AKHIRNYA MAKAM PANGERAN SYAHABUDIN DI TEMUKAN DI PADANG SUMATERA BARAT
DYMM Sultan Haji Khairul Saleh A-Mu'Tashim Billah Merajut Zuriat Di Nagari Padang, Sumatera Barat.
Gunung Pangilun yang terletak di Nagari Padang, Sumatera Barat ternyata juga menyimpan sejarah kesultanan Banjar karena di puncak gunung Pangilun tersebut Pangeran Syahabuddin di makamkan. Pangeran Syahabuddin anak dari Pangeran Hasir/Hashim (saudara kepada DYMM Sultan Adam Al-Watsiqu Billah) jadi beliau adalah keponakan DYMM Sultan Adam al-Watsiqu Billah, beliau seorang bangsawan Kesultanan Banjar dan juga seorang yang alim, serta pejuang anti penjajah dimasa penjajahan Belanda.
Mufti Besar Tuan Guru Besar Haji Djazoely Seman atau dipanggil dengan sebutan Abah Anang sebelum meninggal beberapa kali menyampaikan kepada DYMM Sultan Haji Khairul Saleh agar menziarahi makam Pangeran Syahabudin di Padang.
Cicit dari Pangeran Syahabuddin yaitu Prof. DR. Fihr Syahabuddin, Guru Besar di Universitas Ultrech Belanda, Ahli dalam Study Keislaman Timur Tengah dan Pernah jadi Penasehat Pemerintah Belanda, mengatakan kepada keluarga bahwa Pangeran Syahabuddin di makamkan di atas Gunung Pangilun.
berdasarkan informasi dari masyarakat bahwa memang ada makam yang ukurannya cukup panjang satu buah dan ada pohon Pulai yang besar dan tinggi.
Pada puncak dengan vegetasi berhutan dan kelerengan cukup terjal, dimana salah satu anggota tim (Bpk Boyke Wahyu) kelelahan dan sempat muntah, sehingga diambil keputusan beliau tidak diperkenankan untuk melanjutkan.
Ahirnya dengan perjuangan yang cukup berat tim sampai juga di puncak pada jam 11.36 WIB yang cukup datar dan luas serta rindang, disana ada makam dengan ukuran lebih kurang 3 (tiga) meter dan ditandai dengan batu (Kepala dan kaki). Masing-masing setelah sampai di makam, kami semua tawajjuh dan berdoa serta meyakini bahwa makam ini adalah yang kami cari yaitu Makam Pangeran Syahabuddin sebagaimana yang disampaikan oleh cicit beliau Prof. DR Fihr Shahabuddin. Serta didukung mayoritas para kaum adat yang keluarganya bermakam di gunung Pangilun tersebut tidak ada yang meng-claim sebagai makam kaum mereka.
makam Pangeran Syahabuddin tersebut tidak ditumbuhi oleh semak belukar maupun rerumputan, padahal diluar area sekitar makam tersebut dan jalan kami menembus semak belukar berduri yg lebat.