“Soetan Aboe Bakar gelar Soetan Pangeran, mantan demang Fort de Kock, meninggal tgl 25 Juni 1935 dalam usia 75 thn. [Berita kematian ini dipasang oleh] Poetri Siti Anjer, atas nama kaoem famili serta anak-anak, berlamat di Belakang Olo No. 26 – Padang.” (a)
“Pedagang ternama di Pasar Gadang, Zainoen gelar Bagindo Soetan Soempoer, meninggal tanggal 3 jalan 4 Juli 1935 kira2 pukul 9 malam dalam usia kira2 50 tahun.
Anggota keluarga: Oemi (iboe); Saini gl. Bagindo Batoeah (adik); Djamaliah (adik); Bahar Moenaf dengan adik2 (kemenakan); A.M. Datoek Sinaro (Ipar)
Di pihak anak2: Iljas (anak); Anwar dengan iboe dan saudara2 (anak); Boejoeng Ketek (anak); Maimoenah (anak); Zoeraidah dengan Iboe (anak).” (b)
Dua berita tentang kematian dalam Sinar Sumatra, masing-masing edisi Senin 1 Juli 1935 (a) dan edisi Djoemahat 12 Juli 1935 (b). Berita kematian pertama memberitakan berpulangnya Soetan Aboe Bakar gelar Soetan Pangeran, mantan Demang Fort de Kock (sekarang: Bukittinggi). Beliau meninggal dalam usia 75 tahun pada tanggal 25 Juni 1935. Berarti beliau lahir pada tahun 1860. Maklumat lebih jauh tentang riwayat hidup dan karir Demang ini masih ditelusuri.
Berita kedua mengumumkan meninggalnya Zainoen gelar Bagindo Soetan Soempoer, seorang pedagang besar di Pasar Gadang, Padang. Iklan kematian itu mencatatkan pula nama-nama sanak keluarga almarhum dari pihak istri, keluarga matrilineal sendiri, dan ipar beliau. Zainoen meninggal dalam usia 50 tahun. Berarti, beliau lahir pada tahun 1885. Belum ditemukan catatan lain tentang pedagang ternama Pasar Gadang ini. Di kalangan pengusaha kita di masa lampau, memang jarang sekali yang memiliki kesadaran untuk menuliskan riwayat hidupnya. Dalam hal ini Muhammad Saleh Dt. Urang Kayo Basa, saudagar besar dari Pariaman (lihat: https://niadilova.wordpress.com/2011/03/14/minang-saisuak-41-moehammad-saleh-datoek-orang-kaja-besar-saudagar-besar-pariaman/) merupakan pengecualian. Beliau menulis sebuah memoir yang menarik tentang diri, keluarga dan bisnisnya, yang sangat bermanfaat untuk ilmu pengetahuan. Sekarang memoir itu sedang dalam proses penerbitan kembali dalam konteks sejarah keluarga dan keturunan beliau atas suntingan dan rekonstruksi Prof. Dr. Mestika Zed, Gurus Besar Universitas Negeri Padang. Sambil menunggu buku itu, kita simpan pula catatan ini, yang diharapkan bermanfaat bagi sejarawan dan pembaca pada umumnya.
Suryadi – Leiden University, Belanda / Padang Ekspres, Minggu, 12 Februari 2017
_______________________
Disalin dari: https://niadilova.wordpress.com