●KENAPA ORANG MINANG ADA MENGAKU MELAYU DAN ADA TAK MENGAKU MELAYU ?●
FB Bagindo Syam Minangkabawi - Orang non minang Banyak yang bingung tentang orang-orang Minangkabau, yang sebanarnya Melayu atau tidak? karna orang Minangkabau sendiri ada yang mengakui Minang itu adalah Melayu, dan ada yang menolak Minang itu bukan Melayu. Karena dua alsan itu sebenarnya sama dalam satu percakapan. tapi bisa juga tidak sama dalam percakapan yang lain. Ini yang sering bikin keracuan dan salah menafsirkan bagi orang non berdarah Minang,[1] karena mereka bingung. Orang Minang mengaku Melayu tapi kadang tak mau akui sebagai Melayu. saya yakin orang non Minang banyak yang bingung, karena yang inbox sayapun ada yang bertanya
"MINANG ITU ANEH,, KADANG MELAYU KADANG NGGAK GIMANA NARASI ANDA NI??"
Jika dilihat dalam tatanan adat istiadat Minangkabau, Adat Minangkabau mempunyai salah satu sukunya bernama Malayu, dan Suku Malayu ini merupakan salah satu dari suku-suku yang ada di Minangkabau. Dan Malayu adalah suku para raja balahan Pagaruyung yang baradatkan Minangkabau. Minangkabau mengakui yang memakai Adat Melayu secara Patrilinial itu adalah Jambi yang falsafahnya juga memakai ajaran Dt. Ketemenggungan.[2] Akan tetapi jika dilihat catatan, setelah dicetus konsep ras Melayu oleh 'Johann Friedrich Blumenbach' yang hidup tahun 1752 dan meninggal 1840, seorang dokter sekaligus antropolog asal Jerman. Blumenbach menggolongkan ras Melayu ke dalam rumpun bangsa yg berkulit sawo matang, Melayu adalah istilah luwes yang dipakai pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 untuk menyifatkan rumpun suku-bangsa Austronesia. Dan jelas ethnis Minang[3] pun di kategorikan rumpun bangsa autronesia, jadi di sebutlah Ras Melayu. Setelah ini dicetuskan, Minang dan Melayu asli Jambi mulai kehilangan identitas, karena sebelumnya Melayu dan Minang itu hanya dikenal sebagai ajaran adat, Adat Melayu jambi dan Adat Minangkabau. Padahal, Teori lima ras yang dikemukakan Blumenbach sudah disanggah banyak antropolog, mengingat tingginya keruwetan klasifikasi ras. Konsep "ras Melayu" berbeda dari suku-bangsa Melayu yang terkonsentrasi di Semenanjung Malaka, Sumatra, dan Kalimantan, tapi teori ini semakin populer sejak abad 20 di nusantara pasca berdirinya Federasi Malaysia dan Republik Indonesia
Setelah pecahnya Sumatra Tengah, puak Minangkabau dan Melayu Jambipun kena imbasnya. Identitas Melayu dan Minangkabau dalam artian adat istiadat tak di kedepankan lagi, yang jelas jika berkulit sawo matang adalah Melayu.
Itulah alasan kenapa orang minang ada yg mengatakan saya Melayu karena bangsa austronesia, dan saya Bukan Melayu karna ia memakai Adat Minangkabau.[4]
Jadi jika ada orang Minang mengatakan "aku bukan Melayu", dan " aku adalah Melayu Minang"[5] kedua alasan itu sama benarnya.
Tapi bagaimanapun, tampa di sadari, semenjak di sebutkan rumpun austronesia sebagai Melayu, menggserkan sejarah kebesaran Minangkabau di rantau timur, juga menggeser kebesaran Alam Melayu di Sepucuk Jambi Sembilan Lurah, yang dianggap Melayu itu ialah Riau Daratan, ethnis Minang dianggap Melayu Pedalaman, tak peduli apakah memakai Adat Melayu atau Minangkabau.
Akibatnya??, konsep ini juga mendukung untuk melenyapkan identitas adat istiadat, ethnis [puak] yang Berbahasa Minang dan memakai Adat Minangkabau di luar Sumbar mulai menyebut diri mereka bukan memakai Adat Minangkabau, tetapi memakai Adat Melayu dan Melayu Murni dari Jambi[6] di lupakan dan di kesampingkan..
