Pict: Sultan in Indonesia |
FB Ayyik - Misteri Lamaddusalat leluhur Yang Di Pertuan Muda di Tanah Melayu.
Berawal dari Silsilah di Tanah Melayu, La Tendriupik beranakkan Randreng ri Taluk Tendreng beranakkan La Maddusalat, syahdan Raja La Maddusalat inilah awal Raja-raja Bugis yang mula-mula masuk agama Islam.
(La Maddusalat = La Maddusila to Sengngeng)
To Pasaungi di turunkan sebagai Arung Matowa Wajo, tapi dua tahun kemudian berpisah. Setelah tiga tahun La Pakallongi To Ali bertengkar dengan saudaranya La Maddusila To Sengngeng, keputusan akhir La Maddusila To Sengngeng harus meninggalkan Wajo dan harta miliknya di rampas.
Ketika La Mappaenre To Allengngeng dan To Melle (mungkin Ranreng Tuwa dan Arung Bettempola) menanyakan ke Karaeng Matoaya Raja Tallo, apakah anak La Maddusila To Senggeng juga harus menanggung akibatnya, Karaeng Matoaya memutuskan bahwa mereka harus bebas, karena mereka tidak seperti ayahnya.
Mereka di izinkan menyimpan harta tetapi mereka kehilangan warisan. La Mappaenre To Allengngeng memberi tahu bahwa saudara perempuannya (We Tenri Bali Da Tenro) menikah dengan La Maddusila To Sengngeng dan memiliki satu anak.
Putusan segera di laksanakan, La Maddusila To Senggeng mula-mula pergi ke Peneki sebulan kemudian pergi ke Luwu. Dua tahun setelah La Pakallongi To Ali di gulingkan, La Maddusila To Senggeng kembali lagi, dia bertengkar dengan para pangeran Wajo khususnya dengan La Sekati To Palettei Arung Bettempola.
(Setelah berpisah dengan La Gau, Da Selle/Da Senrima/Khatijah menikah dengan Raja Bone La Maddaremmeng sekitar tahun 1630 putra mereka adalah La PakokoE Ayah dari Raja Bone La Patau, Lamaddusila To Senggeng menikah juga dengan We Linrojaji To Kessi, Karaeng Matowaya wafat tahun 1636).
Baca Juga: Kontroversi Arung Palaka
__________________________________
Tambahan di kolom komentar:
Putra Hanif Al-Bugisi
Raja Bugis yang mula-mula memeluk islam ialah moyang kepada La Maddusilat iaitu Pati Arase Daeng Parabung Petta Matinroe Patimang (raja Luwu ke 15 >> 1603), melahirkan Pati Passaung petta matinroe malangke Candi Abdullah (raja Luwu ke 16 ) melahirkan idameng petta matinro RI Bima , melahirkan La Maddusilat petta matinroe ri polka ke 19.
Paman la Maddusilat ialah Labaso Langi petta matinroe ri Gowa (raja Luwu ke 17 melahirkan Satia Raja petta matinroe tompo Tikka ( Raja Luwu ke 18 & 20 ) beristerikan ido Puang toyeng…
Ahmad Yuseng
Putra Hanif Al-Bugisi PatiArase Daeng Parabbung (Datu Luwu)beristrikan Karaeng Balla Bugisi (saudari I Mangngaranngi Daeng Marabbiya Raja Gowa ke 14) melahirkan PatiPasaung(Datu Luwu)...ke Opu Daeng 5 bersaudara.
Sultan Mahmud@La Patiarase Daeng Parabbung Ibn Al-Marhum Datu Balubu Raja (Datu) Luwu’ ke 15, ( 1587-1615).
Sultan Mahmud Ibn Al-Marhum Datu Balubu. (Raja Pertama yang masuk Islam di Kerajaan Luwu’ atau Kesultanan Luwu’ di Sulawesi Selatan Indonesia).
Ayyik
"Syahdan Lamadusalat inilah awal Raja-Raja Bugis yang mula-mula masuk Islam"
Siapa la Maddusila yang mula-mula masuk Islam??
Islam di kerajaan-kerajaan Bugis di sebarkan oleh kerajaan Gowa mulai tahun 1605 SD 1611, artinya La Maddusila yang dimaksud adalah Lamadusalat yang hidup diperiode awal Islam di kerajaan-kerajaan Bugis.
Kemudian istilah Randreng jelas adanya di Wajo. Penyebaran Islam di tanah Bugis sejaman dengan Karaeng Matowaya raja Tallo yang wafat tahun 1636. Siapa Lamadusalat yang sejaman dengan Karaeng Matowaya Raja Tallo?
Ayyik
SUMBER KRONIK WADJO
Awal pengislaman di Wajo | La Pakallongi Toali Arung Matowa Wajo tahun 1620 dan tahun 1626.
Awal mula pengislaman di Wajo masuk di era Toali sebagai Arung Matowa Wajo tahun 1620 dan tahun 1626. Lamaddusila toSengngeng saudara dari La Pakallongi ToAli inilah yang dimaksud dalam Tuhfat al Nafis...."syahdan lamaddusalat inilah awal raja-raja Bugis yang mula-mula masuk Islam."
