![]() |
Foto Ilustrasi: CNN Indonesia |
Disalin dari kiriman FB Armen Cotto
![]() |
Foto Ilustrasi: CNN Indonesia |
Disalin dari kiriman FB Armen Cotto
Ilustrasi Gambar: Pena Pejuang
tulisan karya Keith E. Johnson[1]
terjemah oleh Dipa Nugraha dan terbit pertama kali di: http://dipanugraha.org/2014/01/12/hipotesis-pluralistik-john-hick-dan-problematika-klaim-kebenaran-yang-saling-bertentangan/ pada tanggal 12 Januari 2014
______________________________
Tiga orang buta menyentuh seekor gajah. Orang buta yang pertama sedang memegang kaki gajah. Dia berkata, “gajah itu ternyata besar mirip sebatang pohon”. Orang buta kedua tidak setuju. Sembari memegang belalai gajah ia menyanggah, “Tidak tepat, gajah itu serupa ular yang besar,”. Orang buta yang ketiga percaya bahwa kedua teman butanya telah salah menyimpulkan. “Seekor gajah itu mirip dengan sebuah tembok yang besar”, tandasnya. Orang buta yang ketiga ini sedang menyentuh samping tubuh gajah. Tiap orang yang buta ini sangat yakin bahwa dirinya benar sedangkan rekan lainnya yang buta telah salah menyimpulkan tanpa menyadari bahwa mereka semua sedang menyentuh gajah yang sama. Beberapa orang menggunakan parabel ini untuk menggambarkan agama-agama besar di muka bumi, tiap agama sebenarnya menyentuh ‘gajah’ yang sama tanpa menyadarinya.
Bagaimanakah cara kita melihat begitu banyaknya versi agama yang ada di muka bumi ini? Selama beberapa tahun pertanyaan ini telah mengganggu benak filosof John Hick. Waktu Hick masih kecil, ia diajak ke gereja tiap Minggu untuk mendengar khotbah yang menjemukan. Ketika Hick beranjak dewasa dan lalu mulai berkuliah, Hick mulai merasa ada panggilan jiwa untuk mencari kebenaran. Semasa tahun pertama di sekolah hukum, Hick menjalani sesuatu yang ia sebut sebagai ‘religious conversion’ ke agama Kristen. Hick menuliskan pengalaman ini sebagai, “Saya menjadi seorang Kristen Evangelis, dan malah model Kristen fundamentalis.”[5] Dia memutuskan masuk ke dalam kerahiban Kristen dan bergabung dengan the Church of England.
![]() |
Ilustrasi Gambar: Irtaqi.Net |
Orang munafik artinya orang yang secara lahiriyah mengaku Islam namun dalam hatinya membenci Islam dan ajaran Islam.
Dari Abdullah bin Umar radhiallahu'anhu, Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:
إن أخوفَ ما أخاف على أمّتي كلُّ منافقٍ عليمُ اللسانِ
"Yang paling aku takutkan terhadap umatku adalah setiap orang munafik yang pintar berbicara" (HR. Ahmad [1/22], dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah [1013]).
![]() |
Ilustrasi Gambar: Langgam ID |
Oleh Ibnu Aqil D. Ghani
Alhamdulillah, Akhirnya Mahkamah Agung (MA) memerintahkan pemerintah mencabut Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Dan bagi masyarakat Minangkabau kabar ini adalah kabar gembira.
Seperti yang dirilis Gelora.com, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Agama tentang Penggunaan Pakaian Seragam dan Atribut bagi Peserta Didik, Pendidik, dan Tenaga Kependidikan di Lingkungan Sekolah yang Diselenggarakan Pemda pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah telah dibatalkan oleh Mahkamah Agung RI.
![]() |
Sumber Gambar: https://www.facebook.com |
ULUN JANDI: Hubungan Pendatang–Pribumi di Suku Karo Mengamati Peristiwa-peristiwa Struktural Yang Ditelan Manipulasi dan Spekulasi Sejarah...