Kekuatan orang Minang untuk mengatakan orang di luar sumbar yang memakai Adat Minangkabau juga dilemahkan... mereka akan bilang " JANGAN MENGADA ADA.. INI ADAT ORANG MELAYU DARATAN, SEDANGKAN MINANGKABAU JUGA MELAYU KOK, MELAYU PEDALAMAN"
Kalau mengikuti konsep 5 Ras, mereka betul juga, tapi yang tahu sejarah adat istiadat Minangakabau akan menyanggah.
Karna Melayu itu sekarang di pandang menurut Ras Austronesia,, bukan lagi tentang adat istiadat Melayu.[7]
=================
Catatan Kaki oleh Admin:
[1] Tidak ada istilah 'berdarah Minang' dalam literatur adat di Minangkabau tidak dikenal istilah demikian. Minangkabau tidak mengacu kepada darah karena cara orang Melayu (termasuk Minangkabau) mendefenisikan dirinya berlainan dengan bangsa lain. Selama ia beragama Islam, beradat Minang, dan memiliki suku serta mamak (bagi yang tidak; Mengisi Adat) maka itulah ia Minangkabau. Tapi kalau hanya bermodal ibu Minangkabau sedangkan akhlaknya jauh dari Islam dan Adat atau bahkan Murtad, maka ia bukanlah Minangkabau. Selengkapnya silahkan baca DISINI
[2] Adat Temenggung atau Katumangguangan atau Adat Dt. Katumangguangan adalah adat yang dipakai oleh sebagian besar puak Melayu. Sedangkan Adat Parpatiah hanya dipakai oleh Pagaruyuang, Negeri Sembilan, dan beberapa negeri Melayu lainnya.
[3] Istilah 'Etnis' hanya dipakai dimasa Indonesia, sebelumnya orang Minangkabau tidak mengenal dan menggunakan istilah ini. Orang Minangkabau menggunakan istilah 'Bangsa Minang' atau ada jua 'Bangsa Melayu'
[4] Tidak semua orang Minang faham perihal Ras Astronesia, orang Minang ada yang mengaku dan tidak mengaku Melayu karena beberapa sebab:
a) Ketiadaan 'Warih Nan Dijawek' yakni pewarisan nilai (adat dan sejarah) dari generasi tua ke muda
b) Di Indonesia, Melayu dijadikan etnis bukan 'bangsa' dan diidentikan dengan Adat Riau dan Semenanjung. Sehingga apabila tak pandai cakap macam Upin Ipin dan Tak Pandai Menari Zapin maka bukan Melayu
c) Cara orang Melayu dan Minangkabau memandang diri mereka, bangsa Melayu tidak merujuk kepada garis darah atau keturunan melainkan kesamaan ajaran dan keyakinan. Cara Bangsa Melayu mengidentifikasi diri ialah: Melayu itu ialah, Semua Orang Islam Beradat Resam Melayu. Namun pada masa sekarang perspektif yang dipakai ialah perspektif Barat sehingga jati diri Melayu semakin hilang. Dan diperparah anak Melayu jahil bin dungu bercakap perihal Darah Melayu, Keturah, dan lain sebagainya.
d) Orang di Puak Minangkabau tidak biasa menyematkan kata Melayu di depan kata Minangkabau, sehingga bagi yang tak faham segera menyangka Minang bukan Melayu. Berlainan dengan puak-puak Melayu lainnya.
[5] Lihat Catatan kaki No.4.d
[6] Kami baru mendengar istilah Melayu Murni, hal ini sebelumnya tidak dijumpai dalam literatur Bangsa Melayu. Melayu itu Plural, tiap puak berbeda-beda, jadi tidak bisa diklaim kalau salah satu puak lebih Melayu atau murni Melayu atau Melayu Murni karena hal tersebut sama dengan merendahkan puak lain. Inti dari Melayu itu sendiri ialah keberagaman, Melayu tidak mengenal penyeragaman dan Sentralisasi seperti di Jawa. Kami rasa istilah 'Melayu Murni' merupakan istilah pribadi dari si penulis.
[7] Inilah akibatnya jika kita menggunakan perspektif Orang Asing / Orang Luar / Barat dalam mempelajari dan memahami adat sejarah negeri kita. Sama dengan menilai Syari'at Islam dari sudut pandang HAM. Baca lagi: Hakikat Melayu
==============
Baca juga:
- Hakikat Melayu
- Minangkabau ialah Puak Melayu
- Minangkabau itu adalah Melayu Tua
- Istilah Melayu dalam Kronologi Sejarah
- Kapan Istilah Ras Melayu Dicetuskan
- Apa itu Melayu
- Alam Melayu/ Jazirah Melayu
- Adat Temenggung & Adat Parpatih di Alam Melayu