Pesantren Pandenglang - Indonesia memiliki ciri khas dalam menghadirkan dakwah dan pendidikan Islam. Lembaga pesantren merupakan contohnya. Penamaan dengan kata pesantren cenderung diterima luas di Jawa.
Adapun di Sumatra, lembaga yang sama bernama surau[1] atau meunasah (Aceh). Di ranah Melayu luar Indonesia, umpamanya Malaysia atau Kamboja, istilah pondok lebih akrab dijumpai. Sementara itu, masyarakat Filipina dan Singapura memakai istilah madrasah.
Pondok dari kata funduq yang dalam bahasa Arab berarti ‘asrama.’ Sementara itu, kata pesantren memiliki akar kata santri. Para ahli memiliki pendapat yang beragam tentang asal mula kata ini.
Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ” santri” mempunyai beberapa pengertian, di antaranya, pertama, orang yang mendalami agama Islam, kedua orang yang beribadat dengan sungguh-sungguh (orang yang saleh), ketiga, orang yang mendalami pengajiannya dalam agama Islam dengan berguru ketempat yang jauh seperti pesantren dan lainnya.
Kata Santri berasal dari Hindu?
Kata santri berasal dari ajaran Hindu. Dalam pandangan Soegarda Poerbakawatja menyebutkan prosesi yang diterpa terhadap santri disebut “pesantren”, tradisi pesantren itu bukanlah berasal dari sistem pendidikan Islam di jazirah Arab,[2] melainkan asalnya dari agama Hindu dengan melihat seluruh sistem pendidikannya bersifat agama, guru tidak mendapat gaji, penghormatan yang besar terhadap guru.
Beliau juga menyebutkan letak tempat tersebut jauh dari keramaian atau di luar kota, indikator ini dijadikan sebagai alasan untuk membuktikan bahwa asal-usul pesantren dari Hindu. Argumen ini didukung dan dikemukakan juga oleh Van Bruinessen.
Santri juga diyakini berasal dari kata ‘Cantrik’ (bahasa Sansekerta atau Jawa), mempunyai pengertian orang yang selalu mengikuti guru.
Santri Bahasa Tamil
Prof. Dr. Zamakhsyari Dhafier mengutip pendapat Prof. Johns menyebutkan kata “santri” berasal dari bahasa Tamil dengan pengertiannya “guru mengaji”. Di samping itu ada juga pakar bernama C.C.Berg yang menilai kata santri berasal dari kata India ‘shastri’ yang berarti “orang yang memiliki pengetahuan tentang kitab suci”.
Seorang pakar bernama Cliford Geertz mendukung pendapat C.C.Berg tentang asal kata “santri”, C. Geertz menduga, bahwa pengertian santri mungkin berasal dan bahasa Sansekerta ‘shastri’, yang berarti ilmuwan yang pandai menulis.
Pesantren Lembaga Pendidikan Tertua di Indonesia
Di Indonesia, khususnya Jawa, dalam masa transisi memudarnya pengaruh Hindu-Buddha sekaligus menyebarnya dakwah Islam, para kiai antara lain Wali Songo mengislamkan sistem lembaga pendidikan warisan dua agama tersebut. Kemudian, mereka mengembangkan sistem yang lebih islami yakni pesantren seperti yang kita kenal sampai sekarang.
pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua di Nusantara. Sejumlah sejarawan menyebut eksistensi pesantren terlebih dahulu hadir sebelum kedatangan bangsa Eropa di Nusantara pada abad ke-16.
Istilah pesantren merujuk pada tempat belajar bagi kaum intelektual Muslim yang dinamakan santri. Mereka mewarisi dan memelihara keberlanjutan tradisi keilmuan Islam sehingga sampai kepada dakwah Rasulullah SAW.
Mereka pada umumnya mempelajari ragam keilmuan, mulai dari tata bahasa Arab, nahwu dan sharaf, tafsir dan membaca Alquran (qiraat), tauhid, fiqih empat mazhab, khususnya Imam Syafii, akhlak, mantiq, sejarah, hingga tasawuf. Selain itu, aksara Jawi, yakni huruf Arab dengan bahasa Melayu, kian memantapkan signifikansi pesantren sebagai pusat transfer ilmu yang menjaga corak khas Nusantara di tengah-tengah dunia Islam.
Dalam corak pendidikan pesantren, setidaknya ada beberapa ciri khas, antara lain, hubungan yang akrab antara kiai atau pendiri pesantren itu dan para santri. Kemudian, kehidupan yang sederhana atau mendekati zuhud, kemandirian, gotong royong, pemberlakuan aturan agama secara ketat, serta kehadirannya di tengah masyarakat sebagai pemberi solusi dan mengayomi, alih-alih eksklusif dan berjarak. Selain itu, teknik pengajaran juga terbilang unik.
Adanya sistem halaqah serta hafalan atas teks-teks dasar keilmuan agama, merupakan beberapa contoh. Ada lima unsur dasar dalam setiap pesantren, yakni asrama, masjid, para santri, pengajaran kitab-kitab kuning, serta figur sentral kiai. Ketokohan kiai itulah yang membuat sebuah pesantren menjadi ikon daerah tempatnya berada.
(dn.com/adam)
===============
Catatan Kaki oleh Admin:
[1] Di Minangkabau tidak dikenal istilah Pondok Pesantren dan santri, sistem pendidikan yang dikenal ialah surau yang dimiliki dan dikepalai oleh seorang Syekh. Pada surau ini datang murid-murid untuk mengaji belajar agama dan tinggal disana. Karena tidak semua murid berasal dari kampung atau bertempat tinggal di dekat surau sang Syekh. Selain itu, di Minangkabau memang memiliki tradisi tidur di surau bagi laki-laki yang telah balig. Ketika terjadi reformasi Kamum Muda, surau-surau milik Kaum Muda mulai mengadopsi sistem pendidikan klasikal, dimana pendidikan mulai dialihkan ke kelas-kelas yang dibangun di dekat surau. Serta kemudian dibuatkan asrama untuk para murid-murid yang mengaji. Apabila kita melihat nama-nama lembaga pendidikan Islam pada masa lalu, tidak pernah menyematkan kada Pondok Pesantren pada lembaganya melainkan school atau perguruan. Seperti Diniyah School, Perguruan Diniyah Puteri, Perguruan Thawalib, dan lain sebagainya. Namun semenjak PRRI usai dan orang Minang ditaklukan secara mental, maka mulailah berbagai simbol-simbol dari Pulau Seberang diadopsi termasuk salah satunya ialah Pondok Pesantren.
[2] Di Negeri Arab, masjid menjadi lembaga pendidikan dan proses belajar mengajar dilakukan di dalam masjid. Persis sama dengan sistem Pendidikan Surau di Minangkabau sebelum beralih ke sistem Klasikal. Demikian pula cikal-bakal universitas dalam Alam (Dunia) Islam berasal dari masjid yang dilengkapi dengan perpustakaan. Salah satunya ialah Universitas Al Azhar yang berawal dari pendidikan di masjid. Kemudian dimasa Pemerintahan Sulthan Nurudin Zanky dengan Wazir Utamanya Nizam Muluk, dibentuk lembaga pendidikan baru yang bernama Madrasah yang kemudian banyak diwarisi pada berbagai negeri-negeri Islam. Kata Meunasah di Aceh kemungkinan berasal dari Madrasah.
baca juga:
Benarkah Pesantren Lahir dari Tradisi Hindu - Iqra.id