatakan oleh Peusaba bahwa penimbunan makam dan penghancuran makam para raja, ulama dan umara kesultanan serta istana dan mesjid tempat shalat oleh Belanda, memang dengan niat untuk memusnahkan sejarah Aceh.
Bahwa dalam catatan sejarah, kolonial Belanda telah mengunjungi perpustakaan Baiturrahim. Tindakan itu sejarah boleh dikatakan sebagai pemusnahan secara besar-besaran. Bukan itu saja, bahkan seluruh makam Para Raja, ulama dan umara diratakan dihancurkan atau ditimbun.
Setelah tsunami banyak makam era kesultanan Aceh Darussalam yang sebelumnya ditimbun di dalam tanah, muncul kembali dan ditegakkan kembali oleh masyarakat Aceh yang mencintai negeri.
Meski begitu, pemusnahan situs-situs makam para Raja, era Ulama dan Umara Kesultanan Aceh Darussalam terus berlanjut, termasuk dengan penimbunan yang terjadi belakangan ini.
Peusaba juga mengingatkan bahwa dulu Kekhalifahan Islam pernah demikian kuat di Andalusia Spanyol, bahkan ada dua kekhalifahan dunia saat itu yakni: Bani Abbasiyah di Baghdad dan Bani Ummayah di Cordoba Andalusia Spanyol.
Namun ketika Umat islam mulai meninggalkan ajaran Islam akhirnya Raja Kastilia dll dapat menaklukkan Qordoba dan menjadikan Masjid Qordoba yang demikian Indah, menjadi Gereja. Sedangkan umat yang bertahan di Granada.
Itupun kemudian hancur karena para pemimpin Granada saat itu sudah sangat lemah dengan adanya konflik internal dan korupsi yang merajalela - sehingga Kerajaan Kastilia dan Aragorn yang sudah bersatu berhasil mengusir umat Islam dari Andalusia yang memang sudah jatuh moralnya.
Ketika Portugis menginjakkan kakinya di Malaka pada tahun 1511, dan menaklukkan kerajaan Malaka dalam perang dahsyat, setelah menguasai Istana, tentara Portugis juga menghancurkan makam Raja-raja dan ulama Malaka dan mendirikan benteng diatasnya.
Hanya kesultanan Aceh Darussalam yang berhasil menghancurkan Portugis. So when Belanda menguasai Istana Aceh tahun 1874, maka menghancurkan makam Para Raja-raja, ulama dan umara Aceh sebagai balas dendam atas kebencian mereka kepada Kesultanan Aceh yang merupakan lawan tangguh Imperialisme barat.
As Mesjid Hagia Sophia di Istambul Turki yang dijadikan museum oleh kaum imperialis, namun akhirnya kembali berfungsi sebagai mesjid baru-baru ini. Maka Hagia Sophia yang berhasil dimenangkan oleh Turki, insya Allah Aceh juga memenangkan peninggalan nenek moyang kesultanan Aceh Darussalam.