Oleh: H. si Am Dt. Soda
Kodak si Am tahun 1955, 3 tahun sebelum PRRI.
Tiga orang warga sipil
Si Am, Saribanun dan Amril
Merasa perlu untuk tampil
Mengisahkan peristiwa di ujung bedil
Ujung bedil milik tentara
Membuat hidup jadi sengsara
Ketika terjadi Perang Saudara
Nagari Andoleh menjadi bara
Cerita disampaikan kepada penulis
Dibuat syair kalimat puitis
Kalau ragu tolong ditapis
Supaya hilang fitnah iblis
Ampun dan maaf kepada Pangulu
Bila kalimat ada yang rancu
Atau catatan mungkin keliru
Karena peristiwa lama berlalu
Kepada pemuda dan pemudi
Ambil hikmah syair ini
Saat hidup di era globalisasi
Agar tak hilang jati diri
Saribanun suku Sumpadang
Orang Andoleh kecamatan Sungayang
Ingin berkisah peristiwa perang
Bukan cerita dikarang karang
29 Mei lima sembilan
Hari Sabtu di akhir pekan
Pukul sembilan pada jam tangan
Akibat perang tak mungkin dilupakan
Insyaallah Banun tidak keliru
Peristiwa terjadi di hari Sabtu
Diiringi tangis anak dan ibu
200 rumah menjadi abu
Saat terjadi perang saudara
Rejim Soekarno mengirim tentara
Memakai perlengkapan beragam senjata
Termasuk serangan pesawat udara
Ini peristiwa kenangan pahit
Bagi Andoleh Baruah Bukit
Nagari dibakar bom langit
Orang berlari menjerit-jerit
Menurut ingatan orang tua tua
Karena takdir dari yang Kuasa
Setelah nagari menjadi rata
Hanya empat rumah tersisa
Saksi hidup yang masih ada
Sjamsir Sjarif lengkapnya nama
Kini bermukim di benua Amerika
Di Santa Cruz state California
Walau tidak memanggul senapang
Sjamsir Sjarif ikut berjuang
Sebagai kurir juru penerang
Ke banyak nagari Sjamsir datang
Memberi penerangan kepada rakyat
Agar tak gentar melawan Pusat
Karena Soekarno telah sesat
Harus diperangi sampai lumat
Ketika Sjamsir kembali dari Lintau
Hatinya sedih sangat risau
Sebagai kenangan di masa lampau
Sjamsir menulis dari rantau
Hati agak badampong-dampong manurun dari Puncak Pato ka Andaleh Baruah Bukik, nagari tu tingga asok-asok jo abu rumah tabaka sajo lai.
Rumah Gadang nan Ambo tumpangi lalok wakatu ka pai ka Selatan sabalunnyo pun indak ado bakehnyo lai karano dibom api dari kapatabang Pusek.
Di sinan iyo titiak aia mato mancaliak dan maagak-i kama lah Rang Kampuang ka pai ijok?
Kalau ijok sajo lai tampek untuak pulang, tapi kini rumah-rumah untuak pulang tu alah habih jadi abu....Hati cemas tatkala turun dari Puncak Pato menuju Andaleh Baruah Bukik, nagari itu tinggal asap dan abu saja lagi.
Rumah Gadang yang saya tumpangi tidur ketika pergi ke Selatan sebelumnyapun tidak ada lagi bekasnya karena dibom api oleh kapal terbang Pusat.
Ketika itulah menetes air mata memikirkan ke mana orang kampung akan pergi lagi. Kalau ijok (bersembunyi ke hutan) saja ada tempat pulang, tapi kini rumah rumah untuk pulang itu telah habis jadi abu....14-8-2009
Santa Cruz, California
Sjamsir Sjarif
Walau tiada bukti kodak
Sebelum pesawat melepas tembak
Api menyala tak bisa jinak
Karena pilot menumpahkan minyak
Ketika udara panas menyengat
Temperatur lebih 30 derajat
Api menjalar sangat cepat
Tiada pencegahan bisa dibuat
Karena rumah musnah terbakar
Hidup sehari-hari jadi sukar
Tidur di tanah beralas tikar
Disertai derita menahan lapar
Kalau kebakaran terjadi di kota
Api dipadamkan oleh PBK
Musibah dikampung timbulkan sengsara
Tiada bantuan bisa diminta
Semua harta menjadi abu
Hidup serupa di rimba kubu
Kain tersisa selembar baju
Tiada pemerintah datang membantu
Andoleh Br. Bukik dibumihanguskan
Habis semua harta kekayaan
Termasuk pula bahan makanan
Hanya baju tinggal di badan
________________________
1. gacik = anjing
2. tobek = kolam ikan
_________________________________________
Disalin dari: http://prri.nagari.or.id/andalas.php