ShahrulNizam Shuhaimi
Ayyik apakah La Maddusila yang tuan maksudkan merupakan seorang raja seperti yang tercatat di dalam Tuhfat Al Nafis?
Ayyik
ShahrulNizam Shuhaimi Yap...beliau pewaris raja setelah saudaranya La Pakallongi To Ali yang menjabat 2 kali sebagai Arung Matowa Wajo, beliau bertengkar dengan AMW karena periode ke dua diangkat oleh Karaeng Matowaya, inilah awal dari pertengkaran La Maddusila di Wajo karena merasa beliau memiliki peluang menjadi Arung Matowa Wajo. Keputusan adat beliau harus meninggalkan Wajo.
ShahrulNizam Shuhaimi
Ayyik
Ayyik bukankah pengislaman di wajo itu bermula dari zaman Sheikh Jamadil Qubra?
Ayyik
ShahrulNizam Shuhaimi kerajaan mana (kronik) di Sulawesi Selatan yang mencatat penyebaran Islam Shaik Jamadil Qubra??
ShahrulNizam Shuhaimi
Ayyik makamnya di wadjo apakah makam palsu?
Ayyik
ShahrulNizam Shuhaimi makam bisa saja benar adanya, persoalannya kerajaan tetangga tidak mencatat penyebaran Islam Shaik Jumadil Kubra. Kerajaan Gowalah yang merubah nama-nama raja2-rajaBugis menjadi nama-nama Islam.
MUSLIM NURYADIN
ShahrulNizam Shuhaimi tabe, keislaman di Wajo terkait Syeik Jumadil Qubra mustahil untuk di catatat dalam catatan kerajaan pada saat itu karena persoalan adat kerajaan yang hanya meyakini dewata sewwae adalah Tuhan Allah ( Aliran tauhid) sehingga penyebarannya sembunyi2-sembunyi Hingga kisruh politik perluasan wilayah kekuasaan akhirnya Islam mulai muncul di kerajaan. Tapi dari kronik dan lagu-lagu dulu banyak bercerita tentang syeik dan penyebaran Islam di Tosora Wajo
MUSLIM NURYADIN tabe....
Siapa Arung Matowa Wajo (penguasa dan bangsawan Wajo) yang di Islamkan oleh Syekh Jumadil Qubra, tahun berapa???
MUSLIM NURYADIN
Ayyik sampai saat ini belum ada titik terang tapi masih sementara di kaji ketersambungan nazab YM Syeik Qubra mencari nama Bugis beliau atau gelar lainnya. Terlebih kepada bangunan masjid tua Tosora Wajo dan bekas Minanga (pelabuahan internasional di zaman itu) yang sudah diteliti oleh tim arkeolog Unhas dan sudah mendapati napak tilas.
MUSLIM NURYADIN Kota Tosora berdiri kurang lebih tahun 1600an, dibangun oleh Arung Matowa Wajo La Tenri Lai sejaman dengan Sultan Hasanuddin Raja Gowa, disinilah berdiri benteng Tosora.
MUSLIM NURYADIN
Ayyik iyye betul, tapi jauh sebelum Tosora terbentuk dan menjadi Ibu kota Kerajaan Wajo, Kerajaan Cinnongtabi sudah ada dan menjadi cikal bakal kerajaan Wajo dsinilah diperkirakan YM Syeik Qubra mengmbil peran dengan mempersunting putri Raja (belum diketahui siapa) di kaitkan dengan umur masjid tua tersebut.
MUSLIM NURYADIN
Ayyik iyye betul, yang jadi persoaln karena nazab butuh kehati-hatian dalam meretas takutnya di salahgunakan. Tapi dari nyanyian-nyanyian kuno bisa dipresiksi kalau beliau punya anak keturunan yang jadi Qadi ke 1 di Keraajan Wajo, dsinilah mulai tercatat dicatatan kerajaan termasuk yang kita bilang keterkaitannya dengan Kerajaan Gowa
MUSLIM NURYADIN
Ayyik tidak ada yang tercatat, yang ada hanya sebuah nyanyian dan galigo serta tutur masyarakat setempat
MUSLIM NURYADIN baik...mengapa mesjid yang dibangun oleh syek Jumadil Qubra hancur, bukankan jika Islam berkembang pesat di Cinnongtabi (Tosora) akan terpelihara dan dipelihara oleh masyarakat yang beliau Islamkan secara massal.
ShahrulNizam Shuhaimi
Ayyik Owh ya pak..Ukiran pusaka itu bukti 5 opu dari Kedatuan Luwu..pusaka itu tidak tercatat dalam mana-mana catatan sejarah 5 opu..Ukiran itu hanya boleh dipakai oleh Pajung Luwu..
ShahrulNizam Shuhaimi apakah ukuran tersebut tercatat dalam berita Tuhfat al Nafis???
ShahrulNizam Shuhaimi
Ayyik tidak ada...di dalam Tuhfat Al Nafis tiada perkabaran tentang Pusaka Luwu..yang ada cuma Bone(Tajung Lada)..
ShahrulNizam Shuhaimi
Ayyik Pusaka itu bukti La Maddusila Kakek 5 Opu itu Pajung Luwu 19..