Disalin dari kiriman FB Sutan bandaro Sati
Di Minangkabau jaman dulu sebelum Islam tidak ada istilah 'pawang hujan'. Yang ada adalah 'TUKANG AMBUIH AWAN'..., bukan 'pawang hujan'. 'Ambuih' artinya 'tiup', 'meniup dengan mulut'.
Disalin dari kiriman FB Sutan bandaro Sati
Di Minangkabau jaman dulu sebelum Islam tidak ada istilah 'pawang hujan'. Yang ada adalah 'TUKANG AMBUIH AWAN'..., bukan 'pawang hujan'. 'Ambuih' artinya 'tiup', 'meniup dengan mulut'.
![]() |
ILustrasi Foto: minangkabaunews |
“Pada suatu saat kalau kamu akan mengajarkan silat kepada orang lain nan sabinjek jan diagiahkan.”
![]() |
Ilustration Picture: pinterest |
![]() |
Gambar Ilustrasi: https://www.laduni.id |
Kata ahli sejarah, sejarah itu tak melulu berkisah perihal orang-orang besar, para pemimpin negeri, panglima perang, ataupun kemenangan dan kekalahan. Melainkan sejarah itu juga mengisahkan kehidupan orang-orang kecil yang selama ini dipandang tak memberikan dampak pada jalannya sejarah suatu negeri. Sebut saja para pegawai, kuli dan pesuruh, para perempuan biasa yang kerjanya hanya di rumah, dapur, dan mengasuh anak, para petani yang setiap hari hilir-mudik ke sawah dan ladang mereka, dan bermacam ragam lainnya.
Sejarah juga berbicara perihal gaya hidup orang pada masa dahulu, seperti apa makanan yang mereka makan, seperti apapula gaya mereka berpakaian, apa kendaraan yang mereka pakai pada masa dahulu, serupa apa cara mereka menjalin perhubungan (komunikasi), serupa apa pula bahasa yang mereka pakai, dan lain sebagainya.
ULUN JANDI: Hubungan Pendatang–Pribumi di Suku Karo Mengamati Peristiwa-peristiwa Struktural Yang Ditelan Manipulasi dan Spekulasi Sejarah...