Oleh : Sjamsir Sjarif
Foto: Akbar Pitopang
Bulan Desember 1960, saya melintasi gunung Sago, hampir ke dekat ke puncaknya. Long March ini dilakukan dengan segala susah payah dari Ampalu Halaban menuju ke lereng Utara Gunung Merapi.
Semua kanagarian di lereng gunung Sago dan gunung Merapi telah dipagar dengan bambu atau kayu kayu.
Semua kanagarian di lereng gunung Sago dan gunung Merapi telah dipagar dengan bambu atau kayu kayu.
Lubang lubang perlindungan tentara Pusat dibangun jauh ke puncak puncak bukit. Pos pos penjagaan atau benteng pertahanan ini dijaga siang dan malam
oleh tentara bersama sama dengan OPR yang dibentuk guna memerangi PRRI.
Anggota OPR umumnya berasal dari anggota PKI atau preman preman kota. Semuanya daerah-daerah bahaya itu harus dihindari dan kebanyakannya perjalanan berat ini harus pula dilakukan di malam hari. Perjalanan, long march, yang tak terlupakan. Namun setelah 6 hari merintis hutan, membuat jalan setapak sendiri melintasi Gunung Sago dan kami sampai selamat di lereng utara gunung Merapi, jauh di atas menyeberangi Lurah Jabua yang terkenal di atas Nagari Candung.
Jauh di atas ketinggian di lereng Gunung Merapi kami bermukim sembunyi di Lakuak Pisang selama 6 bulan lebih sampai pada suatu hari di awal Juli 1961 kami kembali ke Bukittinggi. Alhamdulillah badan ini telah terhindar dari bencana mati, serangan
tiba-tiba tak terduga, padahal waktu adalah masa perundingan untuk
kembali ke kota, seminggu sebelum Perang Saudara (1958-61) diakhiri.
____________________________
Disalin dari: http://prri.nagari.or.id/sago.php