Kisah anak nagari Sitalang yang berjuang membela PRRI
Dikarang oleh: H. Bustanuddin, Abraham Ilyas, Noor Indones St. Sati
Diedit html oleh: H. si Am Dt. Soda
Diedit html oleh: H. si Am Dt. Soda
Disalin dari: http://prri.nagari.or.id/sitalang.php
Akibat kalah bertempur
Sesudah PRRI kalah bertempur
Adat Minang menjadi mundur
Pangulu diam disuruh tidur
Dilarang bicara, jangan mengatur
Ibarat pasukan tentara APRI
Saat mengalahkan pejuang PRRI
Begitulah kota merusak nagari
Mamak kehilangan harga diri
Orang kota ada yang serakah
Kini datang membuat masalah
Bukit dan gunung semua dirambah
Pohon dihutan ditebang rebah
Kerusakan lingkungan telah terjadi
Air di sungai menyusut sekali
Masalah besar untuk nagari
Perlu dianalisa dengan diskusi
Bukti nyata berbentuk fakta
Lubuak Karambie sepohon Kelapa
Kini dangkal tinggal sehasta
Karena kerusakan di hulu rimba
Lubuk Tabiang di tepi jalan
Dahulu di situ bujang berlompatan
Terjun ke sungai bersama teman
Telah kering seperti daratan
Waktu hujan terlambat datang
Batang Bawan di nagari Sitalang
Sangat menyusut hampir kerontang
Akibat pohon banyak ditebang
Ketika cukong beserta konco
Merusak hutan dengan sembrono
Penduduk kampung menanggung resiko
Terjadi banjir disertai galodo
Konconya mungkin di Lubuk Basung
Anak parewa cerdik tanggung
Tidak malu, tiada canggung
Melupakan dunsanak orang sekampung
Dua ribu tujuh, galodo besar
Sawah tertimbun sepuluh hektar
Oleh kerikil dan batu besar
Kini tanah jadi terlantar
Waktu banjir 2007
Seperti manusia sedang mengeluh
Jawi yang hanyut melenguh lenguh
Ternak mati berpuluh puluh
Niniak Mamak sangat risau
Ketika hutan dibabat sinsau
Walau diprotes sampai parau
Dikalahkan amplop berisi ang pau
Sudah menjadi rahasia umum
Ang pau dibagi kepada oknum
Untuk menyogok penegak hukum
Aturan dilanggar dengan senyum
Ketika menjarah hutan ulayat
Orang kota mengatur siasat
Si Buyung diberi mainan yang nikmat
Sehingga lupa nasib kerabat
Mainan yang nikmat bermacam macam
Dari dangdut sampai Handycam
Termasuk pula kehidupan malam
Industri pariwisata ada di dalam
Setelah kayu hilang di bukit
Kehidupan nagari menjadi sulit
Masyarakat dibujuk sedikit sedikit
Turis kan datang membawa duit
Industri pariwisata mendirikan hotel
Sering maksiat ikut menempel
Ada peragaan para Model
Mata terbelalak sampai pegel
________________________________________
H. Bustanuddin St. Kayo, 0813 1163 9317
________________________________________
Disalin dari: http://prri.nagari.or.id/sitalang.php