Tampilkan postingan dengan label surau. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label surau. Tampilkan semua postingan

TEGAKNYA SURAU KAMI

Gambar: sumbarsatu.com

 Oleh: Bahren Nurdin
(Mahasiswa Western Sydney University, Australia)



Berdirinya Surau Sydney Australia (SSA) merupakan sebuah tonggak bersejarah bagi komunitas orang Minang yang tinggal di luar negeri, khususnya di kota Sydney. Surau ini bukan hanya sekadar bangunan fisik, tetapi juga menjadi simbol kebersamaan, keberagaman, dan identitas bagi orang Minang dan komunitas Muslim di wilayah ini.

Surau Sydney kemudian hadir sebagai wadah untuk menyatukan orang-orang Minang yang merindukan kampung halaman dan ingin mempertahankan warisan adat dan agama mereka. Kehadiran surau ini mencerminkan betapa kuatnya ikatan kebersamaan dan semangat menjaga akar budaya, terutama ketika mereka berada di tanah yang jauh dari tanah leluhur.

Di bawah kepemimpinan Bapak Novri Latif dan dukungan penuh dari semua pengurus, ikatan keluarga Minang Saiyo, dan Niniak Mamak, Surau Sydney mengalami perkembangan yang inovatif dan mengambil langkah maju dengan pemanfaatan teknologi informasi cerdas, SMART SURAU. Hal ini tidak hanya memperkuat organisasi dan persaudaraan di antara anggota komunitas, tetapi juga membuka transparansi dalam hal keuangan dan memberikan contoh sikap tulus untuk mencari ridha Allah.

Mengenal Asal Mula Kata Santri

 

Pesantren Pandenglang - Indonesia memiliki ciri khas dalam menghadirkan dakwah dan pendidikan Islam. Lembaga pesantren merupakan contohnya. Penamaan dengan kata pesantren cenderung diterima luas di Jawa.

Adapun di Sumatra, lembaga yang sama bernama surau[1] atau meunasah (Aceh). Di ranah Melayu luar Indonesia, umpamanya Malaysia atau Kamboja, istilah pondok lebih akrab dijumpai. Sementara itu, masyarakat Filipina dan Singapura memakai istilah madrasah.

Pondok dari kata funduq yang dalam bahasa Arab berarti ‘asrama.’ Sementara itu, kata pesantren memiliki akar kata santri. Para ahli memiliki pendapat yang beragam tentang asal mula kata ini.

Perihal Kanak-kanak Perempuan



[caption id="" align="aligncenter" width="400"] Gambar: https://sunnahedu.wordpress.com*[/caption]

Diluar waktu mengaji, dari pukul 9 pagi sampai 6 sanjo, ia menolong ibunya tentang pekerjaan rumah tangga, seperti membeli ini, itu ka pasar, atau kalau sepertinya ia orang miskin, maka ibunya menyuruh akan dia pergi menjual kue-kue, akan penambah (penyisik-nyisik) belanja ayahnya; lagi uang belanja ka surau atau uang iyuran, sekepeng siang, sekepeng malam, pembeli minyak dan sebagainya (dari laba kue yang dijualnya itu). Malam hari ia tidur di surau atau di rumah Rubiah itu; kadang-kadang kalau rumah orang tuanya dekat, pulang ia ka rumah orang tuanya. Pagi-pagi pukul 5 ia bangun, terus berlari ka surau, akan mendapati sembahyang subuh bersama-sama gurunya dan kawan-kawannya; pagi itu dari pukul 6 sampai 8 ia belajar mengaji Kur’an; pada malam ia belajar sakutika dari hal ilmu sambayang, berzikir menurut lagu perempuan Arab.


[Koleksi Naskah, Perpustakaan Universitas Leiden, schoolschriften, MS.OR. 5828/VRSC 675), 18r.



Kehidupan masa dahulu sangat berlainan dengan masa sekarang, sangat jauh perbedaannya. Terutama sekali keadaan peri kehidupan kaum perempuan yang selama ini dipandang telah terlalu banyak diabaikan. Tahukah tuan bagaimana peri kehidupan kanak-kanak perempuan pada masa dahulu?

Pasa Banto sebelum 1941

[caption id="" align="aligncenter" width="587"] Picture: Tropen Museum[/caption]

Repronegatief. Markt (pasar) te Bukittinggi, West-Sumatra. Before 1941.


On this picture we can see the Padati (caravan) parking place, maybe in Pasa Banto. We can see the roof of the Pasa Bawah loods. And there was Nyiak Djambek Mosque. We think that this picture taken from Kampuang Bawah Pasa in the  hillside.


_____________________________


Pada gambar ini dapat kita lihat tempat parkir Pedati yang kemungkinan ialah Pasa Banto sekarang. Kita dapat melihat atap dari lood Pasa Bawah. Dan disana dapat kita lihat pula Surau Nyiak Djambek. Kami rasa gambar ini diambil dari Kampuang Bawah Pasa yang terletak di lereng bukit.

Syech Muhammad Djamil Djambek

[caption id="" align="aligncenter" width="295"] Picture: Abdi Rasul[/caption]

Syech Muhammad Djamil Djambek was one of reformator ulama in Minangkabau. He came from Kampuang Tangah Sawah in Bukit Tinggi. He son is Colonel Dahlan Djambek who lead Rebellion against Communist and Soekarno at the 1958-1961. That colonel died killed by Communist.

Syech Djambek (usually called by people) is Mohammad Hatta teacher when he study at Surau. He one of three Ulama Leader from Youth Movement in Islamic Theology.
___________________


Syech Muhammad Djamil Djambek ialah salah seorang ulama pembaharu di Minangkabau. Beliau tinggal di Kampung Tangah Sawah di Bukit Tinggi. Salah seorang anaknya bernama Kolonel Dahlan Djambek yang memimpin Pemberontakan melawan Komunis dan Soekarno dalam masa 1958-1961. Kolonel kita ini syahid dibunuh oleh Komunis (OPR).