Horas masude tumaradu koum sisolkot
FB Suparhan Hasibuan - Kita sebagai warga Batak tidak boleh lepas dan melupakan sejarah.
Batak memiliki peradaban yg tinggi. Dan kerajaan-kerajaan sebelum datangnya Islam maupun Nasrani. Salah satu kerajaan kuat setelah era Kerajaan Aru Barumun adalah DINASTY SISINGA MANGARAJA (SSM) dengan paham ideologi PARMALIM. Saya terinpirasi dengan galian sejarah oleh saudara TANAH ALAS. Bahwa SSM memiliki para datu-datu di sekitarnya. Dan saya pun melacak ilmu-ilmu apa saja yang ada di era Parmalim.
Sewaktu di Jawa saya belajar ilmu Kejawen dan pernah melakukan ritual puasa mutih. Atau Pati Geni. Kejawen memiliki penaggalan Saka[1] yang 78 tahun berbeda dengan penaggalan mesehi. Tahun Saka dihitung dengan peredaran bulan dan memilki hari pasaran yaitu Kliwon, Legi, Paing, Pon, Wage. Dengan hari pasaran itu dikembangkan dengan adanya Primbon. Dan prediksi-prediksi. Orang Jawa tetap menjaganya hingga 3 presiden kita Sukarno, Suharto dan Jokowi penganut kejawen. Kita orang Batak di era Parmalim juga nemiliki penanggalan yang tidak kalah hebatnya namun sudah langka orang yang bisa memaparkannya. Menurut penggali sejarah dimulai di 450 tahun masehi. Saya akan mengungkapnya sebatas ilmu yang saya miliki. Dan saya memohon maaf bagi orang yang berilmu tinggi. Mari kita belajar bersama dan jangan saling menyalahkan.
Ilmu penaggalan Batak juga mengikuti peredaran bulan. Benda yang terdekat dan berpengaruh pada bumi adalah bulan. Penaggalan bulan lebih dulu dipelajari manusia dari pada penanggalan dengan matahari. Dan sudah dimulai sejak jaman Babilonia asal dari Nabi Ibrahim yang merupakan bapak segala bangsa.
Orang batak nemilki ilmu langka yg disebut HATIA, yang memiliki banyak cabang yang berguna untuk:
1. Mamakkal (utk melihat hari baik menanam/pertanian)
2. Mandasor bagas (memulai pembangunan rumah/peletakan batu pertama).
3. Parlakkaan (melihat hari baik misalnya utk pernikahan membuka usaha dll
4. Untuk perjodohan untuk pertemanan yang baik
5. Mangaligi ROTAK TANGAN. membaca garis-garis tangan .
6. Untuk mencari barang yang hilang. Atau orang yang tersesat.
7. Untuk pengobatan dan penyembuhan
8. Memberi nama yang baik dan memprediksi nasib anak sesuai saat kelahiran.
9. Manondung. Melihat kejadian jarak jauh
10. Mamagar.. untuk pertahanan diri. Membentengi diri.
Ilmu Hatia ini sudah di pelajari para pendahulu dan diwariskan turun temurun dan kadang di ajari para oppung terdahulu lewat mimpi dan petunjuk. Hingga seseorang bisa menjadi HALAK NAMAMBOTO /orang pintar.
Bumi dan bulan serta siang dan malam adalah ciptaan tuhan . Jelas bagaimana benda ada sipatnya. Dengan sipat itu akan menjadi kebiasaan jadi bahan untuk prediksi yang lebih mendekati kebenaran. Orang batak juga mengenal 5 hari pasaran; Pardomuan, Hakayoan, Parsarakan, Parmatean, dan Kebiasaan. Dan sehari ada juga dibagi 5 waktu. Mardomu, Samon, Sogot, Tarbakta, Host.. guling. Begitu juga malam . Dibagi lima waktu yg sama.
Bagi yang menguasai Ilmu Hatia dengan sempurna, dia akan menjadi orang sakti /pintar. Dan siapa saja boleh mempelajarinya. Jelas ada yang lebih berbakat. Tidak semua orang bisa menguasainya. Ilmu ini semakin lama semakin sedikit yang mampu menguasainya khususnya kita di Tanah Batak karna banyak dari kalangan yang merasa dirinya paling suci dan benar memvonis ini sesat, sirik, dan ahli neraka.[2]
Padahal HATIA tidak beda dengan Primbon Jawa. Menurut yang saya pelajari Hatia lebih akurat dari Primbon Jawa. Satu persatu akan saya terangkan di lain waktu sedetail-ditailnya sebatas ilmu yang saya miliki dari para guru-guru hususnya guru yang bernama JASULAPPE. Bagi siapa yang ingin membukukannnya saya tidak keberatan.
Setiap orang Batak boleh mempelajarinya dan sebagai bahan menggali sejarah.
Bersambung selamat berjumpa di lain waktu..
==================
Catatan kaki oleh admin:
[1] Penanggalan Saka berasal dari India dan kemudian diadopsi oleh orang Jawa
[2] Pada masa sekarang ada usaha untuk mengadu domba antara adat dengan Syari'at, terutama dimotori dari golongan SEPILIS. Hal ini sangat kentara di Pulau Jawa dan berusaha di bawa ke luar pulau itu oleh orang-orang yang sefaham dengan mereka. Dan seperti yang kita dapati banyak yang dungu dan mudah terbawa arus diantara kita mengamini pendapat mereka tersebut. Baik itu dari golongan yang kuat dengan adat maupun yang kuat dengan Syari'at. Pada hal apabila dipelajari dengan hati bersih antara adat dan syari'at terdapat kesesuaian. Hanya sahaja selama ini kita memandangnya dari sudut pandang yang salah, sudut pandang para SEPILIS.
==============
Baca juga:
Penanggalan dan Kalender Suku Batak